Madani & Manusiawi

Great People, Bandung, West Java, Indonesia.

Darurat Pandemi Covid-19

PERMENHUB VS PERMENKES + PERGUB ?

Kok bisa di bawah satu presiden di waktu hampir bersamaan dua permen bisa saling meniadakan ? Apa kurang koordinasi, kurang paham atau ego sektoral ? Apa permenhub 9/4/2020 ini perlu dicabut atau direvisi ? Untunglah pemegang otoritas dalam situasi pandemi menurut no. 6 tahun 2018 tentang Darurat Kesehatan Masyarakat adalah menteri kesehatan/ menkes ( EMI, MetroTV, 13/4/2020 ). Karena leading sector-nya PSBB saat ini menkes Terawan maka otomatis aparat/ Polda Metro Jaya yang mulai menerapkan sanksi Senin ini ( 13/4/2020 ) di Jakarta merujuk ke Pergub no.33 yang diterbitkan Anies pada 9/4/2020 jam 10 malam setelah berkonsultasi dengan menkes. Aparat kota/ kabupaten juga merujuk Pergub ( sebagai perpanjangan pemerintah pusat ) yang senafas dengan Permenkes no.9/ 2020 tentang PSBB.

Sya**** pemirsa EMI dari Jakarta bilang, sekitar 4 juta driver ojol ( Gojek 2 juta, Grab 1,8 juta, Bike ) merasa dilematis : tidak makan atau kena Covid, jangan pertentangkan kedua permen ini, toh ada syaratnya, mesti disemprot disinfektan dulu. Pendapat parsial ini ditentang Ellen Tangkudung ( pengamat transportasi UI ) yang bilang, syarat disinfeksi sangat sulit diterapkan/ dibuktikan di lapangan oleh aparat yang berjaga/ memeriksa di 33 check point. Apa sepeda motornya harus terlihat basah ? Siapa yang memodali dan mengawasi disinfeksi ini ? Sekali celah ini diakali/ ceroboh maka virus Covid menulari si ojol sendiri, jadinya tidak makan juga tidak selamat. Sebagian penelpon baru tahu sepotong info tapi bicara sok tahu segalanya ( nyerocos tanpa jeda ).

Ada 7 pintu bantuan sosial dari pemerintah bagi WNI terdampak PSBB, kata Gubernur Ridwan Kamil ketika mengumumkan Bodebek ( 5 daerah di Jawa Barat : Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok ) pada Rabu, 15/4/2020 jam 00.01 WIB juga menerapkan PSBB ( menkes menyetujui usulan PSBB pada Sabtu, 11/4/2020. Usulan PSBB di 3 wilayah Banten : Kota Tangerang, Kota Tangsel, Kabupaten Tangerang, disetujui menkes pada Minggu, 12/4/2020 ). Bansos itu berupa kartu PKH ( Program Keluarga Harapan untuk modal kerja ), kartu Sembako Murah, bantuan pemerintah pusat Rp 600.000 per KK/ penerima per bulan, kartu Pra-Kerja ( menyasar WNI umur 18 tahun ke atas yang belum bekerja, kena PHK, ingin meningkatkan ketrampilannya, dengan mendaftar ke prakerja.go.id, kata menko Airlangga pada 12/4/2020. Sudah ada 77.000 pendaftar yang sudah terverifikasi sehingga Jumat, 17/4/2020 sudah dapat kartunya dan mulai mendapat manfaatnya dari dana Rp 3,5 juta per bulan per penerima selama 3 bulan ke depan ), KIP yang menjangkau hingga mahasiswa, dana Desa ( bagi warga terdampak di pedesaan ), dana pemprov Jabar ( Rp 500.000 per KK terdampak per bulan ) dan dana dari APBD kota/ kabupaten untuk menyempurnakan bila dirasa masih kurang.

Paket bantuan/ kartu sembako murah yang dibelikan beras, telur, dll, di e-warung yang bekerja sama juga akan diantar ke rumah oleh driver ojol. Saya lihat di layar MetroTV iring-iringan mobil presiden berhenti dekat pangkalan ojol dari sejak Istana Bogor sampai Jakarta lalu paspampres turun membagikan nasi kotak + air botol mineral pada ratusan driver ojol. Menyusul komunitas ( dan kemensos membuat dapur umum ) di hari berikutnya sampai 14 hari ke depan ikut membagikan nasi kotak atau nasi bungkus di tepi jalan pada ratusan ojol yang sudah antri berjarak dengan senyum syukur.

Lebih sumringah lagi, senyum rekan mereka, ojol di supermarket atau pasar tradisional yang kebanjiran order dari pesanan online/ marketplace. Satu pintu tertutup ( ojol dilarang bawa penumpang masa pandemi ), maka pintu lainnya terbuka ( ojol dapat pesanan antar barang 2-3 kali lipat lebih banyak masa PSBB ). Lagipula, pihak aplikator sudah bisa menerima keputusan berat ini ( mengatur tak bisa antar penumpang di aplikasi ) demi kepentingan kemanusiaan yang lebih besar ( keselamatan 267 juta penduduk Indonesia ).

Kunci sukses PSBB : disiplin jaga jarak fisik 1-2 meter antar orang, rajin cuci tangan pakai air-sabun sebelum pegang wajah, pakai masker kain di luar rumah, bisa tercapai jika ojol tak bawa penumpang/ orang ( karena saat penumpang dibonceng bisa terjadi sentuhan baju, benda/ jok motor yang terciprat droplet virus Covid dari bersin-batuk-ingus yang bisa menular dan mematikan orang dalam 5-6 hari setelah terinfeksi lewat hidung, mulut, mata. Lebih gawat lagi jika virus/ bakteri/ jamur meningitis yang menginfeksi penumpang atau ojol lewat pertukaran nafas – batuk – pilek, bahkan kuping lalu menewaskan dalam 1-2 hari jika imunitas tubuh rendah ). Utamakan selamat di jalanan.

( jenazah korban Corona-2019 dibungkus plastik, dilapisi khlorin, dimasukkan peti, sesuai protokol kesehatan sehingga warga tak perlu menolak penguburan petugas berkostum APD di daerahnya, seperti jasad perawat RSUD di Jateng yang sudah berjasa besar berjibaku dengan nyawanya “demi menyelamatkan raga yang lain” termasuk kerabat-tetangga para pemrotes tsa. Virus Covid tak menyebar dalam tanah, tapi dari droplet yang ada di sentuhan/ tangan sehingga kita harus segera cuci tangan setelah bepergian ke luar rumah di mana droplet bisa berceceran di fasilitas umum. Beri penghormatan terakhir bagi para pahlawan kesehatan ini dengan mempersilakan mereka dikubur di dekat keluarganya. Ikutlah berkontribusi dengan kemanusiaan kalian ).

DAMPAK PERANG & COVID DI SURIAH.

Sistem kesehatan di Suriah sangat terganggu akibat perang Suriah hingga tahun ke-9 ini, 50% rumah sakit tidak berfungsi ( Dina YS, 12/4/2020 ). Banyak orang tinggal di kamp-kamp pengungsian dengan fasilitas sanitasi minim. Ketika sudah 19 kasus positif Covid dan 2 pasien tewas, pemerintah Suriah menetapkan jam malam dari jam 6 sore sd 6 pagi ( hari Minggu sd Kamis ), dan jam 12 sd 6 pagi pada hari Jumat dan Sabtu. Hanya apotek, toko roti/ makanan, taksi yang diizinkan beroperasi. Transportasi umum dihentikan sehingga orang tak bisa bepergian antara kota ( Bandung Raya, Sumedang, Sukabumi yang sedang disusulkan PSBB-nya apa bisa begitu ? )

Warga Aleppo tadinya sudah bisa bernapas lega setelah dibebaskan dari teroris sehingga tak ada lagi aksi-aksi pengeboman terhadap warga sipil. Bandara internasional Aleppo dan jalan tol Aleppo-Damaskus telah dibuka kembali. Semua bergembira atas kembalinya kehidupan normal, namun kini semua terpaksa berhenti lagi karena Covid-19. Di tengah situasi sulit ( di Idlib masih banyak bercokol teroris, lalu militer Turki juga ikut berperang, melawan tentara Suriah ), atas bantuan dari umat Kristiani Italia ( kematian Covid terbanyak di dunia ), di hari Paskah kemarin ( 12/4/2020 ), dua imam membagi-bagikan sumbangan pada masyarakat miskin, termasuk muslim. Kemanusiaan menembus lintas agama dan negara.

DONATUR WHO : AS, Bill Gates, Inggris. Ayo IPB dan Eijkman..

Bill Gates merupakan donatur terbesar kedua di WHO ( donatur pertama pemerintah AS, ketiga Inggris ) sehingga prioritas Gates ( berdiri “sejajar” dengan negara ) bisa menjadi prioritas WHO, seperti lebih banyak mengeluarkan sumber daya untuk proyek “pengentasan polio” ( terkait produsen vaksin / keuntungan bisnis ) yang disukai Gates daripada memperbaiki layanan kesehatan di negara-negara miskin. Reut*** ( tahun 2017 ) memberitakan, pemerintah India menghentikan sebagian keterlibatan Gates Foundation dalam program imunisasi di India karena kuatir ‘donatur asing akan mempengaruhi kebijakan kesehatan’. Yayasan Gates diketahui mendukung GAVI, aliansi vaksin global yang berpartner dengan perusahaan farmasi besar ( Dina YS, 12/4/2020 ).

Gates bukan dokter, tapi sejak Covid-19 merebak, dia sering dimintai pendapat soal penanganan pandemi. Video ini salah satu wawancara yang dilakukan Gates dengan CBS ( 2/4/2020). Di video lengkapnya, dia seolah bicara soal AS saja ( antara lain, AS harus melakukan lockdown, istilah Gates : “strong isolation measures on a countrywide basis” ). Tetapi, sebagai aktor besar dalam hubungan internasional, perkataan dan pengaruh Gates akan melintasi batas negara ( apalagi di wawancara-wawancara lainnya, pernyataan Gates sering juga ditujukan untuk semua negara, bukan cuma AS ). Beberapa pernyataan Gates yang punya pengaruh global di video ini :
(1) “sebelum semua orang divaksin, pertemuan publik massal yang opsional akan dihentikan sama sekali”.

Apa saja yang termasuk pertemuan publik massal ? Di antaranya, haji, umroh, ziarah di makam para Wali ( misalnya, tradisi ziarah ke Karbala yang bisa mencapai belasan juta orang ), Jumatan, atau Misa Tri Hari Suci di Vatikan ( Kamis Putih, Jumat Suci, Minggu Paskah seperti kemarin 9 – 12/4/2020 yang cuma bisa video streaming ), dan perayaan umat agama lainnya. Selain itu, olimpiade, pertandingan sepakbola, pernikahan, pemakaman, perayaan, dan banyak lagi. Sebelum semua orang divaksin, perkumpulan itu tidak boleh dilakukan sama sekali, kata Gates.

(2) “kegiatan ekonomi, kita bisa mengembalikannya, akan tiba waktunya ketika kita punya vaksin dan saat itu kita sepenuhnya kembali normal. Kami berkerja sama erat dengan perusahaan vaksin, merekalah yang bisa mengembalikan situasi kembali normal, mungkin sekitar 18 bulan lagi…”

Jadi, nasib umat manusia, menurut Gates, bergantung pada perusahaan farmasi.

(3) “Kita membutuhkan puluhan milyar dollar untuk mencapai kesiapan ini, kesiapan menghadapi ‘game virus’, seperti permainan perang.”

Terus-terang saya miris melihat tawa samar Gates saat mengucapkan kalimat ini. Lalu, puluhan miliar USD ini, uangnya siapa? Tentu uang negara. Bagaimana dengan negara yang tidak punya uang? IMF dan Bank Dunia sudah menyiapkan dana utang ( dan dampaknya yang menjerat lebih 7 turunan ).

(4) “Kesadaran bahwa ini adalah ancaman, mungkin ancaman terbesar, yang membunuh puluhan juta orang, akan terus ada secara permanen.”

Di sini Gates menekankan bahwa korban Covid-19 akan mencapai puluhan juta di seluruh dunia.

**

Minimalnya, ada 3 pertanyaan yang muncul dari fenomena ini. Pertama, kemana PBB ? Nasib umat manusia terlihat rapuh akibat ketidakmampuan PBB dan agensi-nya ( seperti WHO ) melaksanakan misi “mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional”. Banyak agensi PBB yang ternyata didominasi oleh negara-negara kaya ( dan individu kaya ) sehingga keputusan-keputusannya lebih banyak membawa kepentingan mereka, bukan kepentingan umat manusia. Misalnya, di tengah Covid-19, AS terus memberi sanksi ekonomi yang menyulitkan negara-negara rival dan PBB tak berdaya karena AS donatur terbesar PBB.

Kedua, apakah benar, kehidupan kita akan kembali normal bila ditemukan vaksin ajaib dan sebelum ada vaksin itu kita harus terus menjalani isolasi ( dan kesulitan ekonomi ) seperti ini ? Dan vaksin itu baru ada 18 bulan lagi ?

Sebenarnya, ada banyak narasi pembanding, tapi suara antimainstream seolah selalu dianggap salah. Mengapa kata-kata kubu dokter/ pakar “yang ini” bisa menjadi mainstream, sementara kata-kata kubu dokter/ pakar “yang itu” diabaikan ? Misalnya, poin 4 di atas, prediksi Gates bahwa akan ada puluhan juta yang meninggal, telah dibantah oleh Michael Levitt, peraih Nobel kimia tahun 2013. Levitt mengatakan bahwa data yang ada ( terkait Covid-19 ) tidak mendukung skenario mengerikan itu, terutama di daerah di mana langkah-langkah ‘jaga jarak’ dilakukan dengan baik. Memang data belum lengkap, kata Levitt, tapi “penurunan yang konsisten ( dari jumlah penderita ) menunjukkan ada faktor lain yang bekerja…”

Apa faktor lain itu ? Sangat mungkin, doa. Ketika umat manusia sedunia berdoa dan Tuhan mendengarnya, tidak ada yang mustahil.

Ketiga, mengapa individu dibiarkan mendominasi kebijakan WHO ? Apa hanya perusahaan raksasa rekanan Gates yang bisa membuat vaksin Covid-19 ? Apakah negara-negara berkembang tak berdaya untuk menciptakan obat, vaksin sendiri dan mandiri ?

*****

Jadi ngeh sekarang kenapa di posting terdahulu, Bill Gates bisa memprediksi Corona bakal meledak menjadi pandemi baru ( 5 jenis virus Covid dari lab AS sengaja dibikin/ di-plot untuk ditebar ke dunia demi melariskan dagangan vaksin, senjata, hutang badan rente dunia / IMF-WB ). Lalu kini dia menakuti dengan puluhan juta korban virus dan puluhan miliar USD untuk vaksin yang bisa mengobati dan mengembalikan warga dunia ke tempat-tempat berkumpulnya. Ini cuma business as usual/ perusahaan vaksin rekanan Gates.

Itu sebabnya, lab IPB perlu lebih cepat membuat rapid test ( mendeteksi posisi carrier Covid setepatnya ) dan lab Eijkman bikin vaksinnya dengan strain Indonesia sebelum 18 bulan/ Gates atau sebelum AS jualan vaksin Mei ini. Bisa ?

RAPID TEST SEKALIGUS TES SWAB COVID YANG CEPAT, AKURAT, MUDAH, MURAH DARI KAMPUS IPB. Tunggu 5 bulan lagi..

Kampus IPB punya 4 laboratorium canggih dan 3 diantaranya kini digunakan untuk membantu tes swab/ PCR @ 60 spesimen per lab per hari ( Prime Time News, MetroTV, 11/4/2020 ). Dalam 5 bulan, lab IPB ini sedang berupaya membuat tes Covid yang lebih murah, lebih akurat daripada rapid test dengan reagen dari Korsel ( mahal tapi akurasi rendah ), juga lebih cepat daripada tes swab/ PCR ( mahal dan baru diketahui hasilnya 2 hari kemudian ). Rektor IPB Prof. Arief Satria ingin rapid test merangkap tes swab ini secepat seakurat tes kehamilan yang positif atau tidaknya mudah diketahui sehingga Indonesia punya kemandirian dalam pendeteksian virus pandemi. Semoga berhasil, Pak Arief .. ( semoga dana risetnya juga diback-up pemerintah pusat ).

MESIN PERANG AS BERGERILYA MASA PANDEMI COVID. Aji mumpung zombie tamak..

Di tengah pandemi global virus corona, kecemasan miliaran penduduk bumi karena sakit dan kesulitan ekonomi, mesin perang AS tak pernah berhenti ( Dina YS, 6/4/2020 ). Di video/ channel Empire Files ( Abby Martin, berdurasi 5 menit 50 detik dengan terjemahan Indonesia. Ralat: menit 0:56 tertulis “untuk keluarga-” harusnya “untuk keluarga2 kaya”.
https://www.youtube.com/watch?v=IZymN9YYTaE&t=376s ) ini dijelaskan apa yang dilakukan AS di Iran dan Venezuela pada bulan Maret 2020. Iran yang membutuhkan suplai obat-obatan dan peralatan medis dihalangi sanksi embargo, bahkan AS menetapkan embargo baru. Sementara Venezuela yang sudah didera sanksi ekonomi, kini diancam serangan militer ( AS sudah mengirimkan pasukannya ke lepas pantai Venezuela ). Pada 27 Maret 2020, AS memutus bantuan kesehatan untuk Yaman, lalu pada 30 Maret, koalisi Saudi-AS kembali membombardir Yaman. Di bulan Maret juga, AS membombardir Somalia, Afghanistan, dan Irak. NYT menulis, “Sejumlah pejabat tinggi AS mendorong agresi ke Irak ketika Iran sedang sibuk menghadapi pandemi, untuk menghancurkan milisi yang didukung Iran di Irak.”

Yang diinginkan AS sebenarnya adalah menghancurkan kubu anti-AS di Irak, karena AS tidak mau angkat kaki dari Irak, padahal parlemen Irak sudah meminta AS keluar. Di Suriah, tentara AS terus bercokol sambil memberi lampu hijau pada Israel untuk membombardir Suriah. AS juga melancarkan kebijakan agresif terhadap Kuba dan China ( ketika WHO memuji capaian China dalam menghentikan penyebaran Covid/ Wuhan unlock pada 8/4/2020, Trump yang dengki lalu mengancam bikin badan kesehatan tandingan/ berisi pakar matre pro-zionis, dan mencabut dananya di WHO. Pundung berat sekaligus seret duit karena AS masih negara paling terinfeksi di dunia dari 209 negara terpapar saat ini. Herannya, China kok malah memilih menjual masker dan APD produksinya ke AS meski 3-4 kali lipat harganya dari negara Barat lainnya yang sudah lebih dulu memesan ? Kan lebih bagus kalau Trump dan lobi Yahudi ekstrimis di Gedung Putih yang kena Covid dan berbaring di kamar isolasi/ mayat daripada petantang petenteng menebar perang di mana-mana. Strategi adu domba China ? ). Di negara-negara yang tidak diperangi secara fisik, AS berusaha menancapkan dominasinya makin dalam dengan menggunakan tangan IMF, Bank Dunia, dan WHO.

Di Bali, Jatim, Tangerang, Bekasi, Bandung, Jakarta ( Prime Time News, MetroTV, 12/4/2020 ), ada inisasi vandalisme pada 18/4/2020 serentak ( diduga aparat saat ini ) sebagai ekspresi kekecewaan atas kondisi Indonesia yang memprihatinkan ( belum ketahuan ada dalangnya, mungkin tangan AS yang lagi menebar perang di Irak, Suriah, Kuba, Yaman, Venezuela, juga diam-diam menebar duit provokatif pada para berandalan bego untuk memperkeruh suasana supaya target PSBB molor lalu resesi dan dihisap IMF lagi. No way, man ). Geng Anarko ini belum ketahuan struktur organisasinya, kata Sugeng Haryanto, kapolrestabes Tangerang.

Waspada perang segala bentuk. Perang biologis/ virus, perang urat leher/ psy-war, perang cyber/ hoax, perang media/ pemikiran logis vs post truth, perang fisik/ bom teroris/ bombardir rudal pesawat, perang dagang, dsb. Setiap kita didesak mengeluarkan segenap kemampuan untuk bertahan hidup secara individu dan kolektif/ negara. Lagu kebangsaan sudah dikumandangkan berbagai warga negara di tengah penderitaan mereka yang multi dimensi ini. Semoga Indonesia bisa disiplin dan survive ya..

TAHUN 2020

Tahun yang aneh. Sejak 1 Januari 2020, kita dibuat ternganga dengan banjir besar di Jabodetabek yang dibilang hujan 100 tahunan ( curah hujan sebulan jatuh sehari ). Banyak pengusaha gigit jari akibat banjir tak biasa itu ( ada pembaca yang berumur 100 tahun ? ). Tak ada yang pengalaman dengan musibah 100 tahunan, termasuk wabah penyakit berskala global. Tahun 1920, wabah flu Spanyol menginfeksi 500 juta orang dan menewaskan 100 juta orang. Tahun 1820, wabah kholera menewaskan 300.000 orang. Tahun 1720 wabah pes menewaskan 100.000 orang. Tahun 2020, pandemi Covid-19 di dunia, 1.424.140 kasus positif Covid, 301.738 sembuh, 81.889 meninggal. Di Italia, 135.586 kasus positif, 17.127 orang meninggal. Di China, 81.740 kasus positif, 3.331 orang meninggal termasuk 14 dokter, sembuh 77.167 orang. Di Indonesia, 2.738 kasus positif, sembuh 204 orang, tewas 221 orang. Di Jabar, 343 kasus positif, 17 pulih, tewas 29 orang per 7/4/2020 sejak virus berduri ini merebak di Wuhan, China, 8/12/2019. Sebelum itu, rombongan gagak hitam melintas di langit pertanda wabah penyakit akan menimpa ( kearifan lokal China sejak ribuan tahun lalu ). Rombongan burung hitam juga melintasi langit Eropa ( sebelum Italia memecahkan rekor kematian Covid terbanyak di dunia ). Satwa bisa membaca sinyal depopulasi dunia ?

Upaya membuat tatanan dan keseimbangan baru ini murni polah alam atau intervensi manusia ? Atau gabungan keduanya : semua yang terjadi di semesta terjadi atas izin-Nya ( meski Tuhan tak menyukai/ tapi masih terkategori hukum alam / sunatullah. Alam dirusak, alam marah ). Di blog ini, pernah di-post : mungkin perang besar ( PD III ) sekaligus bencana yang menyisakan populasi bumi 3 miliar saja. Parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi selama 100 tahun terakhir membuat daya dukung bumi yang mestinya masih bisa 10 kali lipat populasi hari ini tinggal 3 miliar orang saja ( bahkan ‘stonehenge’ 6 bahasa tahun 1979 di benua Amerika tertulis 500 juta orang saja. Film Avengers/ Thanos produksi AS soal pemusnahan massal manusia agar sisanya bisa survive ).

Ada teori konspirasi ( berdasarkan indikasi, bukan teori ‘konspirasi’ berdasar cocok-cocokan tanpa data ) bahwa depopulasi saat ini ( juga tahun 1720, 1820, 1920 ) dilakukan Imperium/ kill the berg ( kelompok terkaya, terjahat di dunia/ zionis yang tak segan membunuh sekjen PBB, kepala negara, tokoh dunia yang tak sejalan dengan kepentingan mereka ) yang bisa melakukan apa saja ( On the Spot, Trans7, 6/4/2020 ). Bahkan sampai dibangun di Alaska, AS, instalasi pembangkit energi raksasa yang bisa menghimpun kekuatan di atmosfer untuk menimbulkan gempa di negara sasaran ( juga mengganggu kerja otak bangsa target ). Kita jadi ingat aneka bencana besar yang datang bertubi-tubi di Indonesia tahun 2019 yang dilaporkan humas BNPB alm. Soetopo hari demi hari. Heboh terbongkarnya lab rahasia militer AS di Indonesia/ NAMRU II, sengitnya perjuangan menkes Dr. Siti dan diplomat Indonesia di sidang PBB demi vaksin flu burung saat merebak wabah tsb di tanah air, lalu kini pandemi Covid yang belum kita tahu ujungnya ini, apa memang sengaja dibikin ? Kenapa Indonesia ??

Apa sudah terendus mereka bahwa di sini bakal muncul perlawanan hebat saat PD 3 ? Seperti Israel yang kini sudah menanam banyak pohon tempat mereka bisa bersembunyi yang disebut di Hadis shahih ( Bukhari ) sebelum zionis habis, sehabis-habisnya. Bahwa Bill Gat** dirangkul alm. Steve Jobs membesarkan Apple/ produsen i-Phone yang menguasai pasar dunia. Pemimpin Micros*** ini termasuk orang yang diundang menghadiri rapat-rapat rahasia Imperium. Ia juga ikut investasi pusat data pribadi yang akan dibangun di Indonesia. Apa semua ini bukan kebetulan ? Road to PD 3 ? Kita perlu antisipasi bahaya ini. Kerasnya hati bani Israel/ zionis sebagian dibentuk dari sejarah penindasan masa Fir’aun dst. Sedang patriotnya bangsa Indonesia hari ini sebagian ditempa sejarah penjajahan 350 tahun bangsa Belanda/ sekutu AS yang belum pernah terjajah. Who will win the battle ?

PSBB DI JAKARTA 10-24 APRIL 2020. BODETABEK MENYUSUL. Sukabumi ? ( 300 positif Covid hasil rapid test )

Kemarin ( EMI, 8/4/2020 ) Menkes sudah menyetujui usulan PSBB pemprov Jakarta pada tanggal 10 sd 24 April 2020. Walikota Tangerang paling telat Rabu pagi ini juga akan mengajukan PSBB untuk daerahnya ( Prime Time News, MetroTV, 7/4/2020 ) dan 90% RW di sana sudah siap. Ia berharap PSBB dilakukan secara regional meliputi Jabodetabek karena sebagian besar warganya bekerja di Jakarta ( walikota ingin sebagian pekerja mereka/ komuter bisa diatur work from home/ WFH juga ). Detail pembatasan transportasi akan disusulkan pemprov pada Jumat, 10/4/2020. Semoga bisa berjalan lancar ( terlihat para ibu bermasker di dapur umum membuat ribuan nasi bungkus untuk didistribusikan pada warga kecil terdampak/ antri 1-2 meter, tak boleh kumpul lebih 5 orang di perda Jakarta ).

Usulan PSBB juga dilengkapi rencana aksi : kesiapan medis, JPS/ bantalan sosial, aspek keamanan sehingga bisa berjalan efektif ( daerah tak jadi kewalahan dengan penularan Covid karena warga terdampak tak kurang gizi/ kelaparan/ daya tahan tubuh lemah ). Mulai jalankan dulu PSBB dengan Bismillah, seperti gubernur Jatim bilang, silakan PSBB setelah memastikan kesiapan medis, JPS dan keamanan terjamin selama karantina di daerahnya ( EMI, MetroTV, 7/4/2020 ).

Ada lebih 80.000 + 11.000 WNI ( TKI, ABK, jemaah tablig ) yang akan masuk perairan Indonesia dan akan diarahkan Bakamla agar tak berlabuh di jalur tikus, tapi ke pelabuhan resmi RI agar bisa di-screening Covid-19, kata kepala Bakamla ( Prime Time News, MetroTV, 6/4/2020 ). Sejak Senin ( 6/4/2020 ) RSP Menular dan riset di Pulau Galang, Kepri sudah siap menerima WNI yang akan diobservasi terutama dari ABK dan TKI yang pulang ke tanah air, kata Pangkogabwilhan I Laksdya TNI Yudo Margono.

Raja terkaya di dunia ada di Asia Tenggara ( pertama Thailand, kedua Brunai ). Baru kemudian disusul Raja Saudi dan Ratu Inggris. Raja Thailand, Vajiralongkorn mengisolasi diri masa Covid ini bersama 20 selirnya di resort mewah Jerman. Para artis kaya Hollywood juga tak mau kalah membooking resort mahal selama physical distancing. Di mancanegara, berbagai hotel menawarkan paket isolasi diri lengkap dengan petugas medis yang akan rutin memantau kesehatannya hari demi seperti observasi di Natuna dan Sebaru Kecil. Kind of weird..

( kita punya pengalaman sukses mengobservasi yang bisa dikapitalisasi untuk menambal kerugian di sektor pariwisata )

Hmm.. tapi kalau isolasi diri/ PSBB berkepanjangan hingga WNI bosan bahkan stres ( lebih 2 bulan di rumah aja ), mungkin paket isolasi diri di kamar hotel/ resort berview Labuan Bajo, Danau Toba, Borobudur, bahkan langit Jakarta yang kini terlihat biru tanpa polusi dengan gunung di kejauhan, boleh dicoba ( daripada aparat ketularan ‘stres’ menertibkan sebagian WNI super bandel ini ). Youtube/ medsos dan Netflix/ portal video film untung lebih 110 juta USD masa darurat kesehatan global ini. Jika Indonesia benar ditarget dilemahkan konspirasi, maka kita mestinya juga bisa untung besar selama pandemi. Di balik kesulitan ada kemudahan seperti dua sisi mata uang, dan langit biru Jakarta. Blessing in disquise.. ( bagi mereka yang jeli dan pandai memaknai hidup )

Well, semoga PSBB berjalan lancar dan kurva penularan Covid-19 bisa menurun ya..

PERMENKES NO.9 Th. 2020 LUPUT DAERAH BELUM TERINFEKSI & ATURAN MIGRASI/ MUDIK. Pake lama dengan lab..

Apa sebagian masyarakat/ publik lebih cerdas dari pemerintahnya ? Dalam sejumlah hal memang benar adanya, termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19/ tanggap darurat ini. Komunitas Berbagi Nasi Bungkus kemarin membagikan 2.000 masker kain pada warga yang dilewatinya ( Prime Time News, MetroTV, 5/4/2020 ). Masker kain ( 3 lapis/ lipatan ) bisa digunakan orang sehat ( masker bedah 2 warna dipakai orang sakit, masker N-95 dipakai petugas medis yang merawat pasien Covid-19 ) bila keluar rumah masa darurat pandemi ini dan diganti jika sudah basah atau dipakai selama 4 jam, lalu dicuci dengan sabun deterjen/ antiseptik dan dijemur hingga kering untuk bisa digunakan kembali ( 3 masker kain saya tahun 2015 masih baik/ tak robek dengan cara tsb ). Rusia, seingat saya, membuat dan membagikan masker kain untuk seluruh warganya. Jubir Yurianto ( meminta bilik disinfeksi jangan dipakai karena ada bahan racun di disinfektan tertentu/ sianida yang membahayakan paru-paru dan kulit alergi/ iritasi ) dan WHO juga merekomendasikan masker kain untuk orang sehat di masa pandemi.

Seminggu ini, WNI di garis depan penanganan Covid ( dokter/ pakar epidemiologi, para kepala daerah ) terdengar gusar dengan aturan PSBB yang seolah tak sinkron di Permenkes no. 9 tahun 2020 yang terbit/ berlaku sejak 3 April 2020. Pemprov Jakarta dan Pemkab Fak-fak, Papua, sudah mengajukan izin menerapkan PSBB di wilayahnya, namun belum diputuskan menkes ( gubernur Ridwan Kamil minta Bodebek juga di-PSBB. Banten mestinya mengajukan PSBB untuk Tangerang ). Pasal 4 Permenkes mensyaratkan administrasi/ birokratis berupa data valid kejadian transmisi lokal generasi ke-2 dan ke-3 penularan virus Covid yang membutuhkan konfirmasi pemeriksaan lab di Jakarta yang lama ( seperti bukan kondisi darurat, padahal tiap hari bertambah ratusan pasien positif baru di Indonesia/ 2.227 orang terinfeksi per 5/4/2020, di dunia 1, 19 juta orang terinfeksi. Virus tak kenal birokrasi. Gak pake lama ).

Permenkes no. 9/ 2020 tak sinkron dengan Keppres no.11/ 2020 tentang Darurat Kesehatan Masyarakat, kata narsum Pandu Rono, ahli epidemiologi UI. Njelimet, tak sesuai dengan azas “jangan timbul korban baru”, dan melampaui kewenangan pemerintah pusat sebagai pembina dan pengawas daerah otonomi. Bukan menentukan boleh tidaknya PSBB yang butuh cepat dilakukan pemda dengan semangat darurat pandemi, semburnya gusar. Ini gara-gara pensiunan pejabat yang dimintai saran draf permenkes, bukan para kepda yang berdebar di garis depan melihat menit demi menit warganya tumbang disambar Covid. Wakil walikota Bogor ( walikota Bima terkapar kena Covid ) juga gusar, kenapa bukan mereka/ kepda yang diajak juga urun rembuk menggodok draf permenkes ? Ridwan Kamil minta wapres Ma’ruf mendorong MUI merilis fatwa haram pulang mudik di masa darurat pandemi ( Kang Emil curhat ia di-bully tiap hari karena menghimbau warga “jangan mudik masa pandemi”, juga waktu menghimbau “jangan sholat Jumat”. Bully Jumatan baru berhenti setelah keluar fatwa MUI “sholat Jumat ditiadakan/ sholat di rumah masa pandemi”. Ulama lebih didengar daripada umaro. Pengamat lain, minta sertifikasi halal tetap dikeluarkan MUI, nanti proses lab-nya bisa disebar ke sejumlah ormas keagamaan yang diakreditasi pakar halal MUI sehingga proses sertifikasi produk halal bisa lebih cepat dari sebelumnya. Namun, tetap stempel halalnya dari MUI sehingga standar dan trust-nya sama mantapnya. Tidak terjadi perselisihan atau klaim standar ormas kami lebih halal/ perpecahan di kalangan umat ).

Seluruh wilayah Indonesia mestinya sudah PSBB hari ini ( jika anggaran dan sumber dayanya cukup memadai ). Namun jika ada problem dana, maka bisa diterapkan prioritas seperti masa darurat perang. Petakan dengan jelas mana posisi musuh terkuat ( episentrum wabah Corona di Jabodetabek ), arahkan sumber daya dan kekuatan penuh di sana ( PSBB izinkan segera ) dan daerah yang belum terinfeksi ( NTT, Gorontalo ) juga dilakukan pencegahan agar tak ikut terinfeksi ( pendatang dari zona merah diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas pemeriksa ( idealnya sudah mengenakan APD, kita tidak tahu apakah pemudik/ pendatang sudah carrier Covid ) dengan thermal gun agar tak boleh lebih 37-38 derajat celicius. Jika lebih panas dari itu bawa dia ke RS rujukan untuk dipulihkan. Jika dia tidak panas, catat identitas KTP-E dan alamat rumah/ nomor ponselnya, minta mereka isolasi 14 hari di rumah sebagai ODP, jaga jarak 1 meter dengan anggota keluarganya dan jangan pakai barang bersama. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum pegang muka, pakai masker, atau memegang makanan/ minuman. Jika muncul gejala batuk, pilek, nyeri tenggorokan, demam, sesak nafas, segera telpon hotline Covid 119 ext.9 atau puskesmas/ dinas kesehatan terdekat ). Sedangkan 32 provinsi lain yang sudah terinfeksi diminta meningkatkan kapasitas penanganan warga terinfeksi di daerahnya ( menyediakan wisma untuk petugas medis, mengerahkan UMKM membuat APD, masker, hand sanitizer untuk disebar ke rumah sakit, pasar, toko makanan/ obat, bank, kantor pos, meminta CSR/ konglomerat mendonasi ventilator untuk di distribusikan ke RS rujukan dan RS darurat, membuat 2-3 akses pintu masuk wilayahnya yang dijaga petugas terutama di desa/ kelurahan/ kecamatan yang pasien positifnya sudah 5 orang, PDP-nya ( bergejala Covid ) 20 orang, misalnya. Kita ingat RSPI S.Saroso di tahap awal hanya berkapasitas 6 ruang isolasi, sebelum kemudian membengkak hingga 20 pasien Covid dan mulai kekurangan APD sejak itu. Gubernur Ganjar sebelumnya berharap agar di draf permenkes sudah detail mengatur sekian positif Covid di daerah tertentu yang boleh PSBB sehingga pemda cepat ambil keputusan mengisolasi sebagian wilayahnya, kalau perlu discrazy, gak pake lama, sambil menunggu acc pemerintah pusat. Jateng sudah menyiapkan dana PSBB Rp 1,4 triliun di tahap pertama. Jatim sekitar Rp 3 triliun, seingat saya. Saya pikir ketaksinkronan/ kelambanan PSBB ini, salah satunya, karena presiden tak bisa selincah biasanya/ blusukan untuk crosscheck ke lapangan atas kebijakan yang akan diambilnya sehingga pembatasan migrasi dan daerah belum tertular seperti luput dari perhatian beliau. Kita juga jangan membahayakan keselamatan presiden atau menyalahkan pemerintah pusat. Protokol kesehatan rigid WHO perlu diluweskan di daerah/ discrazy. Publik takkan ‘menghukum’ kepda jika keputusan itu demi keselamatan warga di situasi darurat pandemi. Publik makin cerdas..

Dalam keadaan darurat/ perang, perintah harus jelas, singkat, sederhana dan mudah dilaksanakan. Jika masih njelimet pakai data lab segala maka permenkes perlu direvisi dan dilengkapi. Dua hari waktu menkes menetapkan PSBB Jabodetabek setelah gubernur Jakarta, Jabar dan Banten mengajukan permintaan. Jika belum direvisi dan diputuskan, saya dan narsum EMI ( MetroTV, 6/4/2020 ) berpendapat, para kepala daerah perlu kreatif atau membuat discrazy demi menyelamatkan warganya secara terukur dan bijaksana. That’s it..

PERMENKES MENKONSISTENKAN LARANGAN MUDIK

Presiden meminta menkes Terawan dalam 2 hari ini merilis peraturan menteri/ aturan teknis detail tentang syarat daerah mendapat izin melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar/ PSBB/ karantina wilayah parsial/ local lockdown untuk mengerem laju penularan virus Corona/ Covid-19. Gubernur Ganjar Pranowo bilang di Prime Time News, ribuan pemudik dini di wilayahnya saat ini masih tertangani faskes dan infrastruktur di Jawa Tengah sehingga belum perlu melakukan PSBB. Jika mulai tak tertangani Dinas Kesehatan, rumah sakit rujukan, puskesmas di Jateng, barulah pemprov akan mengajukan permintaan PSBB ke menkes Terawan, lalu dengan rekomendasi kepala Gugus Tugas Covid Doni, PSBB akan diberlakukan di kota, kabupaten atau provinsi yang kewalahan.

Apa kiat Jateng termasuk provinsi yang terendah infeksi Corona-nya di pulau Jawa ? Rupanya ketika Covid-19 muncul di Wuhan 8/12/2019, Ganjar mengundang muspida, petinggi dinkes, dishub, dinsos, pangdam, polda, akademisi/ Undip, asosiasi industri, BPBD, dst, untuk berembuk/ mitigasi jika Jateng terpaksa worst scenario lockdown seperti Wuhan hingga semua kekuatan terpetakan dengan baik. Ketika Jokowi mengumumkan kasus pertama Covid Indonesia pada 2 Maret 2020, Jateng tinggal menggerakkan komponen daerahnya sesuai road map tsa.

Pelajaran berharga/ mahal dari virus Corona sangat menular rekayasa lab militer AS ( prelude to 3-rd world war ? ) ini mensimulasi epidemi pertama/ Wuhan di wilayah kita seperti Jateng. Jika ada penyakit menular berikutnya, APD, masker ( jahitan rumah dari kain yang bisa dicuci berulang kali masih lebih baik daripada orang sakit atau berada di zona merah tak pakai masker sama sekali. Waktu TB, saya pun pernah beli masker kain seharga Rp 5.000 di apotek swalayan depan RS rujukan. Saya kini sehat ), petugas/ relawan medis dan dana abadi/ JPS dalam jumlah cukup sudah disiagakan jika outbreak, anytime.

Andai pemerintah sudah siap sejak awal ( dimulai wabah pecah di negara lain ) : 17 juta set APD, 267 juta set masker kain, dana abadi Rp 500 triliun, 1,6 juta rapid test kit, swap test/ PCR, 3 RS khusus penyakit menular dan riset seperti di Pulau Galang ( 5/4/2020 akan diresmikan tahap pertama 300 dari rencana 1000 bed, 20 ICU, 30 non ICU ), kita Insya Allah bisa melalui perang biologi ini lebih baik. Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu. Selain sebagai bangsa paling dermawan di dunia ( Indonesia is the most generous people in the world ) semoga kita juga bisa menjelma bangsa tersiap dan terkuat di dunia. Amiin.

Seharian kemarin, host MetroTV mencecar istana/ menko Luhut tentang pengendalian mudik dengan himbauan “boleh mudik tapi berstatus OPD 14 hari isolasi, naik motor dibatasi driver saja/ 1 orang, naik mobil/ 2 orang saja, naik bis/ separuh seat saja biar bisa jaga jarak 1 meter antar penumpang sehingga harga tiket jadi 2 kali lipat, dst” yang seolah berlawanan dengan larangan mudik sebelumnya di benak para host yang sudah gencar melarang mudik ( dan berhasil diikuti 87% pemudik ). Nah, 13% ( survei kemenhub ) yang tetap ingin mudik ini yang akan dijegal dengan “teknis pengendalian” dari berbagai angle tsb. Ini seperti saya menjatah air untuk penyewa kost sehingga mereka tak bisa membawa teman ikut menginap jika tak mau kehabisan air untuk minum, wudhu dan mandi. Apa boleh buat, disiplin sebagian besar bangsa ini baru sebatas ini. Harus dikondisikan dulu dengan pembatasan sumber daya. Nalar dan empatinya masih perlu banyak dipupuk. Takes time..

Ringkasnya, publik/ host melihat lebih ke angle “keselamatan rakyat ini hukum tertinggi” versus pemerintah pusat yang mengongkosi mahalnya PSBB ini melihat lebih ke angle “ekonomi tetap berdenyut agar Indonesia tak resesi”. Tapi menurut saya, pemerintah perlu tetap lebih lantang/ sering melarang mudik dalam komunikasi politik, dan lebih jarang ngomong “boleh mudik tapi..” ( kan yang disasar lebih sedikit/ 13%, syukur-syukur mereka ikut mengurungkan niatnya mudik, karena ternyata di daerah seperti di Ambon pagi ini malah lebih merana JPS-nya sehingga tak bisa 14 hari isolasi : beta mati kelaparan atau bapak mati kena Corona. Dilematis ).

Saya sih cenderung : bis antar kota, antar provinsi di Jabodetabek yang bawa pemudik segera dihentikan ( kalkulasi dampak ekonominya sudah kan ? / tahu banyak angle ) juga jalan tol yang dilalui kendaraan pribadi pemudik juga ditutup ( tapi kendaraan pengangkut logistik makanan, obat, komunikasi, energi, perbankan tetap bisa lewat ).

Jubir RS Persaha***** di Prime Time News pernah bilang ke host Ade Mulya bahwa, penyemprotan disinfektan ( terlihat video kendaraan water canon polda Jabar menyisir jalanan protokol Kota Bandung/ Jl. Asia Afrika ) sudah berlebihan karena virus mati dalam 3 jam. Sebelumnya, petisi online masuk ke inbox saya, curhat bahwa RS rujukan ini menolak dia dites Covid padahal sebagai pengacara yang bepergian ke nusantara dan diminta dokter agar gejala Covid-nya dipastikan ke RS rujukan tsa, tapi dia di sana malah diresepkan obat flu biasa dan disuruh pulang. Antrian pengunjung seperti dirinya membludak medio Maret lalu. Apa artinya ?

Disinfeksi memang tak baik jika berlebihan. Dalam agama, segala sesuatu yang berlebihan itu tak baik. Tapi apakah water canon polda kami lebai ? Tentu tidak. Saat ini, saya di Kota Bandung, hampir tiap hari kedatangan hujan ( Bandung selatan bahkan banjir sampai semeter tingginya ). Suhu di sini lebih dingin ( kurang dari 28 derajat celcius ) dari biasanya ( tak dirasakan jubir RS tsb ). Virus nCov mati di suhu 56-65 derajat celcius selama 30 menit jelas tak tercapai di Kota Bandung sehingga virus bisa bertahan 2-9 hari di udara terbuka. So, disinfektan rutin diperlukan di kota saya ( terserah di kota si jubir dan Ade ). Semprotan disinfektan ke tubuh pengunjung jika sering bisa bikin iritasi, kata si jubir. Makan secuil telur pun bagi orang yang alergi ( di On the Spot, Trans7 ) juga menewaskan. Apa kita jadi latah melarang orang makan telur ?? ( saat TB saya diminta makan 2 butir telur ayam tiap hari untuk menambal 3/4 paru kiri saya yang dibolongi bakteri tuberculosis ). Apa kita mau membatalkan disinfektan yang disemprotkan ke 169 WNI Wuhan 14 hari di Natuna yang baik-baik saja sampai sekarang hanya karena ada 1-2 orang alergi mengeluh ? Siapa sih yang lebay ? ( tolong bicara yang proporsional/ whole picture, jangan cari sensasi atau memicu kepanikan baru ). Disinfektan kan bisa dari ramuan daun sirih atau deterjen yang kita pakai setiap hari ( tak harus akolhol 70% ). Tinggal kreatif aja. Warga yang tiap hari disemprot jadi lebih termotivasi tinggal di rumah saja. Ya kan ? Angle yang positif, membangkitkan harapan, dong ..

Narsum Tobas di MetroTV bilang, aspek kemanusiaan juga mestinya diberlakukan pada semua napi ( napikor, napiter, napinar yang menjalani hampir 2/3 masa hukuman ) ketika permenkumHAM merumahkan/ asimilasi 35.000 napi tipiring demi mitigasi Covid di lapas. Seorang petugas medis/ palang merah di garis depan memang harus merawat korban luka dengan mengedepankan kemanusiaan ( tak peduli SARA dan asal negara ). Seperti juga asas “praduga tak bersalah” mesti dihayati para hakim saat memeriksa perkara. Itu etika profesi mereka. Bukan etika publik, jurnalis atau pengacara. Publik boleh waspada/ menduga salah untuk mengawal APH. HAM ( termasuk kemanusiaan ) teroris, bandar narkoba, koruptor dan pembunuh keji praktis terampas ( itu sebabnya dibui/ dimatikan sosial atau fisiknya ) ketika mereka melakukan extraordinary crime ( merampas HAM para korban ). Jangan naif jadi “perawat medis” terhadap napi yang otak kemanusiaannya sudah hancur ( terdakwa 10 tahun penjara atau lebih/ tipiber ). Terkesan sok manusiawi, tapi sejatinya membahayakan anggota keluarga napiber dan lingkungan rumahnya.

Masa pandemi ini diberitakan, seorang nenek dirampok hartanya/ tabungan perhiasan oleh orang yang mengaku ojol pembawa sembako. RS rujukan kecurian banyak masker dan hand sanitizer oleh 3 pegawainya sendiri. Warga lain dirampok oleh orang yang mengaku akan menyemprot disinfektan ke rumahnya. Anda bisa bayangkan kejahatan lebih menjijikkan jika napi kelas berat yang kemanusiaannya sudah hancur ini sampai dibebaskan karena usulan Tobas. Watak tak bisa berubah, Bro. Biarkan mereka mati diintai Covid di bui. Kita ini sedang dihukum Allah karena kelalaian sebagian kita selama ini. Jangan ditambah runyam dengan kekonyolan berikutnya..

# PerangLawanCorona-19

BISNIS VAKSIN VIRUS ALA PAKAR MATRE DI WHO.

Pandemi Covid-19 membuat banyak orang teringat Dr. Siti Fadilah Supari ( menkes RI 2004-2009 ) yang berjibaku melawan virus flu burung tahun 2005 sampai berlanjut melawan WHO di Jenewa ( buku “Saatnya Dunia Berubah”- Dr. Siti FS ).

Mantan menkes RI Dr. Siti dan buku yang ditulisnya, mengisahkan perjuangan Indonesia melawan wabah flu burung dan kelompok matre di WHO/ Badan Kesehatan Dunia. Pantes mereka meremehkan Indonesia. Ada udang di balik batu, tho..

Tesis dan disertasi Dina YS juga menyentil organisasi internasional di bawah PBB yang mengambil kebijakan sangat dipengaruhi epistemic community ( sekelompok pakar di ring 1 PBB, mengabaikan suara kelompok pakar lainnya ), perusahaan transnasional, IMF dan Bank Dunia ( Dina YS, 1/4/2020 ).

Tahun 2005, virus flu burung masuk Indonesia ( penularan virus dari unggas ke manusia ). Untuk mendeteksi virus, atas perintah WHO, sampel spesimen harus dikirim ke Hongkong, dan hasilnya baru diketahui 5-6 hari kemudian ( lambaaannn… keburu virus menyebar ), padahal hasil pemeriksaan lab di Indonesia sama dengan hasil lab HK. Lalu berdatanganlah para penjual alat pendiagnosa cepat ( rapid diagnostic test berdasar virus strain Vietnam ) ke Dr. Siti. Virus dari korban flu burung di Vietnam dikirim ke WHO, lalu dibuat seed ( bibit ) untuk dibuat rapid test-nya oleh perusahaan di negara-negara maju ( bukan WHO ). WHO lalu merekomendasikan obat bernama Tamiflu dan waktu Indonesia mau beli, obat itu sudah habis di pasar diborong negara-negara kaya ( padahal mereka tidak kena flu burung/ untuk dijual lebih mahal ).

Tiba-tiba saja, tanpa penelitian virologi, staf WHO mengumumkan ke CNN ( media zionis ) bahwa di Indonesia sudah terjadi penularan dari manusia ke manusia. Pengumuman sepihak dari WHO ini berbahaya buat Indonesia ( yang bisa diisolasi/ ekonomi bisa ambruk ). Dr. Siti langsung meminta ilmuwan Indonesia untuk meneliti virus itu, apa benar sudah ada perubahan ( sehingga bisa menular dari manusia ke manusia ). Menkes Siti lalu mengusir staf WHO lancang itu dari Indonesia dan meminta CNN mencabut berita sensasi tsb. Siti bikin konpers, menyampaikan argumen logis : kalau benar sudah ada penularan dari manusia ke manusia, tentu yang pertama tertular adalah perawat dan jumlah orang yang tertular sangat banyak ( terbukti dari hasil lab, bahwa virus flu burung H5N1 tidak menular dari manusia ke manusia ). Hmm.. jadi inget orang WHO dan pejabat asing yang meremehkan kemampuan lab Indonesia Januari kemarin dalam mendeteksi virus nCov. Ada kelompok jahat juga di WHO..

Peristiwa ini membuat Dr. Siti penasaran, mengapa tatanan dunia soal virus harus seperti ini ? Dia lalu mendapati 2 jalur perjalanan virus : (1) virus dari negara yang terkena wabah diserahkan ke WHO melalui mekanisme GISN ( Global Influenza Surveillance Network ), lalu entah dengan mekanisme apa, jatuh ke Los Alamos ( lab yang dulu bikin bom atom Hiroshima ). (2) dari WHO, virus diproses menjadi seed, lalu diserahkan ke perusahaan vaksin.

Dr. Siti menulis, “Kapan akan dibuat vaksin dan kapan akan dibuat senjata kimia, barangkali tergantung dari keperluan dan kepentingan mereka saja. Benar-benar membahayakan nasib manusia sedunia. Beginilah kalau sistem tidak transparan dan tidak adil.”

Yang dilakukan Dr. Siti berikutnya : menolak menyerahkan virus flu burung Indonesia ke WHO, tapi diserahkan langsung ke perusahaan vaksin yang siap membuat vaksin dari virus itu. Logikanya : virus yang tersebar di Indonesia tentu “jenis” ( strain ) Indonesia, jadi vaksin yang lebih cocok adalah vaksin yang dibuat dari strain Indonesia, bukan vaksin dari virus Vietnam. Perusahaan asing memang punya teknologi dan uang, tapi mereka tidak bisa bikin vaksin kalau seed virusnya tidak ada. Jadi, posisi Indonesia sebenarnya sejajar dengan mereka, tidak perlu minder, apalagi menyerahkan virus secara gratis, lalu membeli dengan harga yang ditetapkan semaunya oleh perusahaan asing. Tahun 2007, ditandatanganilah MoU antara Depkes RI dengan Baxter, perusahaan vaksin.

WHO yang gigit jari lalu mengutus David Heymann dan menjanjikan bantuan : lab Indonesia akan diperbagus dan Indonesia akan dikasih jatah vaksin berapapun yang diminta. Syaratnya, Indonesia tidak bikin vaksin flu burung sendiri dan semua virus dikirim tanpa syarat ke WHO. Dr. Siti menolak, apalagi sebelumnya, menkes AS sudah janji mau kasih bantuan 3 USD ( tapi kok malah diserahkan ke NAMRU, lab militer AS tapi gedungnya ada di Indonesia ). NAMRU yang kepergok Siti lalu ditutup tahun 2009 atas perintah menkes Siti ( konon kini berlanjut dengan nama baru ).

Perjuangan berlanjut di sidang World Health Assembly di Jenewa di mana Indonesia meminta, mekanisme pengiriman virus ke WHO harus disertai transparansi ( negara asal diberi tahu, virusnya dipakai untuk apa ? ) dan perjanjian pembagian keuntungan. Berbagai lika-liku persidangan, termasuk upaya ‘penjegalan’, diceritakan dengan detil dan seru serasa baca novel. Ketangguhan menkes Siti ( padahal tak berpendidikan diplomat ) dalam mengarahkan para diplomat RI agar terus bertahan di hadapan gempuran argumen dan lobi dari pihak lawan, terutama ketika head to head dengan diplomat AS, sungguh mendebarkan.

Yang digugat mekanisme WHO, tapi mengapa yang dilawan diplomat AS ? Mengapa malah AS yang tampil sebagai pembela utama WHO ( yang berkeras agar mekanisme penyerahan virus tanpa syarat tetap dilanjutkan ) ? Dina merekomendasikan buku ini dibaca para mahasiswa HI dan Ilmu Politik ( calon diplomat Indonesia ). Ada penggalangan petisi menyerukan agar Dr. Siti dibebaskan dari penjara ( di bui sejak tahun 2017 ) dengan alasan usia sepuh ( 70 tahun, rentan Covid ), pengalaman beliau di garis depan melawan wabah flu burung ( dan melawan WHO ) bisa dimanfaatkan dalam masa pandemi Covid-19 ini ( mantan presiden Brasil yang mengkritik IMF-WB juga dihancurkan reputasinya di penjara dengan tuduhan korupsi. Menpora Nahrawi yang sehat masuk bui setelah ditempeli sekmen yang doyan suap. Apa ada modus menyisipkan staf bejad seperti ini untuk menjegal tokoh bersinar yang mengancam hegemoni AS di pemerintahan negara-negara di dunia ? Kalau sekjen PBB dan kepala negara dibunuh intel CIA-Mossad sudah biasa ).

Link petisi :

http://chng.it/6MrQQWJ2

( Saya ikut klik tanda tangan petisi ini tapi tak sampai menyebarkan via akun medsos ( diminta password, kuatir disalahgunakan/ data pribadi terambil oleh portal petisi yang berbasis di San Fransisco, AS ini. Tujuan baik WHO dan PBB saja bisa dibajak AS, apalagi cuma petisi )

CLOSING

Gelombang pekerja yang dirumahkan, diliburkan, di- PHK mencapai 53.000 orang di Jawa Barat. AS mendapat tambahan 10.900 pasien baru positif Covid hari ini ( K-Lite FM, 9/4/2020 ). Di antara negara maju/ AS, Perancis, Inggris kini rebutan masker produksi China sampai saling membajak pesanan mitranya ( Dina YS, 6/4/2020 ). China pertama kali tanpa kematian Covid, tapi menambah 253 kasus positif baru dari warga asing dan warganya yang baru pulang dari luar negeri. Indonesia masih mendapat ratusan kasus baru Covid.

Menurut diskusi pakar mikrobiologi, BMKG, matematika, kedokteran, kesehatan UGM disimpulkan bahwa : suhu tinggi zona tropis dan kelembaban tinggi seperti di Indonesia bukan tempat stabil bagi virus Covid-19 bertahan hidup. Outbreak gelombang pertama Covid bulan Desember 2019 – Januari 2020 terjadi di China, Italia, Spanyol, dll, yang berada di lintang tinggi, kata Dr. Dwikorita/ kepala BMKG ( K-Lite FM, 9/4/2020 ). Ada 3 variabel : iklim-cuaca, mobilitas-interaksi sosial, dan tingkat kesehatan masyarakat yang mempengaruhi parahnya penularan virus Covid di suatu daerah. Variabel dominan di Wuhan, China : iklim dingin ( subtropis, tempered, suhu di bawah 10% derajat celcius dan kelembaban rendah/ udara kering disukai virus Covid ) lalu diperparah dengan mobilitas/ tradisi mudik Imlek yang menularkan virus ini ke berbagai wilayah di China, seperti episentrum Covid Jakarta menyebarkan virus lewat pekerja komuter di Jabodetabek dan perantau yang duluan mudik/ pemudik dini begitu aturan belajar, bekerja, ibadah di rumah diberlakukan.

Kita harus mengoptimalkan manfaat iklim tropis lembab di nusantara ini dengan disiplin isolasi diri ( jaga jarak 1 meter, tubuh sehat/ imun prima, jauhi kerumunan orang, rajin cuci tangan, pakai masker kain di luar rumah ). Variabel Covid yang dominan di Indonesia : interaksi sosial ( kasus pertama, berdansa dengan warga Jepang yang baru ketahuan positif Covid/ imported case. Virus Covid tak bertahan di suhu panas 56-65 derajat celcius atau lebih/ outdoor, tapi bisa bertahan lama dalam tubuh manusia yang daya tahan tubuhnya lemah/ imunitasnya rendah ).

Agama sudah memberitahu agar muslim jangan pindah dari suatu daerah jika terjadi wabah penyakit agar carrier sehat tak menularkan virus pada orang tak sehat di tempat baru. Larangan mobilitas/ mudik ini sudah tercantum di kitab suci abad 7 M, dan baru hari ini ( 9/4/2020 ), 14 abad kemudian, kita baru ngeh/ paham. Subhanallah. Allah Maha Tahu. So, patuhi PSBB ya. Stay at home, please..

Written by Savitri

6 Maret 2020 pada 11:08