Madani & Manusiawi

Great People, Bandung, West Java, Indonesia.

Batik : Peradaban Nusantara dari Yogyakarta. 7 Sumber Sejarah Majapahit ( 1293-1527 M ). Amitabh Bachchan + Nish.

leave a comment »

BATIK. Sudah jadi warisan budaya dunia UNESCO dari Indonesia. Kita sudah memakainya di berbagai acara dan kesempatan. Batik juga ada di berbagai daerah di Indonesia, dengan ciri khasnya masing-masing. Top banget dah.

Namun, Batik Jogja, yang punya ciri khas warna dasar putih atau hitam, serta seret atau bagian putih di pinggir kain batik, sudah lebih terorganisir, sampai punya kampung Batik Giriloyo yang kerap dikunjungi tamu asing dari Asia, Amerika, Afrika dan Eropa. Anda bahkan bisa belajar membatik di sana dengan berbagai paket yang sesuai dengan waktu dan keingintahuan anda.

Kita kenali Kota Yogyakarta dulu ya ( next time provinsi DIY ), karena begitu banyak budaya dan spot wisata di ibukota DIY ini. Jemari saya sampai keriting mengetiknya. Maklum, bersama Bali, Jogja andalan Indonesia dalam sektor pariwisata. Let’s go ..

JULUKAN KOTA YOGYAKARTA

Yogyakarta dijuluki kota perjuangan, karena beberapa peristiwa perjuangan pergerakan nasional Indonesia terjadi di kota ini, seperti Serangan Umum 1 Maret 1949, dan Pertempuran Kotabaru.

Jogja juga dijuluki Kota Pelajar, karena hampir 20% penduduk produktif kota Yogyakarta adalah pelajar. Ada 137 perguruan tinggi, sehingga kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. 

Apalagi Kota Yogyakarta dikenal dengan biaya hidupnya yang murah meriah dibanding kota lain di Indonesia. Sampai ada jaringan retail di Kota Bandung yang memilih nama Yogya sebagai brand andalannya, karena persepsi sangat terjangkau itu di benak konsumen Indonesia.

Yogyakarta Kota Budaya, sudah pasti, karena bisa bikin jari keriting tsa.

DEMOGRAFI  YOGYAKARTA.

Nama Yogyakarta terambil dari kata : “Ayogya” ( kedamaian ) dan “Karta” ( baik ). Tapak kraton Yogyakarta sendiri bernama Dalem Gerjiwati, lalu dinamai ulang oleh Sunan Pakubuwana II sebagai Dalem Ayogya.

Kotagede ( kemantren di Yogyakarta ) pernah jadi pusat Kesultanan Mataram ( tahun 1575–1640 ). Kini, Yogyakarta menjadi tempat tinggal dua penerus Mataram : Sultan Hamengkubuwana di Kraton Ngayogyakarta, dan Adipati Paku Alam, di Pura Pakualaman.Kota Yogyakarta ( Jawa : ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ ), Ngayogyakarta,  Yogya, atau Jogja adalah ibukota, pusat pemerintahan, dan perekonomian provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota yang mempertahankan konsep tradisional dan budaya Jawa. Dijuluki Kota Perjuangan, Kota Gudeg, dan Kota Pelajar. Motto : ꦩꦁꦲꦪꦸꦲꦪꦸꦤꦶꦁꦧꦮꦤ ( Memayu hayuning bawana / Memperindah keindahan dunia ).

Yogyakarta berdiri 7 Juni 1947 dengan dasar hukum UU no.17 tahun 1947 ( menyatakan status Kota Praja / Kotamadya Yogyakarta / Kota ). 7 Juni menjadi hari jadi pemkot Yogyakarta yang diperingati tiap tahun. Hari jadi ( DIY ) 7 Oktober 1756 ( umur 267 tahun ) adalah tanggal pemindahan pusat pemerintahan dari Gamping ke Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Hari jadi ini diwujudkan dengan surya sengkala Dwi Naga Rasa Tunggal, setara tahun 1756 M, yang bermakna kesatuan kegotong-royongan, kewibawaan, kesaktian, kesucian raja atau pemimpin, dan keyakinan akan keselamatan, ketenteraman, serta harapan mencapai kemakmuran kerajaan yang dibangun. Sengkalan memet berbentuk relief dua ular naga yang kini masih ada di Regol Gadhung Mlathi Keraton Yogyakarta.

Jogja didirikan Sri Sultan Hamengkubuwana I. Luas Kota Jogja 32,5 km2 dengan populasi 415.509 orang ( kepadatan 13.000 jiwa / km2 ). Mayoritas beragama Islam ( 83,40% ), disusul Kristen ( 16,19% ), Buddha ( 0,28% ), Hindu ( 0,12% ), dengan IPM sangat tinggi 87,69 ( tahun 2022 ). Mayoritas dari mereka masih mempertahankan tradisi Kejawen.

DAU Rp 691.457.574.000 ( tahun 2019 ). Semboyan daerah : Berhati Nyaman ( Bersih, Sehat, Indah, dan Nyaman ). Slogan pariwisata : Jogja Keren – The City Of Creative.

* BAHASA : Jawa dialek Jogja-Surakarta dituturkan mayoritas penduduk Kota Yogyakarta. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi instansi pemerintahan. Perda DIY no. 2 tahun 2021 menetapkan Bahasa Jawa menjadi bahasa resmi Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk Kota Yogyakarta.

* FLORA RESMI : kelapa gading. tanaman raja yang bernilai filosofi dan budaya sangat tinggi, sebagai kelengkapan upacara tradisi, dan berguna sebagai obat tradisional.

* FAUNA RESMI : tekukur biasa. Burung tekukur ( Streptopelia chinensis ), merpati kecil yang berparuh, berekor agak panjang, berdarah panas, dan bertelur. 
Tekukur bersuara merdu, bertubuh indah, dan bisa membawa kedamaian bagi pendengarnya. Tekukur menjadi kesayangan para pangeran di lingkungan keraton.

* Pusaka Daerah : Tombak Kyai Wijoyo Mukti, pusaka pemberian Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dibuat tahun 1921 ( masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII ). Senjata sepanjang 3 meter ini memiliki pamor wos wutah wengkon dan dhapur kudhuping gambir ini, serta landean sepanjang 2,5 meter dari kayu walikun ( jenis kayu untuk gagang tombak yang sudah teruji kekerasan dan keliatannya ). Tombak Kyai Wijoyo Mukti melambangkan kondisi Wijoyo Wijayanti. Kemenangan sejati di masa depan, di mana seluruh lapisan masyarakat bisa merasakan kesenangan lahir batin karena tercapainya kesejahteraan merata.

* Web : www.jogjakota.go.id

TOPOGRAFI YOGYAKARTA

Kota Yogyakarta di ketinggian 112 mdpl dilalui tiga sungai ( Sungai Winongo, Sungai Gajahwong, Sungai Code ). Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 mdpl. Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir, karena sistem drainase yang tertata rapi masa pemerintah kolonial, ditambah penambahan saluran air yang dikerjakan Pemkot Jogja.

TATA RUANG KOTA. 

Garis imajiner Kota Jogja menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan, yang ditandai Tugu Yogyakarta di bagian utara dan Panggung Krapyak di bagian selatan. Garis imajiner ini menjadi ciri khas Kota Yogyakarta, sekaligus titik awal perkembangan kota di mana Keraton membangun  Pasar Beringharjo, Alun-alun Utara, Alun-alun Selatan, dan Masjid Gedhe Kauman di ruas ini.

Garis imajiner ini dirancang Sri Sultan Hamengkubuwono I ketika membangun Keraton di antara Sungai Code dan Sungai Winongo, dengan filosofi hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Laut Selatan ( titik terendah ) dan Gunung Merapi ( titik lebih tinggi ) melambangkan sikap manusia yang semakin dekat dengan Tuhan seiring berjalannya waktu.

Arah perkembangan kota mengacu Garis Imajiner Yogyakarta, yang membentang dari arah utara ke selatan, satu garis lurus dengan kraton. Di sini dibangun pasar, kantor pemerintahan, perkampungan abdi dalem, yang dibedakan menjadi perkampungan jeron beteng ( di dalam benteng baluwarti ) dan jaba beteng ( di luar benteng baluwarti ).

Belanda membangun Benteng Rustenburg di sisi timur laut kraton tahun 1767 ( kini Benteng Vredeburg ), dilanjutkan membangun gedung Nederlandsch-Indische Levensverzekeringen en Lijfrente Maatschappij atau NILLMIJ ( kini Bank BNI ), gedung Post, Telegraaf en Telefoonkantoor ( kini Kantor Pos Besar Yogyakarta ), gedung De Javasche Bank ( kini Bank Indonesia Yogyakarta), dan Gedung Residen Yogyakarta ( kini Istana Kepresidenan Gedung Agung ) di sekitar garis imajiner tersebut.

* Yogyakarta menjalin kerjasama kota kembar dengan Gangbuk-gu, Seoul, Korea Selatan, Baalbek, Lebanon.

EKONOMI YOGYAKARTA

Kota Yogyakarta mengandalkan sektor industri, perdagangan, dan jasa, khususnya pariwisata. 

INDUSTRI : pembuatan blangkon gaya Yogyakarta di Mantrijeron, kerajinan perak di Kotagede, industri batik gaya Yogyakarta di Ngasem, produsen alat-alat pertanian di Jalan Magelang, Kelurahan Karangwaru, Kemantren Tegalrejo.

PERDAGANGAN : Pasar Beringharjo sebagai pasar terbesar, Pasar Kranggan, Pasar Legi Kotagede, Pasar Sentul, Pasar Giwangan, dan pasar barang bekas / antik seperti Pasar Klithikan Pakuncen di Kelurahan Pakuncen, Wirobrajan. 

7 BUDAYA YOGYAKARTA TERPOPULER.

Jogja sebagai Kota Budaya menawarkan budaya beraneka ragam, sampai banyak wisatawan asing betah berlama-lama tinggal di Jogja, sampai sebagian menetap di sana. Berikut ini kebudayaan yang menjadi ciri khas Jogja, sehingga orang yang melihatnya, selalu teringat Jogja.

1. BATIK JOGJA, karya seni yang tak sekedar goresan canting ke kain mori yang cantik, tapi juga kaya makna. Batik Jogja, memiliki ciri khas warna dasar putih atau hitam, serta seret atau bagian putih di pinggir kain batik. Tanggal 2 Oktober sudah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Kepopuleran Batik Giriloyo membuat kampung di Jogja kedatangan tamu asing dari Asia, Amerika, Afrika dan Eropa. Anda bisa belajar membatik di sana. Ada batik motif ceplok, kawung, parang kusumo, dan lereng yang juga keren.

2. SEKATENAN, pesta rakyat tahunan yang digelar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad ( 5-12 Rabiul Awal dalam kalender Islam ), dan dimainkannya gamelan pusaka ( miyos gongso ) di halaman Masjid Agung. Wisata terkenal dari adat Sekatenan adalah pasar malamnya di Alun-Alun Utara Keraton Jogja yang berlangsung sebulan sebelum 5 Rabiul Awal, dengan puncaknya Grebeg Maulud ( arak-arakan yang memanggul beragam hasil bumi untuk diperebutkan warga ). 

3. SENDRATARI RAMAYANA, seni tari dan drama yang digabung menjadi satu pertunjukkan apik tanpa dialog dengan kisah Ramayana ( Sri Rama berjuang menyelamatkan istrinya, Dewi Shinta, yang diculik Rahwana ). Sendratari Ramayana juga dimainkan di Malaysia, Laos, Kamboja, Singapura, Thailand, India dan Sri Lanka. Anda bisa datang ke Teater Tri Murti Prambanan untuk menontonnya tiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Pada bulan-bulan tertentu, anda juga bisa menontonnya di gedung terbuka berlatar Candi Prambanan. Juga, di Pura Wisata dan Ndalem Pujokusuman.

4. SENI TARI, karya budaya Jogja yang diminati wisatawan dalam dan luar negeri. Ada tari yang menampilkan kemolekan dan keanggunan wanita, atau wanita pemberani, hingga ksatria berparas tampan dan gagah.

*  TARI GOLEK AYUN-AYUN, karya KRT Sasmita Dipura, menampilkan dua penari mengenakan busana beludru hitam dengan bawahan batik putih, tengah menyambut tamu. 

* BEKSAN SRIKANDI SURADEWATI, menampilkan perang Dewi Suradewati lawan Dewi Srikandi.

5. KARAWITAN, kesenian tarik suara yang menggunakan instrumen gamelan, dan suara manusia berlaraskan pelog atau slendro, yang kemudian menghasilkan kesenian campur sari. Karawitan bahkan dipelajari warga Jepang, Amerika dan Eropa. Banyak pesinden ( vokalis karawitan ), kemudian menjadi penyanyi laris ( Waljinah, Condrolukito, dll ). 

Karawitan di Jogja ada pakem-nya dan bersifat sawiji, sengguh, keras, bulat, patriotik, semangat dan berapi-api, terkait sejarah perlawanan Jogja terhadap pemerintah kolonial Belanda.

6. WAYANG KULIT, pertunjukkan wayang dengan kisah Ramayana dan Mahabarata. Wayang kulit sudah mendunia, dan dimainkan di beberapa negara, dengan cerita pakem seperti Dewa Ruci, Gatotokaca Gugur, atau Petruk Dadi Ratu, dengan inovasi dalang ( orang yang menggerakkan wayang ) membuat cerita baru yang tak meninggalkan pakem dan karakter wayang.

7. UPACARA LABUHAN, tradisi yang telah dilakukan sejak masa Mataram Islam abad ke-14. Warga  Jogja meyakini ritual ini, bisa membantu terciptanya kesejahteraan dan keselamatan dari Yang Maha Kuasa ( dengan doa Islami ). Intinya melakukan persembahan atau syukuran di tempat bernilai sejarah leluhur / raja terdahulu. 

**

Dalam Perjanjian Jatisari, Kesultanan Yogyakarta memilih mempertahankan budaya Jawa murni yang telah ada sejak masa Kesultanan Mataram. Dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Pura Pakualaman memiliki beberapa tarian Srimpi dan Bedaya sesuai pakem masing-masing. 

* BEKSAN LAWUNG AGENG, tari pusaka Keraton Yogyakarta yang diciptakan Sri Sultan Hamengkubuwono I, dan biasanya dipentaskan di upacara kenegaraan. Tari ini menampilkan adu tangkas prajurit bertombak.

* SURJAN, baju adat yang dikenakan warga Jogja untuk kegiatan sehari-hari, dengan penutup kepala Blangkon dengan mondolan  ( tonjolan di belakang ) yang membulat. Mondolan awalnya rambut masyarakat yang digulung ke dalam ( saat itu masyarakat sekitar Keraton Yogyakarta masih memanjangkan rambut ).

 * HAJAD DALEM MUBENG BETENG atau Tapa Bisu, tradisi  abdi dalem Keraton Yogyakarta dan masyarakat dalam menyambut tahun baru Hijriyah, dengan jalan kaki bersama mengitari Benteng Baluwerti Keraton Yogyakarta pada malam hari sambil membisu sebagai sarana merefleksikan diri dalam keheningan.

Hajat ini diilhami tradisi Jawa-Islam ketika Kerajaan Mataram yang saat masih beribukota di Kotagede membangun benteng mengelilingi keraton yang kemudian selesai pada 1 Syuro ( 1580 M ). Setelah itu, para prajurit rutin mengelilingi benteng untuk menjaganya dari ancaman musuh. Setelah dibangun parit, tugas berkeliling diganti abdi dalem agar tak terkesan militer. Para abdi berkeliling membisu sambil membaca doa dalam hati agar diberi keselamatan.

Biasanya tradisi ini dimulai pukul 20.00 dengan serangkai acara : tahlilan, pembagian makanan berkah, tembangan macapat, hingga prosesi mubeng beteng yang dilakukan tepat pukul 00.00 WIB.

* GREBEG / Garebeg, tradisi rutin diselenggarakan masyarakat Jawa untuk memperingati peristiwa penting, dengan membagi gunungan sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang diberikan  Tuhan YME. Di Yogyakarta, grebeg dilaksanakan bulan Rabiul Awal ( Maulud ), Syawal, Dzulhijjah ( Besar ), dan gunungan dibagikan di tiga titik ( Masjid Gedhe Kauman, Kepatihan, Pura Pakualaman ).

* GANTI DWAJA BREGADA JAGA, diselenggarakan Kadipaten Pakualaman, yang menandai pergantian penjaga Pura Pakualaman. Pura Pakualaman memiliki dua bregada yang piket bergilir tiap Sabtu Kliwon tiap bulannya. Sebelumnya, upacara ini dilakukan secara tertutup di kalangan intern Pakualaman. Namun saat ini,  kalangan umum bisa melihatnya, dengan tujuan mendekatkan Pura Pakualaman pada masyarakat.

DESTINASI  WISATA JOGJA

* KERATON, salah satu tujuan wisata utama kota Yogyakarta. Januari 2022, tercatat 780.000 wisatawan berkunjung ke Kota Yogyakarta. Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, ada Taman Sari, Malioboro, Alun-alun Selatan, Situs Warungboto, Pura Pakualaman, Benteng Vredeburg, Kawasan Kotabaru, Keraton Kotagede yang bisa anda kunjungi. 

Yogyakarta juga punya objek wisata edukasi, seperti Taman Pintar, Museum Sonobudoyo, Museum Biologi, Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman, Museum Perjuangan dsb.

* KEBUN BINATANG Gembira Loka, menjadi sentra wisata edukasi keanekaragaman hayati dari berbagai belahan dunia.

* KAMPUNG WISATA, Kelurahan Tahunan yang berfokus wisata industri kreatif. KW Dipowinatan yang berfokus wisata kebudayaan, dan KW Kauman yang berfokus  wisata religi dan sejarah. 

* PASAR KANGEN, agenda rutin tahunan yang digelar pemkot Yogyakarta, bekerjasama dengan pemprov DIY, sejak tahun 2007, yang dikemas dengan nuansa klasik tempo dahulu.

* JOGJA NIGHT CARNIVAL, agenda rutin tahunan untuk memperingati hari ulang tahun Kota Yogyakarta pada 7 Oktober, ( biasanya ) dengan aksi karnaval jalanan yang menampilkan tokoh wayang dikombinasi lakon pewayangan, dibalut seni koreografi, busana, serta musik kontemporer.

* SELASA WAGEN, digelar setiap hari Selasa Wage ( penanggalan Jawa ) di kawasan Malioboro yang dijadikan kawasan bebas kendaraan bermotor jam 6-21 untuk beberapa pementasan kebudayaan Yogyakarta. Dalam masyarakat Jawa, Selasa Wage adalah hari di mana manusia beristirahat dari aktivitas sehari-hari, hari Wiyos Dalem atau hari kelahiran Sultan Hamengkubuwana X ( raja Kesultanan Yogyakarta, sekaligus gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini ).

* FESTIVAL KESENIAN YOGYAKARTA, digelar bulan Juni / Juli tiap tahun, sejak tahun 1989, melibatkan seluruh kabupaten dan kota di DIY, termasuk kota Yogyakarta. Acara dipusatkan di Benteng Vredeburg, Jalan Malioboro, Taman Budaya Yogyakarta, Monumen Serangan Umum 1 Maret, dan kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

* FESTIVAL KOTAGEDE, rutin digelar sejak tahun 1999, untuk pengembangan seni budaya, peningkatan ekonomi masyarakat setempat, dan pariwisata di daerah Kotagede. Festival ini diadakan pemprov DIY dan melibatkan dua wilayah yang termasuk dalam kawasan cagar budaya Kotagede ( Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul ).

* WISATA RAMAH PEJALAN KAKI, Yogyakarta memiliki beberapa kawasan khusus untuk wisata pejalan kaki yang mulai ditata di Jalan Malioboro tahun 2016 – 2018, disusul sekitar Kotabaru dan Jalan Jenderal Sudirman tahun 2019-2021.

KULINER KHAS JOGJA

Tradisi Pawon Anget ( dapur hangat ) yang berfilosofi kebersamaan di rumah menikmati apa yang ada. Istri dan ibu tertuntut memasak lebih dari satu menu, demi berhimpunnya seluruh anggota keluarga di meja makan. Dari tradisi ini muncul beberapa kuliner khas Yogyakarta seperti :

* GUDEG ( sajian nangka muda yang dimasak dengan santan yang berasa manis dan bertekstur kering ), biasanya dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental ( areh ), ayam kampung, telur, tempe, tahu dan sambal goreng krecek. Sentra kuliner gudeg di Yogyakarta ada di Jalan Wijilan, sekompleks dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

* BRONGKOS : sayur kuah hitam dari keluak yang berisi daging sapi, kacang beras / tolo, tahu, dan tempe.

* BAKPIA : kue dari gulungan tepung panggang dengan berbagai isi. Sentra kuliner bakpia di wilayah pasar Pathuk, dan Jalan KS Tubun, Kemantren Ngampilan.

* MAKANAN KHAS JOGJA : Nasi kucing ( nasi porsi kecil dengan sambal, ikan, tempe, lalu dibungkus daun pisang ), Sate Kere ( sate dari gajih sapi), dsb.

* MINUMAN KHAS JOGJA : Kopi Joss ( kopi hitam dicampur dengan arang ), Wedang Ronde ( minuman  dengan bola-bola tepung ketan ).

* ANGKRINGAN, gerobak dorong yang menjual berbagai macam makanan dan minuman dengan harga sangat terjangkau. Pedagang angkringan akan membuka dagangannya sore hari, dan tutup jelang dini hari.

* BECAK JOGJA, meski populasinya kian menyusut, mereka masih bisa ditemui di pusat kota dan kawasan wisata. Sebagian besar becak di Jogja kini bermesin yang biasa disebut “bentor” oleh masyarakat sekitar. 

* ANDONG, transportasi tradisi beroda empat yang ditarik kuda. Masa Sultan Hamengkubuwono VII, andong menjadi kendaraan prestisius yang dinaiki kalangan elite dan kerabat keraton saja. Namun, sejak masa Sultan Hamengkubuwono VIII, andong mulai digunakan masyarakat umum. Andong masih bisa ditemui di kawasan Malioboro, Keraton Yogyakarta, atau Pasar Ngasem, di mana sang kusir mengenakan busana adat Jawa.

*** Begitu banyak pilihan ketika berwisata di Yogyakarta ( padahal saya belum membahas peninggalan seabrek candinya. Namun, beberapa kali saya pernah mengangkatnya di blog ini dalam bentuk teks, maupun video. Silakan klik di daftar posting ), ditambah data yang lengkap dan bertebaran di jagad maya, memudahkan wisatawan menjatuhkan pilihan pada Yogyakarta. Terlebih dengan harga barang-jasa sangat terjangkau dan pelayanan ramah – profesional. Ini bisa jadi resep sukses daerah lain juga.

** Setelah urutan 20 ( Yogyakarta, dengan  3.761.900 penduduk ), menyusul urutan 21 ( provinsi Jambi dengan 3.631.100 penduduk ) Kamis depan ya .. 

7 SUMBER SEJARAH MAJAPAHIT.  Apa saja ?

MAJAPAHIT, kerajaan terbesar dan terakhir di Nusantara yang bercorak Hindu-Buddha, berdiri tahun 1293-1527, alias 235 tahun. Wow. Indonesia hari ini baru 78 tahun, sepertiganya. Majapahit beribukota di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Lanjut ..
https://youtu.be/0nm2vStJP4M

AMITABH BACHCHAN & NISH. What’s the problem ?

Message for Nish. Part 2.
Black and cold ( loyal and kind ). I got it, Nish. You need to be patient and put up with a girl who are not good at dealing with men, other than slamming them. I didn’t expect, there were 1 and 2 as reported, then dismissed, it turned out to be true. We were both shocked. I’m sorry, if you feel that way.  I didn’t mean to hurt you. Really.
But if I may suggest, try to see everything more broadly, more completely. Of the 10 sentences, there are 9 compliments / good things for you, and 1 that was lacking or disappoints you ( because I didn’t know what’s really in your heart, aka I can only refer to your interview ).
Many people often base their judgment on one drawback, ignoring the 9 advantages. It can be tiring. Or, regret one failure, and ignore the many more successes. For example, Michael Jackson, the king of pop, whose unrequited love for his beloved singer, Diana Ross, made Michael change his face to look like Ross, and died from an overdose of painkillers, as a result of frequent facial operations.

Let’s talk about love ( OMG.. I can’t believe I even talk about this 🤦🙄 ).

There are many kinds of love. The common thread : there are sacrifice, communication, attention and appreciation there. True love, if we see it in films, even to the point where a man or woman is willing to sacrifice their life for the life of their partner.
According to Chris Jacoub’s version ( who framed glass the painting of “Uncondition Love” as the best in his collection, after we talked about it 3 weeks ago ) : Unconditional Love. The highest love that parents give to their children without conditions. Children do not intentionally make mistakes, or fail to achieve something, they are still loved, they are not put down, they are not compared to the success of other children. Not embarrassed in front of siblings or relatives, but instead hugged and encouraged to practice better. Love that comes not from lust, but the responsibility to care for the child entrusted by God to become the best version of him / herself.
In this love, men and women grow and develop at the same speed, so that they are always connected in conversation, communication remains comfortable. No one is left behind, both of them can continue to walk together, trusting and respecting each other. The husband is the wife’s partner. Not master over wife, my version ( Nish’s version ? ). Respectful, and full of love, the creator’s version of Guddan Tumse Na Ho Payega.
About 1 or 2 : if it fails, that was His plan. Nish is saved by God for better woman, if you are willing to let them go. Soul mate and sustenance have been written by God since the baby was 4 months old in his mother’s womb. Forced to chase her, you will end up suffering or breaking up in the middle of the road, if both of them are not your soul mate. Your time is too valuable for that pain ( I know what it feels like to be neglected by dad ). It’s best to be  prepare yourself to get the best according to His destiny.
This can be analogous to a table that is prepared with food that is believed to be delicious. She will come to you ( if the situation is safe ). Readiness. Or easy life, after being hit with big difficulties before, hard problems then feel light. Expert experience.
Amitabh Bachchan, whom you admire, especially in the films Zanjeer ( 1973 ), Coolie ( 1983 ) and Agneepath ( 1990 ), made his film debut at the age of 27 ( Nish started at the age of 22 ). Amitabh had a break from playing films after having an accident in a dangerous scene in the film Coolie which made his name famous. He then entered politics ( in 1984 ), but left again, because he felt that politics was like a septic tank ( perhaps oligarchy is still strong in India ).
During the 14 years of writing on this blog, I feel the need to discuss politics, because politics today is how we share the country’s natural resources and wealth for the greatest prosperity of the people. If good people don’t want to get involved in politics, then who is there ?. How can people prosper ?. Who dares to correct unfair government policies ?. Even though the repair process feels slow, the improvement is there, and that brings hope and enthusiasm to improve more quickly. That’s what has been keeping me busy all this time, racing against time before the big war in the next 10 years.
Indonesia is the largest muslim country in the world, and there is Gaza-Palestine which is muslim, being massacred every day, but the world and 193 UN countries seem helpless. I can’t just keep quiet, after winning him as the president. The President also needs help to overcome emergency problems in Palestine, as well as Yemen, which is currently being bombarded by the US coalition, because they’re blockading the Red Sea, in order to stop Israel’s barbaric aggression in Palestine. Dozens of countries have entered the fray of this conflict. Everyone prepares for the worst scenario. WW-3.
Now, at the age of 81, Amitabh Bachchan is still active as a narrator in a number of films, a singer playback, and presenter on many programs. Amitabh Bachchan became an Indian film legend, winning many awards as best actor, and admired by many actors. I have watched his acting in Kabhi Khushi Kabhie Gham. It’s really cool. Has Nish ever met him ? His admirers are even willing to queue for snaking. He definitely has charisma, a masculine touch, and valuable experiences to share with his actor admirers. Amitabh is still in India, right ?. What do you think ?

Written by Savitri

15 Januari 2024 pada 05:30

Tinggalkan komentar