Madani & Manusiawi

Great People, Bandung, West Java, Indonesia.

Archive for Juni 3rd, 2009

Manohara : Cinderella kembali ke bumi pertiwi.

with 2 comments

Sinyal penyiksa & sinyal cinta sejati.

Semua gadis bermimpi bisa seperti Cinderella. Berbusana indah, cantik jelita, kawin dengan pangeran tampan dan hidup bahagia selamanya. Betapa banyak pria mengiming-iming itu pada gadisnya, demi memetik kegadisannya ? Angin surga. Andalan para pemangsa dan penyiksa. Dasarnya perempuan suka dipuji dan dirayu. Dasarnya laki2 makhluk seks.

Hati2 jika bertemu orang yang membuat anda tersanjung berlebihan. Waspada, jika ia terlalu sempurna di mata anda atau teman2 yang memperkenalkannya. Bisa jadi ia pesandiwara ulung atau ahli manipulasi ( master disguise ). Cek, apa dia mau melakukan hal yang anda inginkan tapi bukan kewajiban dia untuk mengerjakan. Orang yang betul2 cinta anda, akan melakukan apapun untuk menyenangkan kekasihnya, bahkan sebelum anda memintanya.

Lihat, apa ia lebih banyak menunggu anda bicara jika ia ditanya ? Ia sedang mempelajari anda ( gaya bicara, titik lemah anda dsb ) sembari menyembunyikan kebohongannya, identitas dan kepribadian aslinya ( musang berbulu domba ). Terkadang jika ditanya sesuatu yang lumrah, tiba2 ia seperti defensif ( janggal ), yang intinya membesarkan dia dan mengecilkan anda. Penyiksa selalu menempatkan diri di atas calon korbannya. Tak ada hubungan yang setara. Kalau ia menangis, yang keluar adalah air mata buaya. Terasa dibuat-buat, tak ada ketulusan. Tak menggetarkan.

Orang jujur, tak banyak yang disembunyikan. Ia bicara spontan dan terbuka. Berbeda dengan para penipu yang sangat berhemat kata ( pada awalnya, kuatir kedoknya terbuka ). Ia melakukan muslihatnya sampai anda terbius. Kata orang, cinta itu buta ( kurang pakai otak ). Nah, setelah perasaan lebih menguasai, si penipu bisa mengambil apa saja dari korbannya. Kesucian, uang, sahabat, keluarga, pekerjaan, kemerdekaan ( kebahagiaan ), bahkan nyawa anda.

Korban2 kasus serupa ini bertebaran di surat kabar dan televisi. Dan terus menghiasi media cetak dan elektronik hari demi hari, karena orang kita umumnya malas baca koran sehingga kurang belajar dari pengalaman korban sebelumnya sehingga korban berikutnya berjatuhan. Lebih menggemari acara infotainmen, kuis dan sinetron yang menjual mimpi muluk, ketimbang berita keseharian yang lebih maslahat untuk dirinya. Kalau ada pemberitahuan, maunya 1 lembar saja, gratisan. Emoh mikir yang agak berat, apalagi menganalisa dan mengantisipasi. Menyangka musibah hanya mungkin menimpa orang lain, bukan dirinya. Memilih santai2 saja. Padahal semua pengetahuan dan kewaspadaan ini tidak bisa diterangkan hanya dengan secuil kalimat dalam tempo sesingkat-singkatnya. Menyebutkan sinyal penjahat saja bisa ratusan kata.

Sinyal bagi pemilik cinta sejati ; ia tak pandai bicara ( muluk2 ). Sering ia malah salting, semisal nabrak tiang atau kesandung jatuh, saking groginya ketemu gadis pujaannya. Ia jujur, tegas dan pandai dalam kesehariannya. Tapi di dekat wanita yang ditaksirnya, ia tidak cool lagi. Semuanya jungkir balik, hormonnya kacau. Pada titik tertentu ia muntah2 ( mabuk kepayang ), saking tergila-gilanya pada anda. Mengira anda belahan hatinya yang tak tergantikan. Ia takut kehilangan anda saat berulah ‘kampungan’ itu. Bukan sebaliknya, anda yang takut kehilangan dia, lalu bersedia melakukan apa saja untuk membuktikan cinta anda. Kata Oprah, cinta itu tidak menyakiti. Si pemilik cinta sejati akan minta kegadisan anda ( baik2, dengan lembut, penuh kasih ) setelah anda resmi menjadi istrinya, bukan sebelumnya.

Air mata merobohkan gunung.

Kembali ke soal Manohara. Saya sempat melihat tayangan teve ketika Daisy, ibu Manohara, bicara dengan utusan keluarga kerajaan Kelantan dalam persoalan ini. Lelaki itu mengisap cerutu dan cipika cipiki dengan Daisy. Sinyal pertama muncul ; mengapa muslim melakukan hal itu ? Sinyal kedua, mengapa si utusan mengedepankan soal nama baik keluarga kerajaan daripada keprihatinan Daisy ? Daisy kalau diperhatikan, difasilitasi keperluannya untuk bertemu putrinya, tentu takkan berkoar di media massa. Ngapain repot dan bikin malu sendiri ? Saya belum pernah melihat seorang ibu bersedia ‘mempermalukan’ diri dengan mengumbar air mata secara sensasional seperti Daisy.

Dalam hati kecil saya, apa tidak ada cara lain yang lebih elegan ? ( karena kalau sudah berurusan dengan pihak luar, artinya membawa nama bangsa. Indonesia, negeri besar ini, juga tempat saya bernaung dan mengabdi ). Tapi, setelah mengetahui apa yang sesungguhnya yang terjadi, seperti tertulis di berita PR, 1/6/2009 di bawah ini, saya perlukan berdiri dan angkat topi untuk Daisy, juga Manohara. Keduanya membuktikan dahsyatnya cinta seorang ibu. Saya bangga, ada warga Indonesia bisa segigih itu memperjuangkan haknya dan putrinya, di saat banyak rintangan, birokrasi dan kekuasaan yang ia hadapi. Segala cara ditempuh. Air mata ibu terbukti bisa menjungkalkan kedutaan Indonesia di Malaysia dan keluarga kerajaan Kelantan. Rrruuar biasa !!.

Terima kasih pada pers dan wartawan Indonesia, Laskar Merah Putih yang telah setia mendampingi perjuangan Daisy ( saya baru tahu ada komunitas kebangsaan seperti kalian, cool man ! ), anggota FBI, polisi dan orang kuat setempat ( Singapura ), ibu asal Makasar and special thanks to Dato Kadar Shah ( aktivis politik Malaysia yang dekat dengan keluarga Kelantan ). Mereka membuat segala yang tabu, sulit diusik menjadi mungkin. Good job, people ! Manohara bisa menghirup udara bebas dan berkumpul lagi dengan Daisy, ibunya dan Dewi, kakaknya. Mohon visumnya jangan ditelantarkan, ya. Segera lakukan, sehingga TT tidak melukai wanita lainnya ( upayakan TT mendekam dibui sampai jera ).

Penjilat diranjau, ibu dihormati

Tentang “Strawberry”, jangan sampai mau dikecilkan. Manipulator model ini biasa membesarkan diri

dengan merendahkan/ mengancam korbannya. Jika nyali kita menciut, setan dalam dirinya akan membesar. Saat itu kita akan kewalahan. Saya pernah menghadapi orang macam ini, acuhkan/ ambangkan saja sampai ngocehnya berhenti sendiri ( tutup ponsel/ kontak dengannya ). Fokus ke tuntutan hukum terhadap TT dengan bukti visum itu. Kalau bisa, si strawberry juga dijerat kalau kepeleset melangkah.

Penjilat, biasanya modal mulut saja ( urat leher ), saat mengintimidasi atau memanipulasi korbannya. Otaknya sebetulnya sangat sedikit isinya, nyaris kosong. Dengan bohong dan teror, ia mendapat keinginannya selama ini. Itulah yang ia pertajam setiap menghadapi persoalan hidup. Ia jarang membaca, karena merasa paling pintar. Banyak ranjau hukum yang sebetulnya ia tidak ketahui, sehingga kalau kita cermat, kita bisa membekuknya saat dia salah langkah. Semoga dengan tuntasnya kasus TT dan “Strawberry” ini, pekerja migran kita yang terlunta-lunta karena kasusnya terkatung-katung di pengadilan Malaysia bisa terinspirasi untuk memperjuangkan haknya hingga tuntas, dibantu warga kita.

Manohara

Manohara

Daisy diapit kedua putrinya.

Daisy diapit kedua putrinya.

Dalam ilustrasi motivasi, cinta ibu mampu mengalahkan pasukan militer terlatih yang ditugasi mencari bayi yang hilang di puncak gunung. Dengan tekad dan kecintaannya, sang ibu akhirnya yang mendaki dan berhasil menyelamatkan bayi itu. Daisy, yang semula saya pandang agak skeptis, justru yang hadir membuktikan kegagahan seorang ibu dalam pengalaman baca saya. Tak salah, jika Allah meminta kita menghormati ibu sampai 3 kali di kitab suci. Bayangkan, kekuatan pemilik alam semesta ini disalurkan pada tubuh ringkih yang kita sebut ibu. Gunung menjadi tak berarti.

Penampilan wah, isi belum tentu.

Kasus Manohara ini juga memancing ingatan saya tentang Malaysia. Dalam sebuah riset, Singapura dan Malaysia di tempatkan di pucuk daftar negara yang warganya mempunyai perilaku buruk terhadap orang asing. Jika anda keseleo atau jatuh terluka di jalan, jangan harap anda akan cepat ditolong. Di jalanan, anda akan dipanggil-panggil “indon” atau tiba2 digebukin 8 orang tanpa sebab seperti yang dialami karateka kita beberapa waktu lalu. Pekerja migran kita sudah biasa dikejar-kejar kayak maling sampai terpaksa sembunyi di hutan2 Malaysia. Padahal kota dan bangunan megah mereka sebagian besar dibangun oleh tenaga2 Indonesia.

Lalu terlintas sosok mantan deputi PM, Anwar Ibrahim yang berperilaku bersih, tapi dituduh disodomi dan korupsi agar terhalang dari kursi perdana menteri. Posisi itu lalu dilengserkan dari Mahathir Mohammad ke pilihan berikutnya, Ahmad Badawi yang ketahuan di belakang hari bersiasat mempertahankan posisinya dengan mempercepat pemilu agar Anwar Ibrahim tidak bisa ikut pemilu. Berkelebat pula, sosok penyanyi menawan Siti Nurhaliza yang dituduh merebut suami wanita yang sudah beranak 4 ( saya heran kenapa kita begitu memuja Siti, sementara warga kita sendiri di Malaysia diperlakukan kurang layak ? Kita bukan bangsa minder, kan ? ). Lalu klaim2 Malaysia atas khasanah budaya Indonesia seperti angklung, batik, keris, reog, lagu “Rasa sayange” dsb. Dan terakhir kasus penyiksaan yang dialami Manohara sekaligus kebohongan2 publik yang dilakukan pelaku dan pelindungnya selama ini. Terngiang pula kata Menkeu, Sri Mulyani, masa krisis global ini, bahkan Malaysia pun pertumbuhan ekonominya, sudah – 0,05. ( Indonesia masih mendingan bisa + 4, 3 ). Meski kita juga jangan terpaku pada angka semata, kita mesti lihat potret kemiskinan sebenarnya dengan turun ke lapangan.

Dari curhatan di atas, saya hanya ingin mengatakan, penampilan wah sering menipu. Sudah saatnya kita melihat substansi ( isi/ makna ), jangan lagi mau diperdaya dengan kulit permukaan. Think, think and think. Sesepuh, instansi dan nama besar bukan jaminan. Siapa sangka General Motors, perusahaan mobil terbesar dunia selama puluhan tahun, bisa bangkrut ? Raksasa ekonomi dunia bisa ambruk ? Ekonomi Amerika dan Eropa bisa rusak berat gara2 program kredit perumahan si pengagas perang Irak, G.W.Bush ? Lalu, tengoklah gencarnya iklan tur wisata ke Malaysia di stasiun teve kita. The truth desire ? Really ???

Jaga blok Ambalat

Sekalian saya memberi kabar ; mulai kemarin, KRI mesti ekstra waspada menjaga kawasan Ambalat, karena sehari sebelumnya kapal kita itu terpaksa kejar-kejaran dengan kapal Diraja Malaysia yang mencoba menerobos masuk wilayah kedaulatan kita. Saat sengketa pulau Sipadan dan Ligitan yang dimenangkan Malaysia beberapa tahun lalu, negeri serumpun itu berdalih kalau mereka negara kepulauan. Untuk kasus Ambalat, mereka mengklaim blok Ambalat juga berada di wilayahnya ( landas kontinen ). Plin plan.

Kalau jujur, mestinya mereka mengakui kalau Indonesia adalah the real archipelago. Siapa sih, yang nggak tahu Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia ? Dan blok Ambalat, kalau mau menyelam, itu termasuk landas kontinen Indonesia. Jangan sampai kita kecolongan lagi seperti kasus Sipadan dan Ligitan. Karena kita kurang membangun fasilitas beridentitas Indonesia di kedua pulau tsb.

Jika Malaysia dimenangkan Mahkamah Internasional dengan alasan, kedua pulau tsb, dahulu bagian dari jajahan Inggris yang pernah menjajah Malaysia, maka dengan alasan sama, blok Ambalat yang dulu bagian jajahan Belanda yang menjajah nusantara harus dipertegas menjadi bagian NKRI. Indonesia harus menang dalam sengketa kali ini.

Ahli kelautan yang memperjuangkan perbatasan laut Indonesia di tayangan “Metro Files” malam itu seolah berkata pada kaum muda,”Kami telah memperluas wilayah laut Indonesia sekian kali dari saat proklamasi. Apa yang akan kalian berikan pada Indonesia ?”

Ya, jangan sampai kita kalah dari Malaysia. Daisy dan Manohara, sudah mengalahkan.

***

Manohara : Cinderella kembali ke Indonesia.

Manohara Odelia Pinot, model cantik ini menikah dengan Pangeran Tengku Muhammad Fakhry, putra ke-3 Sultan Kelantan, Malaysia, 2 tahun lalu. Sejak menikah, model itu hanya bisa berdiam diri di kamar dengan penjagaan ketat.

Dalam penjelasannya di Kantor Laskar Merah Putih, di Petojo, Jakarta Pusat, Minggu ( 31/5/2009 ), Manohara yang didampingi ibunya, Daisy Fajarina, mengatakan, berkat bantuan FBI dan ibunya, ia akhirnya kembali bisa menghirup udara bebas. Kebebasannya diraih setelah ia menjenguk sultan di Singapura. Sebelum masuk ke kamar sultan yang dirawat di rumah sakit, Manohara sempat membuat gaduh untuk mencari perhatian. Setelah dibantu para ibu di Hotel Royal Palace, akhirnya ia dapat bertemu dengan Daisy, ibu kandungnya.

Sebelumnya, Manohara sempat ditarik oleh pengawal Tengku dan dipaksa masuk ke pesawat jet. Sejak itu, ia sering mendapat siksaan dari sang suami. Kabar pun berhembus mengenai perilaku penganiayaan seks dan fisik yang dialaminya. Isu seputar hal itu pun kini sudah dapat didengar langsung dari mulut sang model karena wanita berdarah Bugis, Makasar dan Perancis itu kini berada di Indonesia. Ia berhasil meninggalkan kamar penyiksaan tempat ia disuntik dan dibius. Akhirnya, ia bisa lolos dari penyiksaan, bahkan bertemu langsung dengan ibunya di Singapura.

“Hampir setiap hari saya tidak bisa tidur. Penjagaan sangat ketat. Kadang, makan saja takut diracuni. Saya paling bisa tidur beberapa saat saja dan takut disuntik. Sekarang saya sudah bebas dan tidak mau kembali ke penyiksaan tsb. Saya ingin bercerai dan menetap di Indonesia. Apalagi, duta besar Indonesia untuk Malaysia sering berbohong. Mereka selalu mengatakan bahwa saya dalam keadaan baik, tetapi dia tidak tahu ( berupaya sungguh2 mengecek ) kalau saya setiap hari selalu mendapat siksaan,”ujar Manohara.

Tengku Fakhry, suami penyiksa. Siapa sangka ?

Tengku Fakhry

Tengku Fakhry, suami penyiksa. Siapa sangka ?

TT, suami penyiksa, siapa sangka ?

Manohara merasa senang bisa meninggalkan kamar khusus yang menyeramkan tempat ia sering dibius. Kamar itu berbeda dengan kamar lainnya. Perilaku Tengku Fakhry terkadang aneh. Manohara tidak hanya dibius, ia juga sering merasa disilet di bagian dadanya. Ia mendapat perilaku seks menyimpang hampir tiap malam. Manohara mengusulkan agar duta besar Indonesia untuk Malaysia dipecat karena tidak bisa membebaskan warganya dari siksaan orang lain. ( PR )

Calon mantan Mano lucu sekali.

Seorang pangeran negeri jiran didikte penjilat ( entah dibayar berapa atau memeras berapa ) mentertawai ‘kelucuan’ istrinya. Di tayangan teve, berulang kali ia terlihat meremehkan nalar Manohara, juga Daisy. Berharap agar publik terkesan dan akhirnya menyimpulkan Manohara pembohong, dengan rekaman ‘kegembiraan’ Mano ketika piknik dengan kapal pesiar dan kuitansi barang2 mewah yang dibeli.

“Lucu sekali,” tukas si pangeran, menyeruput junk drink-nya ( anda panik ? ). Ia menyeret nama Kelantan dan Malaysia untuk membecking perilaku menyimpangnya. Rokok untuk menyundut bisa diambil dari sekitarnya, misalnya pengawal2nya atau ‘sohib’-nya yang berfungsi seperti corong berisik. Kegembiraan Mano itu bisa terjadi saat kedok TT belum terbuka. Ia masih berbulu domba. Tebar pesona, rayuan gombal. Ketika Mano mau kabur, si alergi penolakan baru terlihat musangnya. Mengerikan.

TT berbusa-busa mengecilkan Mano, khas penyiksa/ penipu. Ia berharap pelbagai pihak yang mendukung Mano selama ini berkurang simpati dan meninggalkan wanita malang ini ( Kita tetap mendukung/ membantu perjuangan Mano, kan, teman2 ? ). Lihat dari cara TT bicara sudah ketahuan ( bandingkan dengan Mano yang baru 17 tahun, terlihat lebih matang dan mengundang simpati ). TT ( 31 tahun ) tidak terlihat sebagai pria sejati/ dewasa, lebih mirip bayi emosional, kekanak-kanakan, menghalalkan segala cara untuk lari dari tanggung jawab.

Manohara, Daisy dan para pendukungnya.

Manohara, Daisy dan para pendukungnya.

Mohon pihak media Indonesia, mencatat setiap ucapan dan rekaman gambar yang keluar dari TT ( cek kebohongannya dengan visum Mano dan kronologis peristiwa KDRT yang dialaminya ), untuk tambahan amunisi menjerat bunglon sadis ini di pengadilan. Juga amankan rekaman CCTV di lift Hotel Royal Palace, Singapura, ketika Mano dikawal ketat dan diancam para pengawal TT . Pembicaraan 2 juta USD untuk membungkam Mano dari pihak TT juga arsipkan/ dokumentasikan dengan baik. Saya dengar ada pembentukan persatuan wartawan Indonesia dan Malaysia. Semoga bukan untuk mengecilkan kasus ini, juga penyiksaan TKI2 kita di Malaysia. Ini soal harga diri bangsa, bung ! Tak bisa ditawar-tawar. Harga mati.

Untuk TT, anda bisa didakwa ( sbg ) pemangsa anak ( dibawah umur ) dan pembohong kronis, tahu. Siapa yang lucu ? Anda ?

Komen soal Shaliha dan tuduhannya :

Shaliha L. Sebuah nama yang menambah runyam persoalan keluarga Manohara. Saya lihat di sampingnya Ratna S. Niatnya membantu memperjuangkan keadilan bagi Shaliha memang baik. Tapi timing-nya kurang pas. Feeling saya mengatakan, jika kasus Manohara dengan TT di pengadilan selesai, berlangsung benar sesuai kaidah hukum dan keadilan universal, maka kasus Shaliha yang menyeret Daisy, ibunda Manohara, akan selesai dengan sendirinya. Adakah seputar anggota kerajaan Kelantan yang tahu soal Shaliha ini sebelumnya ? Utamanya si strawberry ? Kenapa kasus Shaliha baru mencuat lagi sekarang ? Penyebabnya, masyarakat bisa menganalisanya sendiri.

Jika ibu Ratna, berkenan membiarkan Manohara-Daisy konsentrasi menyelesaikan kasusnya dengan pangeran Kelantan itu, menyisihkan dulu persoalannya dengan Shaliha, maka di masa datang bu Ratna mungkin diuntungkan dengan menangnya kasus warga Indonesia di Malaysia. Juga, Shaliha jika ia ingin bekerja di luar negeri atau menikah dengan orang asing. Pengalaman, solidaritas, komunitas sudah terbentuk kokoh untuk membela siapapun warga kita yang dianiaya orang asing di luar negeri.

Daisy-Shaliha adalah persoalan internal. Manohara-TT adalah persoalan lintas batas negara.

Jika Manohara menang di pengadilan Malaysia, 180 TKI kita yang terkatung-katung di sana berpeluang lebih besar untuk memperoleh keadilan. Juga, kasus tewasnya mahasiswa Indonesia yang menemukan 3D display sekelas riset Ph.D dalam skripsinya. Orang2 kita akan lebih gigih menghadapi bungkamnya penduduk Singapura, demi memperoleh keadilan bagi David Hartanto dan keluarganya.

Anda rasakan gairah komunitas, seperti Laskar Merah Putih, yang mendukung Manohara sejak awal ? Atau keluarga, teman2 David dan para blogger yang bersatu padu selama berbulan-bulan mengupayakan sekuat tenaga dan pikiran, menguak tabir kematian David yang dirahasiakan pihak NTU. Mari kita utuhkan perjuangan mereka sampai memperoleh hasil yang membanggakan kita semua sebagai bangsa. Indonesia United.

Manohara bisa menginspirasi. Ia cantik, muda, berani dan matang untuk ukuran usianya. Ia disorot banyak media, melebihi kasus2 lainnya. Ia sangat dikenal hingga di kios2 kecil di pinggiran kota. Manohara bisa menjadi ikon yang menyetrum banyak pihak untuk bangkit memperjuangkan haknya di luar negeri. Manohara bernilai politis. Kita harus bantu memenangkannya, untuk memberi jalan bagi warga kita yang lain yang sedang bersinggungan dengan hukum. Mungkin juga anda atau keluarga anda merasakan manfaatnya kelak. Siapa tahu ?

Soal Shaliha, saya punya pengalaman menjaga bapak saya selama ibu dan saudara2 saya pergi keluar rumah. Bapak tak boleh sendiri. Kenapa ? Karena ada pembantu berstatus janda di rumah. Hari demi hari, ia terlihat ingin bersaing dengan ibu, dalam hal meladeni dan berdandan untuk bapak saya. Laki2 suka memberi angin jika ada wanita mengobral sanjungan untuknya. Sebelum hal buruk terjadi, saya dan ibu memberhentikan si janda yang mulai genit lagi. Setelah kepergiannya, kami menemukan kertas mantera di botol kecil di pot bunga balkon lantai atas, keris di dalam tanah taman depan, cermin bulat di kamar mandi bapak, baju bapak di lemari si janda dan sebotol racun di kamar tidurnya. Ada yang bisa menyimpulkan ?

Dunia klenik memang ada. Dalam Al-Qur’an disebutkan keberadaan jin. Nabi Muhammad juga pernah terkena sihir dengan menggunakan beberapa helai rambutnya. Orang2 yang suka jalan pintas atau putus asa menggunakan guna2 untuk mencapai tujuan. Dan beragam cara pula digunakan orang untuk melenyapkan pengaruhnya sesuai kondisi dan kemampuan. Dunia sihir ( guna2 ) sebuah ilmu tersendiri. Demikian pula penangkalan dan pengobatannya. Pengobatan yang umum menggunakan rugyah dan air doa yang diambil dari ayat2 suci Al-Qur’an. Bahkan, ustad Arifin, punya divisi rugyahnya sendiri, untuk membantu jemaah yang kesulitan. Ketika dunia medis sudah angkat tangan.

Bagaimana kalau tindakan preventif yang kami lakukan terlambat dilakukan oleh keluarga Daisy ? Lalu terjadilah seperti apa yang sudah terjadi. Daisy marah. Dalam emosinya, misalkan ( mungkinkah ) ia melakukan yang dituduhkan Shaliha ? Sebagai wanita kita tahu benar rasanya dikhianati lelaki. Kita gemas pada orang2 yang telah tega mengkhianati kepercayaan yang telah kita berikan. Yang telah kita angkat dan kita baiki. Jadi perbuatan Daisy setelah perbuatan Shaliha. Ada hukuman bagi persentuhan bukan muhrim atau praktek klenik di Perancis ?

So, selesaikan dulu kasus Manohara-TT. Prioritaskan. Right, people ?

Film “Prahara Cinta Sang Pangeran” counter attack sinetron “Manohara” ? That’s all ?

Mantan wartawan, Kardy Syaid, akan membuat film “Prahara Cinta Sang Pangeran” sebagai counter attack pemberitaan yang menyudutkan salah satu pihak, lewat media dan 3 judul sinetron. Sebagai komplain Kardy terhadap fakta yang dibeberkan pihak Manohara. Sebagai sineas, ia mencoba meng-counter kedua belah pihak. Menghadapi tudingan banyak pihak yang menganggapnya mencari kesempatan dari pro kontra yang bahkan belum berujung pada putusan pengadilan, Kardy berkilah,”Ini bukan tentang suasana politis, bukan juga tentang kasus2 yang sedang diributkan. Namun, lebih kepada kisah cinta mereka, kapan mereka bertemu, bagaimana mereka menikah, dan semacamnya.”

Rencananya, Kardy mendistribusikan filmnya secara serentak akhir 2009 di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Ia juga berencana memfilmkan kisah tsb dalam bentuk seluloid. Tapi jika dananya kurang, ia coba format lain. Aktor Soultan Saladin, yang juga ketua umum Majelis Kebudayaan Muslim ( MKM ) bertindak sebagai produser. Disinggung soal dana, ia bersikukuh tidak menerima sumbangan dari pihak kerajaan Kelantan dalam bentuk uang.”Memang tidak ada yang bakal percaya kalau kami tidak dimodali. Tetapi memang begitu. Kita hanya diberi izin, dukungan tempat, fasilitas dan beberapa perlengkapan yang dibutuhkan,” ucapnya. ( PR, 2/8/2009 )

Komen :

Hmm… didistribusikan di 4 negara, diberi izin, tempat, fasilitas, perlengkapan oleh kerajaan Kelantan. Saya menangkap nuansa ingin lebih menggema ( besar ) dari yang sudah diupayakan Manohara cs. Modus pelaku membesarkan diri, pelaku mengecilkan korban. Seberapa dalam Kardy tahu tentang derita Manohara. Seberapa paham, dampak yang ditimbulkan jika film “Prahara..” menggamangkan hakim/ jaksa/ juri untuk memutuskan hukuman yang bisa memberi efek jera pada pelaku KDRT. Hukuman yang mencegah timbulnya korban2 penyiksaan berikutnya, yang mungkin menimpa saudara perempuan, anak dan cucu perempuannya. Ketika seseorang dengan status tertentu bisa melakukan kekerasan verbal, fisik terhadap wanita, dengan sedikit atau bahkan terbebas dari hukuman. Contoh macam apa yang akan direkam dalam benak generasi penerus ? Bagaimana bentuk dan warna hati Kardy dan Soultan Saladin terhadap keadilan dan kebenaran. Ada yang tahu ?

Tapi kita tak perlu pesimis. Serial “Laksamana Cheng Ho” yang dibintangi mantan Menteri Kehakiman, Yusril Ihza Mahendra, tidak lantas membuat pamornya terkerek naik ( setelah turun pasca menikah lagi dengan wanita muda warga negara Filipina ). Padahal sudah menghabiskan biaya besar, syutingnya pun di berbagai negara. Hasilnya ? Partainya, “Bulan & Bintang” bahkan tak lolos ke Senayan. “Prahara” ? Let’s see …

Manohara digugat 2,5 milyar & kembali ke TT

Mahkamah Tinggi Syariah, Malaysia, Senin ( 5/10/2009 ) memberi waktu 7 hari pada Manohara untuk menyiapkan pembelaannya atas 2 gugatan yang diajukan TT. TT menggugat Manohara yang kini menjadi artis sinetron di Indonesia, agar kembali ke pangkuannya dan mengembalikan uang milik TT ( sebesar 972.750 ringgit Malaysia/ Rp 2,5 milyar ). Pada 2 Agustus lalu, TT menambah klaim 112.250 ringgit lagi. Uang yang dituntut itu antara lain berupa arloji tangan Audemars Piguet seharga 174.000 ringgit ( Rp. 453 juta ), dan 6 kali pengiriman uang kepada Manohara, yang diduga digunakan oleh pengacara dan ibu Manohara.

Hakim Mohd Yussof Awang menetapkan perpanjangan waktu 7 hari lagi, setelah Manohara tidak memenuhi batas waktu 14 hari yang diberikan untuk menyerahkan pembelaannya.”Kuasa hukum Manohara belum menyerahkan pembelaannya hingga batas waktu pertama berakhir. Pengacara seharusnya memenuhi perintah pengadilan,” kata hakim Yussof. Ia menetapkan jadwal persidangan mengenai kasus itu pada 8 November dan 20 Desember 2009 mendatang ( Antara/Bernama-OANA/PR,7/10/2009 )

Komen A.Savitri :

TT ngasih atau tukang kredit, sih ? Pakai uang kembali. Sudah merenggut kegadisan dan kebahagiaan TT masih minta uang kembali. Yang ia ambil dari Manohara juga tak bisa ia kembalikan. Kenapa Manohara harus mengembalikan ? Biaya akibat penyiksaan TT terhadap Manohara melebihi nilai itu. Saya juga ragu Manohara diberi uang sebesar itu. Cek kuitansi yang diaku TT, kerja sama dengan toko2 tsb, untuk menjerat Manohara. Lihat apa ada perjanjian bahwa pembelian itu adalah syarat Manohara melakukan sesuatu untuk TT. Jika tidak, namanya mengada-ada. Jerat juga pihak2 yang terlibat, jika ada penipuan dan rekayasa di dalamnya. Jangan2 TT kayak cowok ngajak kencan ke restoran, lalu gagal, minta si pacar ngembalian duit yang sudah kadung dikeluarkan buat bayar makanan. Buat modal menjerat gadis berikutnya. Nggak modal banget. Kere.

Jika Manohara sudah lebih dulu menggugat, lalu masih menunggu lama di pengadilan Malaysia. Kenapa kita/ Manohara harus buru2 menanggapi gugatan TT ? Antri yang baik. Putuskan dulu kasus gugatan Manohara. Pengadilan Malaysia harus adil melihat ini, lihat ke dasar nurani siapa yang sebetulnya dzalim di sini. Jangan memberi contoh keliru pada generasi penerus. Hukum yang bersalah, meski dia bangsawan Kelantan. Allah Maha Melihat..

3 milyar setelah menyilet Manohara ? Please, deeeh ..

Pengadilan Tinggi Malaysia, Minggu ( 13/12/2009 ) memenangkan gugatan pangeran Kelantan, Mohammad Fakhry, suami Manohara. Pengadilan memerintahkan Manohara kembali ke suaminya dan membayar hutan 1,1 juta ringgit Malaysia atau Rp.3 milyar lebih. Pengacara Fakhry, Zainul Rijal Abu Bakar, mengatakan Pengadilan Tinggi Islam negara bagian Kelantan utara memerintahkan Manohara agar “setia” dengan kembali pada suami dan mengembalikan uangnya, guna memecahkan segala permasalahan, kurang dari 14 hari, di mana pangeran akan disumpah sebagai raja Kelantan, pada 3 Januari 2010. Pangeran sangat senang dengan hasil keputusan itu, kata Zainul. Pengadilan memerintahkan Manohara mengembalikan uang dalam 30 hari. Jika tidak, ia dapat dinyatakan tidak “setia” dan pangeran takkan diwajibkan membayar setiap biaya perawatannya. Artinya, perkawinan harus berakhir dengan perceraian pada masa depan, dan Manohara takkan memperoleh kompensasi perceraian disebabkan ketidaksetiaan.

Zainul menjelaskan, Manohara tak diwakili di pengadilan setelah pengacaranya di Malaysia mengundurkan diri bulan lalu. Pada November 2009, Fakhry juga memenangi gugatan pencemaran nama baik yang mengklaim Manohara dan ibunya telah mencemarkan dirinya dengan menyatakan Manohara telah mengalami pelecehan seksual pada usia 17 tahun. Mei 2009, model keturunan Amerika itu menyelinap kabur dari pengawalan penjaga pangeran di hotel di Singapura dan kembali ke keluarganya di Indonesia, dengan cerita pelecehan, pemerkosaan dan penyiksaan oleh pangeran Kelantan yang berusia 31 tahun itu.

Manohara yang kemudian menjadi terkenal, mengklaim telah dipotong dengan pisau cukur, disuntik dengan obat-obatan, yang membuatnya muntah darah, ketika disekap di kamarnya di istana yang dijaga sangat ketat para pengawal kerajaan. Para pengacara Manohara yang ada di Jakarta, mengatakan Manohara telah mengajukan laporan pada polisi atas tindakan pelecehan itu. Namun, polisi mengatakan, mereka tak dapat menyelidikinya karena insiden itu terjadi di luar yuridiksi mereka. ( PR, 15/12/2009 )

Komen : ( Be strong, Mano .. )

19 Agustus 2008, Manohara diundang datang ke Malaysia, diperkenalkan Fakhry ke orang tuanya. Tak ada angin, tak ada hujan, tahu2 Manohara “ditembak”/ dipojokkan harus menikah dengan Fakhry agar raja tak malu ( tabu menolak permintaan raja, menurut adat sana ). Semua sudah disiapkan. Undangan sudah disebarkan. Umur 16 tahun, Manohara dikawin Fakhry ( 26/9/2009 ). Sebelumnya, umur 15 tahun diperkosa Fakhry di Cruish Ship. Februari 2009, diculik Fakhry untuk umrah. Tiga bulan dikurung di kamar. Lima bulan lalu, umur 17 tahun, Manohara pulang bersama ibunya, Daisy Fajarina ( kelahiran Makasar ) ke Jakarta, setelah menengok mertua yang sakit. Kamis, Jumat, Manohara sudah divisum. Juni 2009, Manohara sudah melaporkan ke Mabes Polri. Hasilnya, perkawinan Manohara tidak diakui di Indonesia. Ada 21 paspor di Malaysia, 17 KTP di Indonesia. Pihak imigrasi Malaysia, bisa diatur pihak Kelantan. Itu sebabnya, Manohara dan Daisy berpikir 1000 kali untuk kembali ke Kelantan. Waktu dibawa umrah oleh Fakhry, Manohara kesulitan minta tolong. Hanya seorang kru pesawat yang tahu Manohara dalam bahaya. Informasi itu yang bisa saya tangkap dari penampilan Manohara di acara “Just Alvin”-MetroTV.

Alis Alvin Adam berkerut, cerita Manohara bak sinetron. Kok, Manohara tampak tenang, ya ? Bagi yang pernah bertemu psikopat dan penyiksa, lalu menghadapi Alvin yang ramah dan menyenangkan, tentu menenangkan. Yang pernah dihajar bogem mentah, disiksa berbulan-bulan, kemudian merasakan sorotan panas kamera, perhatian publik, mungkin juga cemohan, dan sejuknya hawa studio, tentu bukan apa2. Ambang batas sakitnya sudah jauh lebih tinggi. Manohara bisa tenang dan senyum. Yang pernah memuncaki Mount Everest, lalu mendaki bukit belakang rumah, tentu soal kecil. Yang pernah kehilangan anggota tubuh atau orang yang terkasih, tentu tak lagi mempersoalkan hal2 sepele. Hidup dan masih melekatnya nyawa ditubuh, menjadi lebih penting dari semuanya. Kehadiran Allah lebih terasa. Hidup terasa lebih bermakna, lebih disyukuri, lebih disenyumi.

Dengarkan intuisi ..

Feeling so good, Manohara. Intuisi berbahaya jika kembali ke Malaysia, pada masa pemerintahan Razak ( Kuala Lumpur ) dan Fakhry ( 3/1/2009, di Kelantan ) tidak salah. Apalagi, Polri kita masih dalam tahap pembenahan yang belum tuntas. SBY masih disibukkan oleh segunung persoalan dalam negeri, kasus wapres Boediono, menkeu Sri Mulyani, juga staf kepresidenan. Everybody’s busy. Bad year. Gugatan Manohara yang lebih dulu diajukan, tak didahulukan. Fakhry bahkan mau dinobatkan jadi Raja Kelantan. Situasi di sana tak mendukung untuk Mano. Para pejuang kebenaran di Kelantan tak bisa berbuat banyak. Bandul keadilan tak berpihak pada Mano, saat ini. Saya dengar kemarin, Anwar Ibrahim juga belum bisa lepas dari dakwaan sodomi yang tak pernah dilakukannya. Padahal, ia mantan deputi perdana menteri. Anwar bahkan tulangnya remuk ketika di penjara, sampai harus dirawat lama di rumah sakit Jerman.

Lagipula, ( hukum ) di Indonesia, Fakhry bukanlah suami Manohara. Jika ingin tinggal di Indonesia, atau tak berencana masuk ke Malaysia dalam waktu dekat ini, tak ada kewajiban Mano untuk “setia” pada Fakhry ( TT ), apalagi membayar tuntutan ganti ruginya. Mereka tak punya hak mengusik Mano di negeri ini. Jika Fakhry dan orang2-nya datang ke Indonesia lalu menculik dan menyiksa Mano lagi, mereka bisa ditangkap dan dijebloskan ke penjara. ( Di Indonesia, status Fakhry seperti anak gubernur. Kita tahu, SBY sudah menandatangani 138 pejabat negara untuk diperiksa, termasuk gubernur. Ada gubernur yang masuk penjara disikat KPK. Mantan gubernur, apalagi. Lebih banyak ). Kata Oprah, jangan mau dibawa ke tempat yang dikuasai psikopat, pencabul anak, pemerkosa, penyiksa dan penjahat ke tempat yang dikuasainya. Daerah remang2, sepi, di mana korban tak bisa berteriak minta tolong. Apa pun triknya, seperti keputusan pengadilan yang sumir itu.

Makhluk2 menyimpang ini sangat memperhitungkan kondisi sekitar dan psikologis calon korbannya. Dari riset saya, mereka sudah melatih teknik mengintimidasi dan memanipulasi korban, sejak usia 4 tahun. Akibat penolakan dan perlakuan buruk orang tua. Saya pernah baca, TT sering dihukum pukul pantat waktu kecil. Nuraninya sudah kebas. Orang yang “sakit” tak sadar kalau ia juga menebarkan rasa sakit pada orang di dekatnya. Baginya, sebuah kenikmatan bisa melihat orang lain menderita. Ia merasa unggul, top abis, jika bisa memperdaya dan menyiksa orang lain. Error kejiwaannya.

Yang menabur siksa akan menuai azab. Tak sampai 5 tahun, kita akan lihat nasib TT ..

Bicara soal hukuman, Mario Teguh di Golden Ways pernah berkata, jika Tuhan menghukum Ia meninggikan. Jika manusia menghukum, ia cenderung merendahkan. Saya setuju. Memaafkan bukan berarti menerima perbuatannya. Memaafkan berarti memberi kesempatan pada diri untuk meninggalkan masa lalu dan menapaki masa depan. Maaf juga tak berarti harus bertemu dengannya. Maaf untuk kebaikan kita, kesehatan jiwa kita. Pengalaman saya, setelah energi kebencian ini lepas, alam semesta ( Allah penguasanya ) akan memproses aturan main-Nya. Yang jahat diazab, yang baik diberkati. Gelombang energi dari otak kita akan menuju ke frekuensi-Nya, memberitahu para malaikat-Nya akan keinginan kita. Apalagi kalau kita khusyu’ berdoa dan rajin melaksanakan ibadah ( sejatinya melatih frekuensi kita ). Doa ibu dan orang teraniaya makbul, kan ?

Orang yang pernah merendahkan saya, kemarin meninggal, setelah 2 bulan sakit keras sampai melolong-lolong tengah malam. Justru, ketika saya tak memikirkannya lagi. Tuhan mendatangkan seseorang di hadapan kita dengan maksud tertentu. Tak ada yang kebetulan. Semua sudah tersurat ( Lauh Mahfuz ). Bahkan, sebelum alam semesta diciptakan. Orang buruk yang pernah hadir di kehidupan kita, jika kita pandai memaknai pengalaman, bisa menempa kita menjadi pribadi yang kuat di kemudian hari.

Salam sayang untuk Mano. Be strong. Life  goes on ..

Indonesia ingin dengar permintaan maaf dari pemerintah Malaysia soal tayangan Tari Pendet.

Menbudpar, Jero Wacik mengatakan, surat protes pemerintah sudah digubris oleh pihak Malaysia dengan dicabutnya iklan wisata di Discovery Channel. Pihak pembuat iklan itu meminta maaf pada Menbudpar. ”Cuma saya belum menerima ( permintaan maaf tsb ). Saya bilang nantilah, saya mau dengar dari pihak pemerintah ( Malaysia ) dulu. Kita menunggu jawaban surat dari pemerintah.”

Setelah wayang dan keris, Menbudpar menyatakan, angklung akan segera dimasukkan sebagai salah satu warisan kesenian dan budaya dari Indonesia. Indonesia telah mempunyai bukti kuat setelah ditemukan prasasti di Sukabumi tahun 1031.”Saat ini, angklung sedang dipelajari oleh tokoh2 di UNESCO yang terdiri dari 8 negara itu,”katanya. ( PR, 26/8/2009 )


Komen :


Dalam tayangan “Meretas Hubungan RI-Malaysia”, Todays Dialogue – Metro TV, Selasa malam ( 25/8/2009 ) yang dihadiri 3 nara sumber, saya ingin mengup-date informasi yang telah saya berikan sebelumnya. Soal pemanggilan ‘indon’ telah dilarang oleh pemerintah Malaysia. Soal Sipidan Ligitan dikatakan oleh salah seorang nara sumber, dulunya pulau tak bertuan ( berbeda dengan ahli kelautan yang pernah saya dengar di program “Metro Files” ), jadi tak ada istilah lepas dari tangan Indonesia ( tapi kenapa ia merasa kehilangan dengan ZEE-nya ? ). Soal guru karateka kita yang digebuk polisi Malaysia, PM waktu itu Abdullah Ahmad Badawi sudah meminta maaf.


Ahmad Badawi, mantan PM Malaysia.

Ahmad Badawi, mantan PM Malaysia.

Soal klaim beberapa kesenian Indonesia, nara sumber mengatakan, saat perang dulu, beberapa orang Indonesia mengungsi ke Malaysia dan beranak pinak di sana dengan tetap mempertahankan budaya kita.


Ada kegelisahan di dada warga Malaysia pribumi untuk mencari jati diri yang mana, India, Cina atau Melayu ? Akhirnya dipilih Melayu. Jadi, reog, lagu “Rasa Sayange”, batik, angklung, tari Pendet, dll, mereka kira sah2 saja dipasang di iklan pariwisata Malaysia, tanpa minta ijin ‘abang’-nya ( Indonesia ).


Kalau mereka ingin menghibur turis yang datang ke Malaysia dengan tarian atau budaya yang mereka bawa dari Indonesia, mungkin saya tak keberatan. Apalagi jika mengatakan asal kesenian itu dari Indonesia. Kita berterima kasih, turut diperkenalkan. Tapi kalau tanpa ba-bi-bu tahu2 nongol di media dunia secara berulang-ulang. Kejadiannya bisa kayak Sipadan-Ligitan, kelamaan lembaga2 dunia mengira itu milik Malaysia, karena terlihat lebih intens mengurus ( diam2 ).

Soal kapal Diraja Malaysia beberapa kali memasuki perairan Indonesia tanpa ijin, juga pemindahan patok perbatasan Indonesia hingga mengurangi wilayah kita itu juga belum terjelaskan. Apa mereka coba2 menunggu kelengahan kita, atau nara sumber semalam juga akan berkata, aparat Malaysia sudah rabun senja atau segepok excuse/ pengampunan lainnya ?


Saya tahu, ada modus ; pembicara yang dibayar untuk bicara bias di media hingga melemahkan suatu isu yang menguntungkan pihak tertentu. Ada juga modus ; kapal2 ilegal fishing dilepas setelah melakukan deal2 dengan aparat, misalnya ikan2 mahal yang telah ditangkap di jual murah kepada mereka. Orang2 macam ini apa bisa terendus ?

Jero Wacik, Menbudpar Indonesia. Setelah cinta Indonesia, tumbuh bela negara.

Jero Wacik, Menbudpar Indonesia. Setelah cinta Indonesia, tumbuh bela negara.

Ya, kita semua masih menunggu niat serius pemerintah Malaysia untuk menyelesaikan semua persoalan yang mengganjal hubungan di kedua negara. Jika, warga kita disebut over reacting oleh para nara sumber, saya lebih suka menyebutnya kita sedang mem-push kedua pemerintahan agar lebih serius bekerja. Tanpa tekanan dan monitoring ketat, bisa2 kejadian terperangah massal terulang kembali. Tahu2 kita membaca berita di koran, Sipadan Ligitan sudah beralih. Tahu2 di media, sudah diputuskan referendum bagi warga Timor-Timur, kini Timor Leste. Lho, kapan mulainya ? Kok, sudah begitu ?


Setumpuk pengalaman getir membuat kita lebih waspada. Ibarat rumah yang sudah kita tempatkan satpam, masih kecolongan. Kita takkan lagi menyerahkan begitu saja urusan kita pada orang yang kita gaji, di kesempatan lain. Jadi, bukan over reacting, apalagi politik balas dendam.

Ini waskat. Pengawasan melekat, dekat dan ketat, bapak2 …

“Indonesia Raya” dilecehkan, 3 negara harus bersatu, hukum berat kaki tangan agen asing.

Lirik lagu Indonesia Raya aslinya ( seharusnya ).

Lirik lagu Indonesia Raya aslinya ( seharusnya ).

Lagu “Indonesia Raya” dilecehkan di komen situs Topix.com milik warga Malaysia. Padahal, belum lama Menteri Pelancongan Malaysia minta maaf secara lisan pada Menbudpar Indonesia, Jero Wacik, soal munculnya Tari Pendet di iklan pariwisata Malaysia. Muncul provokasi baru. Bertubi-tubi dan mulai terasa janggal.

Saya curiga, ini kerja intelijen asing. Feeling saya, di belakang pelecehan ini, ada orang Malaysia yang tidak cinta Malaysia dan orang Indonesia yang tidak cinta Indonesia, sehingga mau digunakan pihak asing untuk mengadu domba kedua negara. Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam adalah 3 negara mayoritas muslim di kawasan Asia Tenggara. Ancaman besar bagi hegemoni Amerika dan sekutunya, jika ketiganya bersatu menggalang kekuatan di kawasan ini, setelah sempat mereka tinggalkan, masa pemerintahan George W.Bush.

Diprediksi pakar Rusia, Amerika jatuh tahun 2010. Di Timur Tengah, timbul geliat baru. Palestina akan membentuk negara merdeka, dengan atau tanpa kerjasama Israel, anak emas Amerika. Israel masih terus menggusur wilayah Tepi Barat, Palestina. Ada petunjuk, pengeboman J.W.Marriott dan Ritz-Carlton didanai orang kaya di Timur Tengah. Polri menemukan nomor seri dolar yang diterima resepsionis J.W.Marriott dari Dani, pelaku bom bunuh diri, dikeluarkan di Saudi Arabia. Saudi Arabia, negara beraliran moderat atau pro-Amerika. Ditemukan pula, di pelabuhan Filipina, senjata2 produksi Pindad, Bandung, bermerk Israel ( Galil ).

Mungkinkah, Indonesia sedang dicemarkan nama baiknya dan digiring untuk berperang dengan negara tetangga ? Malaysia dibikin menjengkelkan. Singapura dibikin menyebalkan ( dengan dibunuhnya David Hartanto secara sadis, tanpa sedikitpun keadilan, bahkan untuk sekedar membersihkan nama baiknya dari stigma bunuh diri dan membunuh dosennya. Seluruh penduduk Singapura bungkam agar tak bersaksi bagi kebenaran ).

Karena dalam negeri, Indonesia bersatu dan kuat, maka di luar negeri, Indonesia dicoba dibikin lemah dengan dipancing dipanasi sampai bertikai dengan negara tetangga. Agar tak sempat menengok ke Palestina, tempat gebrakan akhir segera disarangkan negara2 imperialis pada dunia muslim. Indonesia dan Malaysia dicoba dibuat mandul. Dibuat tak sempat menyelamatkan negeri2 muslim teraniaya, dengan perang kata atau perang betulan. Konspirasi global ?

Saran saya, operator situs Topix.com diperiksa dan dibuat jera, karena berani merilis komen tanpa proses editing. Kalau bisa penulis “Indonesia Raya” plesetan juga diciduk dan dihukum berat ( penjara. Malaysia belum punya UU ITE ? ). Negara dalam bahaya kalau orang2 tidak nasionalis ini dibiarkan jadi kaki tangan musuh dan menyebarkan racun pikiran. Musuh dalam selimut. Kalau pemerintah Malaysia enggan bekerja sama menghukum berat si pelaku pelecehan, kita wajib bersatu padu mempersulit urusan warga Malaysia di mana pun, sampai mereka terdesak menekan pemerintahnya. Seperti, civitas Universitas Diponegoro yang tak mau lagi menerima mahasiswa Malaysia ajaran baru. Demikian pula PTN Indonesia di Malaysia.

Duta Besar Malaysia juga bisa kita pulangkan ke negaranya. Waktu diundang Metro-TV, ia tidak datang untuk menjelaskan soal nyelonongnya Tari Pendet di “Enigmatic Malaysia”- Discovery Channel. Sudah parahkah pengaruh asing yang menyusupi jajaran pemerintahan 2 negara hingga ketegasan yang seharusnya dilakukan, menjadi tumpul ? Discovery adalah unsur asing di kasus Tari Pendet. Beralihnya pulau Sipadan Ligitan, unsur asingnya Mahkamah International. Lepasnya Timor-Timur, unsur asingnya PBB, lembaga buatan AS dan negara2 pemenang PD 2.

Jika situasi sudah rumit begini, komunikasinya tidak G to G lagi, tapi juga People to People, antar warga negara yang betul2 cinta bangsanya dan peduli masa depan negaranya. Saya menyebutnya warga negarawan. Kelompok warga negarawan ini, saya yakin masih ada di Malaysia ( sebagian sedang tiarap karena diberangus UU ISA ). Di Indonesia, warga negarawan juga masih banyak. Kita harus menyamakan persepsi dan menyeiramakan langkah perjuangan agar Malaysia, Indonesia, juga Brunai tetap bersatu sebagai negara muslim. ( Apa kelompok EPG Indonesia-Malaysia yang dibentuk SBY sudah merangkum misi ini ? )

Saya setuju Pak Permadi, soal pelintas batas wilayah kita, seperti pemindahan patok oleh aparat Malaysia dan masuknya kapal Diraja Malaysia ke perairan Indonesia. Ini seperti tindakan kaki tangan asing. Tidak beretika dan tidak berintegritas. Tembak saja. Blok Ambalat milik kita, tak perlu berunding. Sama dan sebangun jika Jakarta diklaim Malaysia. Apa kita juga perlu berunding dulu ? Punya kita kok dirundingkan ? Jangan lembek, hajar saja kalau berani masuk ! 10.000 orang Malaysia maju, akan datang 100.000 orang Indonesia. Bonek ( bondo nekad ) semua.

Aparat Malaysia gemuk2 dan lamban, prajurit kita kekar dan garang2. Saya, sampai tergetar melihat semangat tempur Pak Permadi. Ketegasan akan mengembalikan respek Malaysia pada kita. It make sense. Sayang, belakangan ini tak dilakukan oleh pemerintah kita. Sehingga terjadilah peristiwa ribuan TKI dicambuk dan disiksa majikan dan aparat Malaysia. Tak sebanding dengan pengembalian jasad Dr.Azahari dengan penuh hormat ke keluarganya di Malaysia. Padahal ia dan teroris asuhannya sudah meluluhlantakan dunia pariwisata kita bertahun-tahun hingga tak terhitung kerugiannya. Bahkan masih berlangsung hingga hari ini, dengan masih buronnya Noordin M.Top juga para kadernya.

Kita cinta damai, tapi kita lebih cinta kemerdekaan. Kita siap perang untuk menciptakan ( menekan terbentuknya ) perdamaian dan saling hormat. Kita harus kuat dan tegas mulai sekarang. No more excuse ..

Written by Savitri

3 Juni 2009 at 17:09

Ditulis dalam Ragam

Tagged with