Madani & Manusiawi

Great People, Bandung, West Java, Indonesia.

Desa, Nelayan, Petani

leave a comment »

KADES WISATA, JAMBAN, BAN & DANA DESA. Senyum dan salam sejahtera..

Ungkapan ‘Masa depan ada di desa’, seperti membalikkan prediksi beberapa tahun sebelumnya : ‘Lebih separuh penduduk Indonesia tinggal di kota’. Ini gara2 Dana Desa yang sudah digelontorkan pemerintahan Jokowi sejak 4 tahun lalu senilai Rp 108 triliun untuk 74.957 desa. Niatnya memeratakan kesejahteraan rakyat hingga ke desa2, karena sebelumnya DAU yang ditransfer pemerintah pusat ke kabupaten tak sampai ( banyak ) menetes ke desa.

Karena rata2 warga desa tak lulus SMP, maka pada awalnya terjadi banyak kesalahan administrasi selama mengelola Dana Desa ( sekitar 833 kasus ). Ada 67 kasus korupsi. Sehingga sebagian desa baru bisa menyerap 82% Dana Desa.( DD ). Lalu pemerintah memberi pendampingan lebih optimal sehingga penyerapan DD kini mencapai 97%.

Dana stimulus ini masuk ke BUMD ( Badan Usaha Milik Desa ) yang bisa membiayai kegiatan pembangunan desa seperti infrastruktur jalan, jembatan, embung, jamban, usaha kuliner, peternakan, produksi pupuk kandang, dsb, demi kesejahteraan warga desa.

Bahkan ada BUMDes yang meraup untung Rp 10 miliar dan bayar pajak Rp 1 miliar per tahun. Satu hektar ladang bisa memanen 25 ton melon. Jalan desa yang terbangun mencapai 128 km dengan kualitas tak jarang lebih baik dari jalan kabupaten, jelaa Menteri Eko Putro Sanjoyo ( Kick Andy, 1/9/2018 ).

Tiga contoh sukses yang ditampilkan di talkshow tsb: Desa Pujon Kidul di Kabupaten Malang yang dipimpin Pak Udit ( 41 tahun ), mantan satpam yang meningkat jadi operational manager sebuah hotel di kota. Ia satu2nya murid di kelasnya yang lulus SMP dan melanjutkan sekolah ke kota.

Saat ada pemilihan kepala desa, Udit diminta ikut dan terpilih. Desa yang kumuh, tertinggal itu ia ubah perlahan menjadi desa wisata dengan Kafe Sawah-nya.

Udit mengajak pemuda putus sekolah dan pengangguran untuk terlibat di dalamnya. Awalnya, Udit mengajak murid SMP di Gresik untuk berkunjung ke desanya. Dengan Rp 25 ribu per siswa, mereka diajari metik sayur, memerah susu sapi plus makan siang. Warga desa melihat cara Udit melayani para wisatawan lalu mulai paham apa yang diinginkan kepala desanya. Warga desa yang punya kuda lalu menyewakan untuk dinaiki wisatawan untuk berkeliling. Lainnya menyiapkan 1-2 kamar di rumahnya untuk homestay pengunjung yang ingin menginap. Ibu2 PKK membuat aneka olahan susu yang dikemas menarik ( dodol susu, kripik susu, permen susu, dll ).

Tahun 2015, desa ini menerima dana Rp 60 juta, tahun 2016 sebanyak 150 juta dan tahun ini Rp 847 juta. Desa Pujon Kulon kini tersenyum dengan peningkatan ekonomi warganya dan kunjungan wisatawannya. Pak Udit berhasil merubah cemooh menjadi tepuk tangan.

Desa Batang, lain lagi masalahnya. Warga desa terbiasa buang hajat di pinggir sungai yang jika air pasang, kotorannya bisa teronggok di bawah rumah2 warga yang ditinggikan 1-1,5 meter dari tanah ( rumah panggung ) dan menyebabkan banyak penyakit ( bayangkan lalat di feses hinggap di hidangan yang disantap warga ). Banyak kematian ibu, bayi dan lansia di pedalaman Papua juga karena ini.

Lalu muncul program Jamban Keluarga yang dimotori Pak Matovani, pendatang yang menikahi wanita di desa tsb. Pria ini terpilih kades dan bertemu presiden Jokowi di Istana Bogor karena prestasinya sebagai Kades Jamban ( mengedukasi warga desa dengan cara hidup sehat ) yang mengenyahkan penyakit jorok dan akibatnya.

Kades Fahri juga pendatang yang menikahi wanita Desa Loa Duri Hilir, Kabupaten Kartanegara. Mantan pengurus masjid ini menyulap tumpukan ban bekas menjadi pot2 cantik yang laku dijual setelah dilukis ornamen etnik oleh warga desa. Desa yang semula kotor sebagai tempat pembuangan sampah kini ceria dengan mengelola sampah. Pos kesehatan didirikan dengan bayaran sampah yang sudah dipilah ( kardus, botol plastik, besi bekas, ban truk tak terpakai, kertas koran, bungkus deterjen, botol kecap, dsb, yang laku dijual di pengepul ) yang dibawa warga. Lansia tak cuma diperiksa tekanan darahnya, tapi juga kadar gula darah, kesehatan gigi, kepadatan tulang ( resiko osteoporosis ) jika bawa sampah terpilah itu. Melihat manfaatnya, warga jadi rajin memilah sampah.

Dari DD, Kades Fahri membangun tempat produksi pupuk kandang yang bahan bakunya dibawa warga lalu tinggal ditutup plastik di bawah atap tsb. Beberapa minggu kemudian, pupuk jadi dan bisa dijual atau dimanfaatkan untuk menyuburkan kebun warga desa. Menarik ya, betapa warga desa bisa maju dengan kreativitas jika diberi kesempatan dan dana stimulus ( Dana Desa ).

Nah, desa mana yang ingin anda kunjungi sekarang atau menjadi tempat tinggal di masa depan ?

BERAS, BULOG, BUWAS.

Siapa sangka data beras yang surplus tapi tak sesuai keadaan di lapangan bisa membuat gejolak massa. Ya, jika perut. rakyat dipermainkan dengan harga beras melambung tinggi. ( pemerintah telat impor beras katena data salah tsb ) .Yang semula Rp 8000 jadi Rp 11.000 per kg, bahkan Rp 14.000 di tempat lainnya. Mestinya, pejabat mengecek dulu stok beras di pasar induk beras Cipinang, tak perlu jauh2 ke luar Jawa lihat panen dan dengar. laporan ASB. Stok aman antara 30-35 ribu ton per bulan. Februari lalu tersisa 23 ribu ton. Sinyal untuk impor beras, yang efektifnya 2 mg baru terdistribusi merata keluar Jawa. Jika baru panen gabah di setra2 sawah padi di Jawa Barat maka sebulan kemudian baru terdistribusi merata keluar Jawa. Digiling dulu di perusahaan2 penggilingan padi.

Jika memang benar panen raya maka tak mungkin harga beras melonjak karena hasil beras petani. berapa pun akan diserap Bulog dan pengusaha tak mungkin menimbun beras terlalu banyak karena bisa rusak. Untuk mengantisipasi lonjakan harga, sebaiknya pemerintah yang mengurus suplai beras dan menetapkan harga beras secara nasonal demi ketahanan pangan kita. Perlu satu badan yang menentukan data beras yang. cepat dan valid untuk rujukan impor ( BPS ). Selain itu, perlu dicetak sawah baru, intensifikasi pertanian ( dibantu IPB ) , sawah yang dijual petani dibeli pemerintah agar tak diubah lahan perumahan atau pabrik. Revolusi rakyat karena rakyat sulit makan nasi jangan sampai terjadi. ( Editorial MI, 5/2/2018 )

Kini harga beras medium sudah turun jafi Rp 10.600 per kg. Giliran sebagian petani kini menjerit gabahnya tak laku dijual karena beras impor sudah membanjiri pasar, kata oposisi di ILC. Ah, masak sih ? ( kan ada Bulog yang menyerapnya ).

Beras tercecer saat panen pertanian tiap tahun di seluruh Indonesia, nilainya bisa mencapai Rp 28 triliun ( Special Dialog Metro TV, 28/12/2017)

Budi Waseso jadi kepala Bulog yang baru ( EMI 28/4/2018 ). Semoga mafia pangan bisa disikat habis

BERKAT JUARA KONTES DOMBA , KETEMU PRESIDEN DI ISTANA. Duh.. bangganya.

Bulan Juli ini dimulai lagi kontes domba memperebutkan piala presiden ( pertama tahun 2016 ) untuk tingkat provinsi, meliputi 4 kategori : Raja Daging, Ratu Bibit, Raja Petet, dan Raja Pejantan, agar suplai daging di tanah air terpacu.

Tata Iriawan, warga Kampung Cipadagirang, RT 1 RW 1, Desa Mekarjaya, Kabupaten Bandung Barat, setelah 28 tahun jadi PNS, bisa bertemu presiden, berkat domba garut-nya yang bernama Mutiara.

Awalnya, Tata senang melihat seni ketangkasan domba garut. Mantan Camat Dayeuhkolot ini lalu mencoba jadi peternak domba ( tahun 2009 ), dimulai dengan 3 ekor betina dan 1 ekor jantan, sampai berkembang jadi 100 ekor domba.

Harga domba2 garutnya lalu melambung setelah juara kontes. Wah, beruntung benar pria yang menjabat Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung ini.

Lebih separuh dombanya berprestasi : juara kontes ternak tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional. Tahun 2013, Tata menang di 4 kategori tsb. Harga dombanya terdongkrak hingga lebih Rp 100 juta per ekornya.

Sekitar Rp 10 juta yang dikeluarkan Tata untuk merawat sekitar 100 dombanya ( Rp 3.500 per hari per ekor ). Sekarang, 1 dombanya bisa dijual Rp 25 juta. Wah, asyik ya.. Apalagi waktu melihat ekspresi presiden Jokowi yang terkagum-kagum melihat domba2 garut itu. Bikin para peternak bangga dengan daerahnya.

Anda tertarik piara domba dengan hati, ikut kontes ternak, juara, lalu salaman dengan presiden di Istana Bogor seperti Tata ? Mangga..

HARGA TELUR MAHAL

Saya terheran melihat harga telur Sabtu kemarin ( 7/7/2018 ) bisa menembus Rp 28.000 per kg. Padahal Ramadhan 1439 kemarin bisa Rp 20.000 kg. Usut punya usut, ternyata

harga relur dan ayam mahal saat ini karena terimbas kenaikan harga baku pakan dan vitamin ayam yang dipengaruhi nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Harga ayam sampai tembus Rp 40.000 per kg di Cirebon.

Ayam banyak yang mati karena sakit, kedinginan diterpa angin kencang. Sementara demand/ permintaan masih tinggi.

Dinas peternakan dan pertanian Kota Bandung akan bekerjasama dengan Blitar untuk suplai telur dan Priangan Timur untuk suplai ayam agar harga telur dan ayam kembali normal ( PRRSNI, 13/7/2018 ).

Semoga badai tropis segera berlalu, dan menkeu dan BI bisa mensiasati nilai rupiah tetap stabil dari fluktuasi mata uang asing itu ( aneka jurus The FED menguasai ekonomi dunia ).

HARGA TELUR NORMAL

Harga telur menjelang lebaran tahun 2017 terendah Rp 24.000 per kg di toko langganan saya. Tahun ini terendah Rp 20.000 per kg. Wah, surprise, karena di awal Ramadhan sempat menyentuh Rp 26.000 per kg. Tak heran, di acara Q & A ( MetroTV, Rabu, 30/5/2018 ) mendag E.Lukito sempat dicecar ibu RT yang biasa belanja di pasar. Seperti sudah jamak di Era Reformasi ini menteri dikritisi rakyat jelata setajam itu ( hehe.. ).

Rupanya, sejak 2,5 bulan lalu ( 7/4/2018 ) presiden Jokowi sudah rapat intens mengantisipasi lonjakan harga tahunan ini. Kemendag sudah membuat sistem monitoring pasokan sembako dan aksi2 spekulan. ( EMI, 13/6/2018 ). Gudang stok, distributor utama dan sub distributor diawasi ketat. Siapa yang berani menahan pasokan ( mafia pangan ) dan melepasnya ketika harga sudah tinggi di masyarakat, akan ditindak tegas sebagai pedagang gelap. Kita dengar juga ( saya lihat polisi jaga di jongko kripik tempe ), satgas pangan yang dibidani kemendag dan Polri memantau ketersediaan bahan pangan dan lonjakan harga di pasar2. Di pasar, saya lihat meja Bulog dengan daging sapi seharga Rp 80.000 per kg. Hasilnya ? Harga pangan aman terkendali. Good job !

Infrastruktur jalan yang tambah banyak dan lancar selain meringankan perjalanan mudik 31,9 juta warga, juga membantu truk2 sembako dan pangan lain, hilir mudik menjalankan tugasnya. Yang dirasa masih mahal adalah cabe yang keriting dan cengek. karena sangat spesifik dengan lidah orang Sumatera atau Jawa ( tak bisa impor, harus tanam sendiri di dalam negeri ). Tapi cabe bukan komoditas utama ( meski sambal, menu ‘wajib’ lidah Indonesia ). Ketahanan pangan akan benar2 prima jika kita mampu menyediakan ( minimal ) sembako dari lahan dalam negeri. Swasembada.

Para petani konvensional mestinya diberi penyuluhan lebih kreatif untuk mulai menggunakan teknologi pertanian ( intensifikasi lahan ). Adakan regenerasi petani dari kalangan muda dengan mengedukasi dan membuat industri pertanian yang menjamin masa depan cerah bagi pemuda pemudi, pemilik masa depan negeri ini.

PIALA DUNIA & HARGA SAYUR.

Harga tomat biasanya Rp 3000 per kg dan brokoli Rp 8000 per kg di tingkat suplier. Namun, di awal pertandingan Piala Dunia kemarin sempat merosot menjadi Rp 1000 dan Rp 4000 per kg, kata Dadan di Lembang ( PR, 3/7/2018 ). Rupanya, pedagang memilih nonton bola sehingga pembeli sayur terabaikan. Stok berlebihan pun dihargai murah supaya laku. Daya beli masyarakat pun masih kurang setelah lebaran.

Pertanian rata2 mengandalkan air hujan. Pada musim kering, banyak hama kupu2 dan ulat yang menyerang kol karena jarang disemprot air sehingga produksi kol bisa merosot hingga separuhnya.

Petani Ade berharap pemerintah membuat program sumur bor di Desa Cibodas, Lembang, yang perlu dana besar agar petani tak kesulitan air lagi. Selama ini, Ade mengandalkan langganan air dari pihak desa yang dibagi dengan konsumsi sehari-hari. Sedang letak sungai jauh dan harus pakai penyedot air, jelasnya. Semoga usai pembangunan puluhan bendungan dan irigasi nanti bisa mengatasi problem para petani seperti Ade. Amin.

Written by Savitri

10 November 2014 pada 10:48

Tinggalkan komentar