Madani & Manusiawi

Great People, Bandung, West Java, Indonesia.

Wisata Sulawesi, Indonesia

TAMAN NASIONAL WAKATOBI, SULAWESI TENGGARA. Menyelam, menjelajahi benteng dan menari..

Kabupaten Wakatobi di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia, yang beribukota di Wangi-Wangi dibentuk sesuai UU. no. 29 tahun 2003 ( pada 18/12/ 2003 ). Luas wilayah 823 km² dan berpenduduk 94.789 jiwa ( tahun 2015 ).
http://www.wakatobikab.go.id

Wakatobi juga nama kawasan taman nasional yang ditetapkan tahun 1996 seluas 1,39 juta ha dan memiliki keanekaragaman hayati laut dengan skala dan kondisi karang salah satu yang tertinggi dalam konservasi laut di Indonesia.

Taman Nasional Wakatobi yang ditetapkan tahun 1996 memiliki kedalaman air bervariasi, dengan bagian terdalam mencapai 1.044 meter di bawah permukaan air laut. Anda bisa menyaksikan keindahan terumbu karang, ikan, satwa dan Pulau Hoga.

Di Pulau Wangi-Wangi ada Benteng Tindoi yang berjarak ± 5 km ( ditempuh kendaraan motor dan mobil ±15 menit ) dari pusat kota. Benteng Liya dan mesjid Keraton Liya terletak di Desa Liya Togo Kec. Wangi-Wangi Selatan. Benteng Liya terdiri 4 lapis dengan 12 Lawa ( pintu ) sebaga pintu keluar tempat anggota kerajaan berinteraksi dengan rakyatnya. Dalam benteng terdapat Mesjid Keraton Liya yang berjarak 8 Km atau 15 menit dari ibukota kabupaten ( ditempuh motor atau mobil ). Benteng Mandati Tonga yang terletak di Desa Mandati Kecamatan Wangi-Wangi Selatan berbentuk persegi panjang dengan luas ± 1 ha ( pagar tertinggi 7 meter ). Benteng Togo Molengo terletak di Puncak Gunung Pulau Kapota yang dapat ditempuh ± 20 menit menggunakan perahu tradisional dari Wangi-Wangi lalu disambung kendaraan roda dua ±10 menit. Ada mercusuar peninggalan kolonial Belanda yang dibangun tahun 1901 di Desa Waha Kecamatan Wangi-Wangi, berjarak ± 8 km dari ibu kota kabupaten dan dapat ditempuh motor ± 15 menit.

Di Pulau Keledupa ada Makam Tua dan Kamali yang berada di Desa Pale’a Kecamatan Kaledupa Selatan. Ada Benteng Ollo dan Masjid Tua ( uk. 6,5 x 7 m ) yang merupakan situs budaya bersejarah peninggalan leluhur yang dilestarikan. Benteng La Donda juga situs sejarah masyarakat Kaledupa. Di Pulau Kaledupa, anda bisa menyaksikan tari tradisional Kaledupa seperti Tari Lariangi yang diciptakan tahun 1634 masa raja Buton pertama Wa Kaka. Tari Hebalia diciptakan para dukun zaman dahulu. Tari Sombo Bungkale dari Kecamatan Kaledupa Selatan dilakoni 12 penari cantik. Pesta adat Karia’a khas masyarakat Kaledupa mengusung 15 – 20 tandu dalam sekali upacara. Pencak silat juga tradisi masyarakat Kaledupa.

Di Pulau Tomia, ada Benteng Patua, situs sejarah kebudayaan masyarakat Tomia. Benteng Suo-suo di Desa Kahianga Kec.Tomia timur, berjarak ± 3 km dari ibukota kecamatan. Ada mesjid tua Onemay di Kelurahan Onemay Kecamatan Tomia. Di pulau ini dilestarikan pesta adat Safara dari masyarakat Tomia yang dilakukan tiap bulan Safar. Tradisi Bose-bose yang bertujuan menghanyutkan dosa bersama riaknya air laut dilakukan dengan cara mendekor perahu dengan hiasan warna-warni lalu dimuati sajian masakan tradisional Liwo dan diarak mengelilingi pantai dari Dermaga Patipelong menuju Dermaga Usuku sampai ke Selat One Mobaa seraya menabuh gendang. Tari Sajo Moane dilakukan kaum pria. Tari Sajo Wowine dimainkan kaum wanita dengan nyanyian yang menceritakan kehidupan masyarakat Tomia pada masa lalu. Tari Saride bermakna persatuan dan kebersamaan ( gotong royong ) dalam menyelesaikan kepentingan umum.

Di Pulau Binongko ada Benteng Palahidu peninggalan sejarah masyarakat Binongko yang terletak di atas tebing. Benteng Wali adalah situs sejarah peninggalan masyarakat Togo Binongko. Di sini juga dilestarikan Tari Balumpa khas pulau ini.

Setelah jago Tari Poco-poco, siapa tahu anda juga tertarik mempelajari tari khas warga Wakatobi tsa. Sambil menyelami terumbu cantik, 3-4 pulau menawan terkunjungi. Please welcome…

Written by Savitri

6 Maret 2020 pada 11:21