Madani & Manusiawi

Great People, Bandung, West Java, Indonesia.

Tanggap Banjir 20/2/2021

BANJIR KARAWANG, SUBANG, BEKASI 19-21/2/2021 AKIBAT TANGGUL JEBOL SAAT HUJAN EKSTRIM 10 TAHUNAN

Lebih 38.000 rumah terendam dan lebih 290.000 warga mengungsi karena banjir bandang di Kab. Karawang, Bekasi dan Subang ( 2 orang tewas ), Jawa Barat. Curah hujan ekstrim ( di atas 150 ml selama 3 hari ) membuat sungai Citarum meluap dan tanggulnya di Bekasi jebol ( Prime Time News, MetroTV, 22/2/2021 ).

Terlihat sejumlah tenda plastik di pinggir jalan tempat pengungsi berteduh, dan curhat masih kurang bantuan sampai mengemis di antara kendaraan melintas di dekatnya. Tinggi banjir yang mencapai 1,5 meter itu merendam 61 kecamatan, akibat hujan ekstrim sejak Jumat, 19 Februari. Saking luasnya banjir, tim BPBD sampai sulit membuat posko pengungsi. Bahkan para pasien Covid di sebuah RS yang terendam, terpaksa dipindah ke RS lain yang aman / jauh dari TKP banjir.

Saluran irigasi juga ikut rusak di Subang dan Karawang sehingga 200-an ha sawah yang seminggu lagi akan panen ikut terdampak. Petani yang terpaksa memanen sebelum waktunya mengaku rugi Rp 7 juta per hektar sawahnya. Waduk Saguling yang berkapasitas 1.100 m3 / detik, kemarin diserbu luapan air hujan ekstrim 1.300 m3 / detik hingga meluber 200 m3 / detik ke kawasan sekitarnya. Tenda biru kemenPUPR sedang bekerja memperbaiki tanggul yang jebol. Gubernur Ridwan intruksi beli geobag / karung pasir sebanyak-banyaknya untuk menutup lubang tanggul jebol tsa. Tapi kemudian diganti geo-textile, karena lubang dan arus sungai terlalu besar. Perbaikan tanggul oleh KemenPUPR dkk ( Kapolri dan Kapolda Metro Jaya juga berangkat ke Kab. Bekasi ) rencananya akan dimulai petang ini ( Prime Time News, MetroTV, 23/2/2021 ).

Resto siap saji diminta Pak Doni / BNPB agar segera menyiapkan nasi bungkus untuk diantar timnya via helikopter ke lokasi banjir. Para pengungsi diminta menjemput bantuan di lokasi helipad terdekat.

Wah, kita mesti lebih rajin merawat semua tanggul yang ada, dan memperkuat tanggul yang sudah tua untuk menghadapi hujan ekstrim 5-100 tahunan ini. Karena tanggul tua sudah tak kuat menahan luapan hujan di atas 100 ml / hari atau debit air 200 m3 / detik. Hari ini dan besok 23-24 Februari diprediksi BMKG akan hujan lebat lagi di Jabodetabek.

Di India, gletser es mencair dan menjebol tanggul yang membendung luapannya. Di AS, musim dingin ekstrim terjadi di sebagian besar wilayahnya. Di Texas, diaspora Indonesia terpaksa memasak di perapian, karena listrik mati berhari-hari. Petugas Damkar tak bisa memadamkan api yang melalap rumah dan gedung karena semua air di hidran membeku. Repot semua masa pandemi dan cuaca ekstrim ini. Ya di negeri maju, terlebih di negeri belum maju..

* Kota Bandung di urutan 7 dari 10 kota kuliner terbaik versi media LN, diatas Hongkong, Bangkok, Mumbai ( PRSSNI, 19/2/2021 )

HUJAN EKSTRIM DI INDONESIA, MUSIM DINGIN EKSTRIM DI AMERIKA. Perbandingan vaksinasi Covid di sana dan di sini ..

Di AS, lansia 75 tahun ke atas sudah divaksin. Kini giliran lansia 65 tahun ke atas. Sebanyak 55 juta orang di AS sudah divaksin. Belakangan ini, banyak terjadi badai dingin hampir di seluruh AS dan tornado di negara bagian lainnya yang mengganggu distribusi vaksin. Listrik padam, cooling room penyimpanan vaksin tak berfungsi, sehingga Satgas Covid AS harus jemput bola ke kampus-kampus untuk vaksinasi dalam durasi 6 jam / umur vaksin. Terlihat pemandangan, orang-orang dicegat untuk divaksin.

Diaspora Indonesia di Texas tak punya genset, karena terbiasa / 40% pakai gas, sisanya pakai listrik. Pipa tua pecah oleh suhu dingin, -25 derajat celcius seperti tahun 1890-an. Banyak kubangan es ditemukan dalam rumah, perapian kebanjiran air pipa pecah. Sebagian warga AS terpaksa tidur di mobil mereka, dan sebagian mereka tewas keracunan CO / karbonmonoksida karena mobil terus dinyalakan dan bocor. Apotek banyak yang tutup. Jalanan menjelma jalur ice-skating sehingga memerlukan teknik mumpuni nyetir di atas es. Supir di Alaska yang terbiasa bergumul es di cuaca harian mereka no problem / tak terkendala, tapi pengemudi truk yang biasa jalan ngebut di jalan lapang Texas yang panas, dibuat kalang kabut dan celaka. Texas in crisis.

Warga AS tahun 2021 terpaksa puas makan cereal dingin, ikan, dan sayur kalengan. Perapian jadi kompor, tumpukan kayu bakar jadi andalan yang dicari orang. Penduduk Texas yang biasa panas, membuat perapian hanya untuk pajangan, kini memodifikasinya untuk memasak dan ngangetin badan. Semua ember dikerahkan menampung salju untuk masak dan mandi washlap. Houston, Dallas, sempat bersuhu 2 derajat celcius, yang segera dimanfaatkan warga untuk melelehkan air dari salju ( pas kita sempat terik 2 minggu lalu ). Warga ngantri untuk beli elpiji dan air minum. Boks bayi mereka bakar untuk menghangatkan badan. Dari 7 juta warga di sana, ada sekitar 500.000 orang yang tak kebagian listrik bergilir untuk ngecharge ponsel. Sementara, internet gak jalan, tower telpon tertutup salju sehingga sinyal terganggu ( suara Karina kedengaran beberapa kali putus di radio K-Lite FM ). Lampu lalulintas mati. Swalayan yang baru buka segera diserbu pengunjung yang berebut masuk seperti akan nonton konser artis top sold-out. Mereka yang kedinginan ini gak sempat beringas dalam swalayan.
.
Insiden penyerbuan Gedung Capitol-AS pada 6/1/2021 berakhir dengan gagalnya pemakzulan Trump yang kedua ditingkat Senat yang didominasi kaum Republikan. Sebentar lagi akan digelar pemilu sela untuk memilih anggota Kongres. Trump sesumbar akan mengganti anggota Republik dengan kader yang sejalan dengannya / zionis. Di kompleks tua di AS, ada gedung bernama Taj Mahal ( milik Trump ? ) yang sudah dikosongkan, akan dirobohkan dengan bom ( ibu wapres Kamala asal India ). Pantai sepi di South Carolina, dengan pub HRC, kini ramai di akhir pekan, sejak diincar pensiunan asal Florida yang memilih Biden. Dampak polarisasi pilpres di sana dan di sini masih terasa ya..

Sebanyak 48 juta orang terinfeksi Covid di California, sampai pembuat peti mati kewalahan ( di Indonesia juga. Usai banjir besar kemarin, bengkel reparasi motor juga kebanjiran order ). Ada yang buntung dan untung selama pandemi dan cuaca ekstrim ini.

Sudah 4 minggu ini turun hujan es di Amerika / puncak musim dingin. Warga lalu membeli jaket lebih banyak. Lebih 100 mobil diderek dan 4 mobil kecelakaan tiap hari. Eropa lebih dingin lagi. Anginnya yang bikin dingin, sampai bibir pecah-pecah, kata Karina / jurnalis VOA. Sebagian warga AS sudah divaksin influenza di musim gugur. Setelah presiden Biden bekerja, rakyat AS kini lebih banyak yang bermasker. Tingkat okupansi RS berkurang ( di Kota Bandung juga sudah di bawah 60% standar aman WHO ), tingkat kematian menurun. Menjadi 2000-an kasus kematian tiap hari. Herd immunity mulai terbentuk, saat varian baru Covid dari Afrika, Brazil, setelah Inggris, Turki, muncul.

Sebanyak 30% warga AS yang belum mau divaksin masih menunggu kepastian kemanjuran vaksin ( 1/3 anggota militer menolak vaksin ). Di Indonesia, menurut surveyor BM / IPI sebanyak 43% responden belum mau divaksin pada Desember 2020. Setelah kampanye Jokowi divaksin 2 kali, hasil survei Februari 2021, 41% yang masih belum mau divaksin Sinovac. Pemerintah lalu mengutus duta-duta vaksin di komunitas guru, aparat, ulama, pedagang pasar, dsb. Jadi kita tunggu hasilnya dalam 3-6 bulan ke depan.

Australia, saya dengar, juga didera penolakan vaksinasi sejumlah pemrotes yang masih trauma dengan ‘politik kuning’ / China di masa lalu. Indonesia juga mengalaminya masa Perang Jawa Pangeran Diponegoro dan Era Orba. Tak ada MRS di AS dan Australia yang sebagian warganya menolak divaksin. Sehingga BM tak perlu cari sensasi dengan menyebut-nyebut dia di depan pemirsa MetroTV semalam, yang alergi dengan nama serigala berjubah putih itu. Sejak MRS melanggar prokes Covid dan membahayakan NKRI dengan intoleran-radikal-teroris sebagian besar pengikutnya ( 20.000 sd 2 juta orang ), tak nampak menyesal dan tak lenyap kebohongannya. Ide konyol itu bukan out of the box, tapi omong kosong. Jangan beri panggung pada ‘ulama abal-abal’ ini lagi. Bisa kecipratan dosanya nanti. Jika perlu 182 juta WNI untuk vaksinasi / herd immunity, maka 88 juta WNI yang tak perlu divaksin, biarlah MRS cs. Lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya mengajak para bebal kepala batu itu ikut kampanye vaksin. Ajak saja menhan Prabowo dan menpar Sandi jadi influencer vaksinasi Covid. Mereka lebih bermanfaat. Vaksin AZ dari Inggris yang aman bagi lansia akan tiba dalam 2 pekan ini, sehingga para lansia dan petugas publik siap-siap giliran divaksin dalam waktu dekat.

Texas menjadi negara bagian ketiga yang terparah dihajar musim dingin ekstrim di AS, sampai para pasien terpaksa keluar RS sambil membawa ventilator, ngungsi ke gereja dan universitas yang dibuka untuk shelter OTG dan perawatan pasien Covid. Hate-crime meningkat, menimpa keturunan Asia ( bermata sipit ). Ratusan imigran Asia dari kalangan lansia didorong hingga jatuh dan tewas. Dalam transportasi publik, penumpang bermata sipit tiba-tiba disemprot cairan pewangi / disinfektan oleh warga AS lainnya. Mereka menyalahkan China atas pandemi Covid ini. Orang Asia yang makan di resto tiba-tiba dimaki “kalau Trump masih presiden, kamu pasti sudah diusir !”. Padahal pelanggan Asia itu lahir dan besar di AS. Diskriminasi marak akibat politik SARA Trump. Jangan ditiru.

Biden datang ke Townhall Meeting di Wincousin yang sempat terkatung dalam perolehan suara di Pilpres 2020, tapi akhirnya Biden menang di sini ( What’s Up America, K-Lite FM, 19/2/2021 ).

* Hermawan Saputra / epidemiolog bilang, muncul klaster panti sosial, yang tertular dari petugas / rekanan yang bolak balik membawa makanan ke panti ( Prime Time News, 12/2/2021 ). So, daftarkan lansia ( 60 tahun ke atas ) di sekitar anda ke aplikasi PeduliLindungi untuk mendapat jadwal vaksinasi Covid di faskes terdekat. Untuk vaksin AZ yang lebih tahan lama, mungkin akan disuntikkan di satu tempat vaksinasi.

BANJIR BESAR JAKARTA 20-21/2/2021 KARENA HUJAN DI ATAS 100 ML DAN REALISASI SISTEM ANTI BANJIR SETENGAH HATI.

Salam banjir, kata Bu Upik / pemirsa EMI dari Jakarta ( MetroTV, 22/2/2021 ) dengan nada getir. Satu dari sekian warga yang terdampak hujan ekstrim Februari ini ( ia sudah menawarkan lahannya dekat kali Sunter dibebaskan untuk membuat waduk sejak 2 tahun lalu, tapi tak kunjung ditindaklanjuti ). Pak Nugroho, lebih parah lagi. Ia hanya bisa pasrah mengucapkan ‘selamat datang’ pada banjir ‘kalender tahunan’ ini masuk ke rumahnya lagi. Pemirsa dari Cirebon dan Bengkulu terheran, kota besar yang berstatus ibukota negara ini seperti tak ada yang mengatur, dan seperti inosen mempertontonkan bencana peradaban. Apa pemdanya yang kurang beradab, atau pempus yang kurang tegas menindak anak buahnya yang lamban bekerja, lebih suka ber-manuver kata ? ( nunggu ibukota pindah ke Kaltim sehingga merasa tak perlu buru-buru ? ). Atau banyak warga ibukota masih belum cerdas memilih pemimpinnya ?

Belanda, 60% wilayahnya lebih rendah ( bahkan sampai 6,7 meter ) dari permukaan air laut. Posisinya lebih parah dari Jakarta yang mengalami penurunan tanah akibat penyedotan air tanah dan urbanisasi ( hutan beton, daya serap tanah tinggal 18%, saluran air hanya 33% yang berfungsi, kata N. Yoga / ahli tata kota ).

Sistem Polder : cara penanganan banjir dengan bangunan fisik yang meliputi sistem drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, pompa, pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan air yang tak terpisahkan.

Tahun 1953, banjir menewaskan 1800-an penduduk Belanda. Namun, sejak itu, tak terdengar lagi ada banjir besar melanda negeri kincir air itu hingga hari ini. Rupanya, mereka membuat sistem polder ( kolam retensi, ribuan pompa yang menyedot air permukaan untuk dibuang ke laut, karena tanah mereka yang di bawah laut tak menyerap air ) dan bendungan sepanjang 9 km yang bisa dibuka tutup sesuai debit air yang masuk / curah hujan. Tiap tahun mereka menganggarkan 2 triliun USD untuk merawat, membangun, memperbaiki sistem anti banjir ini. Meski, beda partai pemda dan pempus-nya, jika soal melindungi rakyat Belanda, mereka bersatu, kompak. Program pemerintahan sebelumnya dilanjutkan secara konsisten.

Di Jakarta, gubernur sebelumnya / BTP sudah melakukan program normalisasi sungai ( pelebaran 7,5 meter ke kanan dan 7,5 meter ke kiri sungai ). Namun, Anies yang menggantikannya tahun 2017 tak melanjutkannya, karena menganggap naturalisasi ( istilah populer buat pesepakbola asing yang jadi WNI jika memperkuat squad timnas, dipakai Anies untuk menyebut sumur resapan di bantaran sungai / di tanah yang hanya menyerap 18% air itu ) lebih tepat untuk 13 sungai di Jakarta ( karena ‘tak tega’ merelokasi para migran penghuni bedeng liar di tepi sungai, sampai kemudian belasan orang tewas tersapu banjir dan tersengat listrik di banjir awal 2020, barulah dia ngeh : ternyata lawan debatnya “naturalisasi vs normalisasi” yang Ph.D ahli konstruksi ini / menPUPR Basuki yang jadi pahlawan infrastruktur bagi Jokowi .. BENAR ! ). Serahkan pekerjaan pada ahlinya.

Staf KemenPUPR yang ditanya host Wahyu kemarin ( Prime Time News, 21/2/2021 ) bilang, di musim hujan ekstrim Januari – Februari 2021 ini ( Dwikorita / BMKG : untuk 70% wilayah Indonesia, 30% lainnya berakhir sampai April / La Nina ), yang bisa dilakukan saat ini tinggal menyelamatkan nyawa warga Jakarta sebanyak mungkin, karena ibukota sudah ketinggalan 2 tahun untuk membangun sistem anti banjir-nya karena direlokasinya anggaran untuk ini di APBD sejak Anies menjabat.

Namun, Anies seperti biasa, santai dengan senyum khasnya ( meski 5 orang, termasuk 4 anak tewas oleh banjir Jakarta kali ini ), berargumen lagi : saluran air di Jakarta didesain tahun 2017 untuk menghadapi hujan 100 milimeter / sedang ( curah hujan tinggi 101-150 ml per hari, hujan ekstrim di atas 150 ml per hari ), sehingga jika turun hujan lebat 24 jam / 183-300 ml maka Jakarta akan tetap banjir, seperti gelas 100 ml diisi air 300 ml ya tetap tumpah.
Ngeles.. ( jika sistem anti banjir desain 100 ml dirawat, diperbaiki, dan berfungsi 100%, serta lahan sumbangan warga seperti milik Bu Upik segera dibangun kolam retensi, maka air hujan ekstrim di ‘gelas’ Jakarta akan tertampung / teralirkan / tersedot 3000-an pompa sehingga tak sampai jadi banjir BESAR ! ).

Mestinya Jakarta belum banjir pada 20-21 Februari kemarin karena bendungan Katulampa baru Siaga 3, belum siaga 1, kata Bima. Kiriman banjir yang disebut Anies itu bukan dari hulu, jelas walikota Bogor. Kota Depok dan Kota Bekasi juga dilanda banjir Jabar / tanggul Bekasi jebol, tapi lebih dulu surut daripada Kab. Bekasi, Subang, Karawang. Mungkin Depok / tengah yang mengirim banjir ke Jakarta, atau hujan lokal Jakarta sendiri ?

Jika Anies tak ego sektoral atau pencitraan tata kata ( ogah merelokasi ), maka sejak tahun 2017 sudah banyak situ / waduk / embung yang terkeruk endapan lumpurnya dan 13 sungai ( 3 sungai per tahun ) sudah ternormalisasi untuk mencegah banjir besar. Nyatanya, pembebasan lahan yang menjadi tugas pemprov yang baru berjalan kurang dari separuhnya, baru dimulai lagi tahun 2021 ini. Anggaran tahun 2021 lebih Rp 1 triliun.
Normalisasi sungai baru sepanjang 16 km / 45% pada 2013-2017. Lahan sisanya untuk menuntaskan sistem anti banjir Jakarta belum dibebaskan pemprov sehingga pembangunan tanggul oleh KemenPUPR belum bisa dilanjutkan.

Daerah pesisir tempat akan diselesaikan Sea Wall / tanggul laut juga belum dikerjakan pembebasan lahan dan penataannya kembali oleh Anies dan jajarannya.

Kewenangan / tugas pempus : membangun tanggul sungai, waduk, dan tanggul laut / sea wall. Tugas pemprov Jakarta : membebaskan lahan / relokasi warga tepian sungai Sunter, Angke, Pasanggrahan, Ciliwung ( 4 sungai paling banjir dari 13 sungai didahulukan ) dan pesisir pantai utara Jakarta, memfungsikan semua saluran drainase kota hingga 100% / gerebek lumpur di pintu air dan pendangkalannya, menambah kapasitas pompa hingga 3 lipat jumlah sekarang ( seingat saya, wagub Patria menyebut angka 900-an pompa. Padahal hujannya sampai 300-an ml ).

Jika pemprov Jakarta lamban dan berdalih bertele-tele lagi, pempus bisa menghukum Anies dan mengambil alih tugas tsa demi melindungi ibukota negara dan warga DKI dalam situasi darurat pandemi ini. Pengusaha luar Jakarta juga terkendala urusan / ekspornya oleh banjir Jakarta. Regulasi RI mengakomodasi pengambilan tugas ini.

Libatkan Polri-TNI untuk mengawasi / mengawal pelaksanaan sistem anti banjir Jakarta jika satpol PP ketularan ‘tak tega’ menertibkan warga di bantaran agar tak buang sampah ke badan sungai, tak membangun bedeng liar atau mau direlokasi ( sebelum banjir lokal, banjir kiriman, banjir rob kompak menyerbu Jakarta. Kemarin masih untung, tak banjir rob dan hujannya cuma seharian sehingga surutnya tak sampai 4 hari seperti tahun lalu. Apa ?? Surut dalam 6 jam ? Ke laut saja.. ).

Gimana, pemprov Jakarta sanggup ? Pempus ?

HUJAN EKSTRIM, BANJIR LAGI DI SEMARANG, JATENG. PENGALAMAN MASIHKAH GURU TERBAIK ?

Semarang banjir. Setelah 3 tahun, kota langanan banjir rob ( pasang air laut ) tidak banjir dengan rekayasa infrastruktur ( pembangunan tanggul laut, saluran drainase, rumah pompa, dsb ), pada Jumat malam hingga Sabtu shubuh ( 5-6/2/2021 ), ibukota provinsi Jawa Tengah ini kembali didera banjir bahkan sampai bandara ( EMI, MetroTV, 8/2/2021 ). Satu orang tewas tersentrum listrik, 2 warga tewas tertimbun di antara 16 titik longsor, setelah 2 rumah pompa belum diserahterimakan karena kendala administrasi ( di Jakarta, yang juga terletak di dekat pantai, satu rumah pompa tak berfungsi, karena sabotase / kabel listrik diputus oknum tak bertanggungjawab, dan belum diperbaiki hingga cuaca ekstrim saat ini / hujan lebat 183 ml per hari yang diprediksi BMKG turun sampai akhir Februari ini ).

Pemanasan global telah menaikkan suhu air laut dari 26 ke 29 derajat celcius. Uap air lebih banyak terangkat membentuk gumpalan awan yang terkondensasi menjadi hujan yang turun lebih lebat dan lebih lama ( ke bumi Indonesia yang 2/3 wilayahnya perairan ), kata kepala BMKG Dwikorita ( Prime Time News, 7/2/2021 ). Hujan 100 ml per hari terkategori sedang, sampai 150 ml terkategori tinggi, Sabtu kemarin 183 ml terkategori ekstrim. Dwikorita sudah meminta jajarannya untuk jemput bola : daerah rawan bencana / cuaca ekstrim didatangi, dicatat nomor WA para kepda, BPBD, yang dimintanya membuat WA Group dengan warga di lokasi rawan tsb. Sehingga begitu terdeteksi potensi bencana gempa vulkanik-tektonik, banjir, longsor, tsunami di sistem BMKG pusat yang terkoneksi di stasiun BMKG daerah dan Basarnas-BPBD, maka pemda dan warga di lokasi rawan bisa segera tahu dan bersiap evakuasi. BPPT dan TNI-AU siap melakukan rekayasa cuaca untuk menghalau awan hujan ekstrim ini ( semoga berhasil ).

Hujan 50 tahunan, yang anggaran daerah sering tak cukup untuk memitigasinya, apalagi 100 tahunan, terjadi. Ditambah arus urbanisasi tinggi dibarengi perubahan fungsi lahan resapan air menjadi kawasan komersial dan pemukiman, tanpa penguatan hukum zona peruntukan / land-use, implementasinya di lapangan, tanpa keberanian pemda membongkar bangunan yang melanggar tata ruang di masa lalu, menjadi seolah tak berdaya mencegah bencana banjir datang lagi. Menyerah responsif, ketimbang preventif. Sedih.

Perpres no.87 tahun 2020 tentang penataan ruang mengantisipasi bencana hingga tahun 2044 sudah rilis September lalu. Saparis Sudaryanto/ KemenLHK, mengingatkan soal return perod / periode ulang 5-10-50-100 tahun ini yang harus diantisipasi ‘neraca’ air-nya dengan tata ruang pengurangan resiko bencana yang memadai ( jumlah air hujan yang mengalir di permukaan kota sekian ml per hari, setara daya dukung tanah meresapkan sebagian air hujan. Setelah tanah jenuh dalam 2 jam, air permukaan selebihnya ditampung di kolam retensi, waduk, drumpori / sumur resapan. Setelah penuh, sisanya dialirkan lewat got / parit / riol kota, sungai ke laut. Kota padat di tepi pantai / daratan lebih rendah dari muka laut, perlu ditambah ribuan pompa air siap pakai dan pelebaran kanal sungai bertanggul tinggi agar banjir darat tak sampai terjebak di tengah oleh banjir rob. Sungai rajin dikeruk minimal 6 bulan sekali hingga kapasitasnya maksimal dalam mengalirkan air permukaan ke laut. Warga yang membuang sampah di sungai, pantai, laut dihukum berat / Rp 50 juta. Rumah di bantaran sungai direlokasi ke tempat aman / lebih 5 meter dari tanggul sungai di zona pemukiman, lebih 100 meter di luar zona perumahan. Jakarta dan Semarang tempoe doeloe, kanal-kanalnya bisa dilewati kapal dagang saking lebarnya. Kini malah dipersempit ). Air masuk = air keluar dalam waktu 20 menit ( agar jalan tak lekas lapuk / rusak ) sampai 2 jam ( agar rumah / kota tak terendam ). Air permukaan di kota-kota besar di Jawa saat ini rata-rata mencapai 90% ( Jakarta 95%, Cirebon yang masih lebat hutannya, cuma 1% ). Jawa kelebihan beban.

Setelah jenuh oleh hujan 183 ml weekend kemarin ( program PPKM ala Ganjar : “Di Rumah Saja”, jadi sulit dilakukan ), Jateng ( juga seluruh provinsi di pulau Jawa yang panen banjir musim La Nina ini ) diingatkan agar tetap waspada / sadar-siap mitigasi dengan hujan kategori sedang sekalipun, karena tanah sedang jenuh oleh hujan ekstrim kemarin. Namun, setahu saya, Jateng, Jatim, Bali, termasuk daerah yang cukup tanggap soal penanganan bencana. Entah banjir 50 tahunan ini, atau banjir 100 tahunan nanti. Can you handle it ?

Regulasi bagus di atas kertas, nasehat pakar urban design indah di bibir, tapi jika pemda tak melaksanakan, saling lempar siapa bangun waduk, dsb, maka nestapa banjir niscaya berulang tiap tahun, sampai 57% penduduk Indonesia ini kehilangan pulau Jawa yang tenggelam, seluruhnya ( muka air laut diprediksi naik 2 meter dalam beberapa tahun ke depan ). Lebih 2.900 bencana terjadi tahun 2020, sebanyak 263 bencana sudah terjadi di Januari 2021.

Nah, setelah semua bencana pilu ini, apa kita masih berniat memendekkan memori kolektif lagi, do nothing selama musim kemarau, tutup telinga sampai kena bencana lagi di musim penghujan berikut ? Up to you..

KAPAL TENGGELAM DI PERUT TOBA. KANDAS DI PESISIR SELAYAR. Evaluasinya ?

Dua fenomena alam mengakibatkan sederet musibah besar di Indonesia sebulan ini. Badai Tropis di utara Filipina dan bumi di posisi terjauh dari orbitnya mengelilingi matahari. Tukang ojek curhat,”Heran, Neng, sepeda motor ini seperti beku, gak bisa distarter tadi pagi.” Lalu, saya jelaskan soal orbit bumi itu. Kebayang ya, seberapa dinginnya kalau bumi sampai lepas dari orbitnya, atau bumi berhenti berputar karena tempat kita berpijak ini terus melambat dari waktu ke waktu. Bukan lagi dingin membeku, malah tak ada kehidupannya sama sekali. Betapa mudah, Yang Maha Kuasa membinasakan manusia kalau dibuat murka.

Apalagi, bumi segede ini secara konteks alam semesta, ternyata cuma sebesar kacang ijo, versi Gus Mus. Sebenarnya sebesar debu, versi ilmuwan. Kita imut sekali ya…

Kita seolah tak berdaya ketika badai tropis di utara Filipina membawa angin kencang dan gelombang air setinggi 2-4 meter sampai ke Sumatera. KM Sinar Bangun terjungkal oleh angin kencang itu sampai sebagian besar muatannya tenggelam ke perut Toba, gunung raksasa yang membenamkan benua Atlantis ke dasar laut lebih 70.000 tahun lalu. Laut Jawa rata2 sedalam 200 meter. Dasar Danau Toba mencapai 1.600 meter. Danau terluas di Indonesia ini rupanya kaldera Gunung Toba. Kebayang dahsyat letusannya dulu. Debu vulkaniknya saja sampai bermusim-musim lamanya, menutupi sinar matahari, memusnahkan banyak spesies makhluk, termasuk manusia. Entah seperti ini, bencana dahsyat kelak untuk mengurangi populasi manusia dari lebih 7 miliar ke 3 miliar saja. Pulau Sumatera masih kerap dilanda gempa setelah tsunami terbesar di Aceh tahun 2004. Magma panas masih aktif bergolak di bawah sana, mencari celah keluar untuk melepaskan ketegangannya. Kita hidup di atas cincin api. Ring of fire. Jumlah penduduk besar, 263 juta jiwa ( lahir 5 juta bayi tiap tahun ) dikurangi secara alami oleh rentetan bencana, selain asap rokok, penyakit dan kecerobohan manusia. Apa kita belajar dari semua kepahitan ini ? Apa kita masih tak berdaya ?

KM LM KANDAS DI PERAIRAN SELAYAR.

Hari Selasa itu, isu pelayaran zero accident tengah disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ketika melantik 68 Perwira Pandu Tingkat II Angkatan XL Tahun 2018 di Ruang Mataram Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Gambir, Jakarta Pusat. Menhub Budi meminta para Perwira Pandu mengutamakan keselamatan, sehingga peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun VI di Danau Toba saat melaju dari Simanindo menuju Tigaras, Sumatera Utara pada Senin (18/6/2018) lalu, tidak terulang.

Namun, bersamaan dengan pelantikan nakhoda bergengsi itu, Kapal Motor (KM) Lestari Maju justru kandas di Perairan Selayar, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa (3/7/2018) pukul 14.30 WIB. Kapal itu juga membawa gaji PNS sebanyak Rp 30 Miliar, karena tak ada angkutan lain saat itu di sana ( uang terbungkus rapat, sebagian besar masih kering ketika ditemukan ).

KM Lestari Maju kandas merenggut 24 korban tewas dari 164 penumpangnya. 74 penumpang selamat. Sebanyak 144 penumpang terdaftar di manifes, 20 tak terdaftar meski beli karcis.

Kapal motor Lestari Maju kandas, diduga karena lambung kapal bocor. Kapal besar berkapasitas 139 penumpang, 20 mobil, 30 truk ini pada Selasa petang ( Prime Time News, 3/7/2018) semula miring. Agar tak tenggelam, nahkoda mencari pulau terdekat untuk menyandarkan kapal 3 tingkat ini. Sebanyak 139 orang dan 48 unit kendaraan terjebak di pesisir Kabupaten Bulukumba. 41 orang diantaranya belum ditemukan

Tm gabungan, terdiri dari Badan SAR Nasional (Basarnas), BNPB, serta aparat lainnya, sejak KM Lestari Maju dilaporkan kandas pukul 14.30 WITA langsung bergerak mengevakuasi korban.

Selama lebih dari delapan jam, sekira pukul 23.00 WITA, tim berhasil mengevakuasi 98 penumpang, antara lain penumpang selamat sebanyak 74 orang dan korban tewas sebanyak 24 orang. Manifes menyebutkan : jumlah penumpang 139 orang dan 48 unit kendaraan.

Beberapa penumpang dengan jaket pelampung sempat siaran live dengan kamera ponselnya untuk mengabarkan situasi genting mereka ke daratan. Era medsos sudah mendarah daging rupanya.

TERJEBAK DI GUA THAILAND

Pelatih sepak bola bersama 12 muridnya ( usia 11-16 tahun ) yang terkurung dalam gua bawah tanah selama 2 minggu di Thailand juga minta tolong dari ponsel yang dibawanya. Mereka terjebak air penuh lumpur setelah hujan deras sehingga sulit keluar gua. Mata dunia tertuju pada mereka dengan drama penyelamatannya.

KM SB TENGGELAM DI DANAU TOBA

Dua minggu sebelumnya, sekitar pukul 15, Senin sore, 18/6/2018, pelabuhan di Kabupaten Samosir sudah sepi. Tinggal kapal motor Sinar Bangun yang akan berangkat menyeberang. Danau Toba, satu dari 10 daerah tujuan wisata yang sudah ditetapkan pemerintah, sehari setelah lebaran, mencatat tragedi sedih Senin itu. KM SB berkapasitas 43 penumpang, berpelampung 45 buah, dalam cuaca buruk ( ada peringatan BMKG jangan berlayar, karena hujan angin dan gelombang tinggi ) toh memaksa berangkat tanpa manifes ( daftar penumpang ). Rupanya pelayaran rakyat di sana terbiasa tanpa syahbandar dan manifes. Sudah biasa mengangkut banyak, bahkan lebih banyak dari ini, aku nahkoda sekaligus pemilik kapal yang ditetapkan tersangka oleh polisi. Cuaca ekstrim dari perubahan iklim membuat anomali yang tak diduganya, juga banyak orang. Jika kita tak jaga alam maka alam menelan kita. Seberapa tahan dengan kerusakan alàm berikutnya ?

Pukul 17.15 kapal over kapasitas itu lalu tenggelam dan menyeret lebih 180 penumpangnya ke bawah danau. Awalnya, 3 orang diketahui tewas,18 berhasil selamat, termasuk nahkoda kapal. Lainnya lenyap. Bangkai kapal termasuk ratusan orang yang terjebak di dalamnya, tak diketahui posisinya sampai seminggu kemudian ( Prime Time News, 20/6/2018 ). Salah siapa ? Mari kita tanya pada badai tropis.

REGULASI & EVALUASI PELAYARAN

UU no.17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan permenhub no.37 sudah mengatur rinci kegiatan pelayaran rakyat ini. Calon penumpang harus membeli tiket sebelum masuk terminal. Nahkoda kapal menyobek karcis sebagai bukti manifes yang dilaporkan ke syahbandar sebelum nahkoda diijinkan berlayar olehnya. Jika cuaca tiba2 berubah buruk, syahbandar bisa membatalkan izin tsb. Nyatanya yang terjadi Senin itu, sekitar 200 penumpang baru bayar setelah masuk kapal yang berlayar tanpa manifes pula.

Hal ini seperti biasa terjadi, bahkan tidak di danau itu saja. Kemana pengawasan dan penegakan hukumnya ? Pelayaran diurus negara, menurut regulasinya. Pihak terkait tenggelamnya kapal SB harus dihukum tegas agar ketamakan dan kecerobohannya tidak ditiru di tempat lain.

Nahkoda sekaligus pemilik kapal, kepala pelabuhan, 2 pegawai dishub kabupaten Samosir sudah ditetapkan tersangka. Pelanggaran regulasi pelayaran dihukum 5 tahun penjara. Jika sampai terjadi kecelakaan, dihukum 10 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. Jika menyebabkan kematian dihukum penjara 15 tahun dan denda Rp 1,5 miliar.

Aturannya, ijin kapal dengan bobot 7 gross ton diurus dishub kabupaten. Di atas itu, dan pelayaran antar kabupaten diurus dishub provinsi. Rencananya, dalam 2 tahun ini akan ada 6 kapal dari pemerintah dan swasta berbobot 300 gt untuk 300 penumpang dan 300 pelampung untuk Danau Toba, kata menhub Budi Karya. Irjjen kemenhub lalu mengumpulkan semua dishub dan nahkoda di wilayah Danau Toba untuk evaluasi dan pendampingan perbaikan kualifikasi kapal, kualitas manajemen operator pelayaran/ syahbandar dan nahkoda kapal. Tm ad hoc untuk akselerasi perbaikan pelayaran danau Toba ini akan bekerja sekitar sebulan

USAHA PENCARIAN KORBAN TENGGELAM

Sekitar 900 petugas dari Basarnas, Polri, TNI, KNKT, Kemenhub dibantu masyarakat, masih terus mencari korban. Penyelam hanya mampu mencapai kedalaman 50 m. Alat deteksi yang dimiliki Basarnas hanya sampai 300 m. Alat deteksi multibeam sonar TNI-AL bisa menjangkau hingga 2000 m. Instrumen ROV dari BPPT bisa menjangkau sampai 5000 m. Citra satelit kemudian memberitahu kita, dasar Toba sedalam 1600 meter ! Plus foto sepeda motor, tali kapal dan jasad tak utuh di kedalaman 450 meter. Nyangkut di sebuah ceruk. Jaring pukat yang mencoba menarik bangkai kapal gagal mengangkatnya. Lewat seminggu jasad pasti sudah hancur dan kapal kuatir terperosok lebih dalam.

Keluarga korban akhirnya melepas kepergian orang2 tercinta mereka dengan doa bersama dan tabur bunga di Danau Toba, bersama tim penyelamat. Monumen KM SB kemudian dibangun untuk mengenang para korban tragedi tsb. 164 korban tenggelam akan mendapat santunan Rp 50 juta dari Jasa Raharja yang diterima keluarganya. Korban luka dapat santunan Rp 20 juta.

Tiga prinsip yang dipegang teguh tim Basarnas : negara hadir, tim bekerja all out, dan bekerja dengan hati. Tak heran, Basarnas. termasuk tim penyelamat top dunia. Terlatih dengan aneka bencana yang silih berganti menyapa negeri cincin api ini.

KAPAL NELAYAN TENGGELAM

Di tempat lain, kapal nelayan yang digunakan mudik tenggelam di kepulauan Riau karena ombak besar. Satu anak tewas, satu ibu hilang, 11 penumpang lainnya selamat ( Prime Time News, 24/6)2018 ).

40 KAPAL TERBAKAR DI BENOA, BALI. Manajemen sandar ?

Angin kencang yang dibawa badai tropis juga menyebabkan 40 kapal dari beberapa perusahaan di Dermaga Barat Pelabuhan Benoa Bali, Senin sekitar jam 2 dini hari ( 9/7/2018 ) terbakar hebat.

Jarak antar kapal sangat rapat sehingga petugas kebakaran kesulitan memadamkan api.

Suara dentuman terdengar sesekali dari kapal yang terbakar. Kepulan asap tebal pekat terus membumbung tinggi. Ratusan nelayan dan karyawan gudang ikan menyaksikan kebakaran ini dari pinggir dermaga. Kerugian ditaksir mencapai Rp 125 Miliar.

Api masih terus muncul di bagian fiber, dekat tangki solar, kata Beni, seorang ABK. Proses pembasahan terus dilakukan setelah petugas BPBD Kota Denpasar dan Kabupaten Badung ditarik meninggalkan lokasi. Namun angin kencang dan posisi sejumlah kapal yang sulit dijangkau membuat titik2 api muncul lagi, kata Mustajib, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, Patroli Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa. “Pemilik kapal harus memperhatikan manajemen sandar kapal. Kapal seharusnya diposisikan sedemikian rupa agar jika terjadi keadaan darurat ada akses untuk pergeseran kapal,” sambungnya.

SERBUAN BUAYA

Di dermaga pondok Gayo dan Kali Grogol, Jakarta dotemukan 3 buaya. Setelah sebelumnya ditemukan buaya di Ancol. ( Prime Time News,, 26/6/2018 ). Menyusul berita wanita tewas dimakan buaya di sungai dan wanita tewas dililit ular piton di hutan. Para buaya dan ular ini terganggu habitatnya lalu memangsa atau ada sabotase asing dan persaingan bisnis ?

KAPAL TENGGELAM DI KEP. SERIBU

Kapal Rafelia 2 juga bocor di Kepulauan Seribu. Enam wisatawan hilang. Detik-detik tenggelamnya kapal juga ada videonya.

Aneh ya bangsa ini. Selain gemar selfie, senang juga mendatangi lokasi bencana bak tempat wisata baru, sampai berbondong-bondong. Lebih takut dibilang tak gaul daripada tenggelam. Anda tebak Danau Toba makin ramai atau sepi setelah tragedi ini ? Benar2 Indonesiana…

Written by Savitri

6 Maret 2020 pada 11:04