Madani & Manusiawi

Great People, Bandung, West Java, Indonesia.

Archive for April 2010

Konf. Asia Afrika, Sensus 2010, Kereta Parahyangan pensiun & Car Free Day

with 2 comments

Trotoar samping Gedung Merdeka tempat berlangsung Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Peringatan 55 tahunnya berakhir Sabtu ( 24/4/2010 ). Serangkai kegiatan kreatif untuk mengenang semangat perdamaian dan kebangsaan. Bandung, ibukota Asia Afrika. 73 % negara2 di dunia. Baru tersadar peran strategis Kota Bandung. Kota cantik penuh sejarah.

Bandung ibukota Asia Afrika ? Keren, ya. 55 tahun lalu, 106 negara menghadiri konferensi Asia Afrika yang pertama. 73 % dari 151 negara anggota PBB waktu itu. Biaya pelaksanaannya 4,6 milyar rupiah. Saat itu Aljazair belum merdeka.  Irian Barat belum kembali. Ada poros Peking-Moskow. Anti Neokolim 1956. Pada 6 Juni, ultahnya presiden Soekarno, Agusdin membawa tukang2 becak untuk berfoto bersama presiden di Istana Negara. Sejarah adalah guru kehidupan. Jadilah anak2 sejarah dengan kapasitas intelektual yang tinggi.  Historical minded ( kesadaran sejarah ). Government is an art, not science. Kincir bukan bendung ketika menghadapi aspirasi rakyat, kata prof. Agusdin Mahmudin ( 80 th ). Ia adalah ketua konferensi mahasiswa Asia Afrika, sekaligus ketua delegasi mahasiswa Indonesia saat itu. Sang pelaku sejarah.

Pada peringatannya, di sekitar Jalan Asia Afrika, Bandung, berbagai komunitas turut menyemarakkan sampai Sabtu besok ( 24/4/2010 ). 55 tahun KAA ini juga dilaksanakan di berbagai belahan Benua Asia dan Afrika. Di Bandung sendiri, ada acara pengibaran dan kirab 106 bendera negara Asia Afrika, seminar, pameran serta berbagai lomba. Meski dirayakan sederhana, generasi muda diharapkan terinspirasi melestarikan semangat perdamaian dan meneladani nilai2 perjuangan KAA.

Mei 2010,  siap2 disensus, 20 menit oleh petugas BPS  didampingi ketua RT.

1 sampai 30 Mei 2010, sensus penduduk, euy ! Lukman Ismail, kepala BPS Jabar di acara “Bandung First Channel, radio Trijaya” mengatakan sensus ini diantaranya untuk keperluan Daftar Pemilih Tetap ( DPT ), kesejahteraan masyarakat dan Singel Number Identity ( SIN ). Momen ini bisa digunakan Pemkot Bandung untuk memutakhirkan data2 kependudukan Kota Bandung. Pemkot diharapkan bisa menambahkan kriteria2 pendataan warga miskin perkotaan selain syarat2 yang digunakan Badan Pusat Statistik ( BPS ), kata Tedi Rusmawan, anggota Komisi D, DPRD Kota Bandung. Sensus penduduk nasional yang berlangsung 10 tahun sekali ini dapat dimanfaatkan untuk mendata penduduk miskin di Kota Bandung. Kriteria BP tyang tidak sesuai dengan kondisi Bandung harus ditambahkan, nantinya dititipkan ke BPS, agar Bandung punya data yang solid.

Misalnya, kriteria lantai tidak bertegel. Kenyataannya, penduduk miskin di Bandung, banyak yang rumahnya bertegel. Demikian pula, acuan BPS, penduduk miskin adalah yang tak memiliki penerangan listrik. Padahal di Kota Bandung, rata2 sudah menggunakan listrik. Dayanya 450 watt. Pendapatan selama ini cukup didasarkan pendapatan di bawah UMK ( Upah Minimum Kota ). Kalau anaknya lebih banyak, meski pendapatannya sudah UMK tentu berbeda. Penduduk miskin faktanya lebih banyak dari data BPS, sehingga dana yang tersedia tak pernah bisa menuntaskan kemiskinan. Menurut BPS, Rumah Tangga Miskin ( RTM ) di Kota Bandung tercatat 62.400 keluarga. Jika setiap keluarga rata2 4 jiwa, jumlahnya sekitar 249.600 jiwa. Padahal, peserta Jamkesmas ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ) mencapai 340.000 jiwa. Belum termasuk warga miskin yang mendapat Surat Keterangan Miskin. ( PR, 19/2/2010 ).

Penduduk Jawa Barat, terpadat di Indonesia, sekitar 42 juta jiwa. Terbanyak adalah pendatang, dengan pendidikan agak tertinggal. Mayoritas penduduk Indonesia ( 44 juta dari sekitar 240 juta jiwa ) masih bekerja di pertanian. Meski menurun jumlahnya dari tahun ke tahun. Cuma butuh sekitar 20 menit, petugas pencacah berompi biru dengan tanda pengenal ( orang yang dikenal di lingkungan tsb ) didampingi ketua RT akan mendata anda. Akan ketahuan dari data tsb, misalnya, jumlah jamban yang kurang di suatu wilayah sehingga bisa ditambah. Kesehatan masyarakat meingkat.

Feri Kurniansyah, ketua KPUD Jabar mengatakan pihaknya hanya end user dari data BPS. Menjelang pilkada akan ada petugas pemutakhiran yang menvalidasi data pemilih. Para petugas  akan diberi honor untuk sebulan. Selain BPS ada data dari Depdagri, Catatan Sipil, BKKBN dan Pemda. Di Catatan Sipil ada bagian pemutakhiran. Nanti selanjutnya diarahkan untuk menginduk ke BPS. Satu sumber. Sukabumi, sensusnya didahulukan sebagai salah satu pilot project. Melibatkan RT/RW setempat yang bekerja sukarela tanpa gaji. Mereka mengecek dan menempelkan stiker sebagai upaya pemutakhiran data. Kearifan lokal yang patut ditiru.

Imbauan Sensus untuk RT/RW dari Forum RW Bandung.

Walau secara langsung para ketua RW dan RT tidak dilibatkan dalam kegiatan Sensus Penduduk 1-31 Mei 2010, Forum RW Kota Bandung menghimbau dan mengajak ketua RT/RW secara aktif membantu kelancaran pelaksanaan sensus tsb di daerah masing2, sesuai tugas pokok ; menyosialisasikan dan menyukseskan program2 pemerintah daerah kepada masyarakat di wilayah kerja RW. Peran serta aktif sbb :

Menginformasikan pada seluruh warga mengenai maksud dan tujuan dilaksanakannya sensus penduduk, waktu pelaksanaan, dan mempersiapkan bahan2 informasi yang diperlukan oleh petugas sensus seperti identitas kependudukan ( bagi penduduk tetap Kota Bandung dibuktikan dengan Kartu Keluarga, KTP  atau identitas lainnya, bukti kepemilikan tanah/ bangunan, dll ), serta bagi pendatang/ musiman, bukti identitas di mana sebelumnya yang bersangkutan tinggal di tempat asal. Usahakan kepala keluarga atau salah satu anggota keluarga yang mampu memberi penjelasan, ada di tempat sehingga mempermudah dan mempercepat pendataan. Ketua RT agar memonitor pelaksanaan sensus oleh petugas sensus pada waktunya. Menghimbau para petugas sensus melalui lurah setempat, sebelum pelaksanaan sensus, memberitahu dulu ketua RW dan ketua RT setempat, untuk mencegah kesalahpahaman ( ada RW yang petugas sensusnya dari luar wilayah ).

Saat disensus, warga/ kepala keluarga harus menanyakan surat tugas pada petugas sensus. Warga memberikan jawaban yang baik dan benar pada petugas sensus. Memperlihatkan data2 yang diperlukan, tapi jangan sampai menyerahkan data tsb, baik asli maupun fotokopinya. Setelah selesai pendataan, minta tanda bukti telah didata ( biasanya berupa stiker yang ditempel pada kaca depan rumah ). Data2 yang sudah diperlihatkan agar disimpan dengan baik dan disimpan pada tempatnya semula. Jika ada masalah dengan petugas sensus agar melapor ke ketua RT/ RW untuk diselesaikan.

Ketua2 RT/ RW  secara aktif bersama petugas sensus mengecek ulang hasil pendataan sehingga tak ada warga yang terlewat didata dan sekaligus RT/RW memiliki data akhir yang akurat mengenai kependudukan. Semoga pelaksanaan Sensus Penduduk tahun 2010, khususnya di Kota Bandung, dapat berjalan dengan baik, lancar, aman, dan sukses, serta hasilnya bermanfaat bagi warga dan pemkot Bandung. ( Witarsa Wattarman, Pengurus Forum RW, Kota Bandung ).

KA Parahyangan berakhir 27 April 2010. Farewell trip, ikut ?

39 tahun berlalu penuh kenangan. Ingat ketemu jodoh. Ingat pertama kali naik kereta. Mulai 27 April PT  Kereta Api ( PT KA ) menghapus semua operasional KA Parahyangan.  Gara2 rugi 36 milyar tahun 2009, imbas dibukanya tol Cipularang.  Okupansinya hanya 50-60 %. Baru untung jika di atas 80 %. KA Argo Gede koridor Bandung-Jakarta yang rugi 40 milyar tahun lalu, masih dipertahankan. Pilihan yang sulit. Argo Gede nanti diupayakan menempuh jarak Bandung-Jakarta selama 2,5 jam, bersaing dengan kecepatan mobil. Double track sebagai syarat kereta api cepat akan diterapkan, kata Bambang Setyo Prayitno, kahumas PT.KA Daop II. Argo Gede biasanya menarik 4 gerbong kelas eksekutif dengan tarif Rp.60 ribu. Nanti ditambah satu gerbong kelas bisnis dengan tarif Rp.45 ribu, jika masyarakat meminta.

Terakhir, KA Parahyangan tarifnya diturunkan menjadi Rp.20-30 ribu Gambir-Bandung. Terhitung sangat murah dalam ukuran harga saat ini. Tiap 3 jam ada kereta Parahyangan.  Nantinya, gerbong Parahyangan akan digunakan untuk rangkaian KA Malabar ( Malang-Bandung Raya ), KA baru yang melayani jalur Bandung-Malang akan dioperasikan mulai 30 April 2010. KA Malabar unik, karena dalam satu rangkaian lengkap, ada kelas eksekutif ( 2 gerbong ), bisnis ( 3 ), ekonomi ( 2 ) dan kereta barang ( 1 ). Berangkat dari  Stasiun Bandung setiap pukul 15.30 WIB dan tiba di Stasiun Malang pukul 8.11 WIB. Dari Stasiun Malang berangkat pukul 13.30 WIB dan tiba di Stasiun Bandung pukul 08.37 WIB.  Kelas ekonomi di KA Malabar merupakan kelas ekonomi plus2, karena okupansinya dibatasi 125 % ( kelas ekonomi biasanya 150 % ), berhenti di sedikit stasiun, tak ada pedagang asongan, lebih bersih, dll, kata Slamet Suseno, Kepala Daop 2 Bandung.

KA Parahyangan, riwayatmu dulu ..

Jalan rel, minim pengereman, membuat kita mudah terbuai lamunan, lalu kenangan. Dengan pemandangan indah yang dilalui, terasa berat melepas kepergiannya. 39 tahun melayani warga Bandung - Jakarta. KA Parahyangan, farewell my love ..

Jalan sendiri, tak banyak pengereman memang patut dikenang. Mulanya 31 Juli 1971, Menhub Frans Seda didampingi gubernur Jabar, Solihin G.P. dan Dirut PN KA, Ir. Soemali meresmikan KA Patas Utama Parahyangan. Namanya waktu itu. Lahir menggantikan seniornya KA Pasopati yang sudah dioperasikan sejak 20 April 1964. Pasopati menempuh Bandung-Jakarta ( hanya sampai Jatinegara ) dalam waktu 3 jam 12 menit. Parahyangan menempuhnya 2,5 jam. Puncak kejayaan Parahyangan pada dekade 1980-an dengan okupansi rata2 90 %.

Ketua Indonesian  Railways Reservation Society  ( IRRS ), Aditya Dwi Laksana mengusulkan kereta Parahyangan dioperasikan beberapa hari, jangan dihapus begitu saja. Wahyu Daryanto, ketua Komunitas Edan Sepoor ( KES ) mengatakan okupansi Parahyangan saat weekend ( Jumat, Sabtu, Minggu ) selalu penuh. Kenapa tidak dibatasi operasionalnya pada akhir pekan saja ?  Pecinta kereta Parahyangan mengharapkan setelah KA Parahyangan dihapus, ada inovasi jalan2 memori bersama komunitas.  Even kereta kenangan ini diadakan minimal setahun sekali. Ketua Komunitas Pecinta dan Pelestarian Perkeretaapian Indonesia mencetuskan gagasan seremonial penghentian KA Parahyangan yang dulu menjadi barometer kinerja PT KA. Bersih, tepat waktu dan nyaman. Empat komunitas pecinta KA pun sepakat melakuan farewell trip dengan menumpang KA Parahyangan no.72 dari Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung. Tanggal 26 April 2010 hari Minggu sore, perjalanan terakhir. Naik kereta api, tut, tut, tut …

Lodaya Trafic Care, facebook-nya Car Free Day, Mei 2010. Jalan mana, ya ?

Car Free Day semakin sering dilaksanakan di berbagai kota. Untuk mengurangi emisi karbon, menyelamatkan bumi dan kesehatan kita. Di Bandung, anda pilih di Braga, Dago, Pasupati ?

Sebagai bentuk kepedulian pada lingkungan, Satlantas Polwiltabes Bandung bekerja sama dengan Pemkot Bandung dan dinas terkait, akan menggelar program Car Free Day pada Mei mendatang. Tiap hari Minggu antara pukul 6.00  sampai 11.00  WIB. Seperti kota2 lain, tak diperkenankan satu kendaraan bermotor pun melintasi jalan raya yang dijadikan kegiatan Car Free Day ( hari bebas kendaraan ). Selama 5 jam, warga bebas menggunakan sarana jalan untuk aktivitas positif tanpa perlu takut tertabrak kendaraan.

Kasatlantas Polwiltabes Bandung, Ajun Kombes Prahoro Tri Wahyono, didampingi Wakasatlantas Komisaris Gondo, menuturkan, ada 3 alternatif lokasi yang akan dijadikan tempat pelaksanaan Car Free Day. ”Lokasi tersebut ; Jalan Ir.H.Djuanda, flyover Pasupati, atau Jalan Braga. Kami masih mengumpulkan data2 situasi dan kondisi untuk menentukan titik mana yang kira2 tepat.”

Pada Car Free Day nanti, tidak seluruh ruas jalan itu ditutup. Untuk Dago, yang ditutup antara Simpang Dago hingga Cikapayang. Penggal Pasupati yang akan ditutup yaitu dari Pasteur hingga Taman Sari. Sementara untuk Braga, hanya ruas yang berbatu andesit yang ditutup. Namun, belum ditentukan titik mana dari 3 alternatif itu yang dipilih. Soalnya, kami juga harus memikirkan efek yang ditimbulkan jika jalanan itu ditutup. Seperti kemacetan dan rencana pengalihan, kata Prahoro. Ia sempat nyeletuk, bahwa ruas jalan yang tepat untuk lokasi Car Free Day adalah Jembatan Pasupati. Tepat dalam arti efek kemacetan yang ditimbulkan, tidak terlalu besar dibandingkan dengan 2 titik lainnya. Dago, misalnya. Pada hari Minggu biasanya dipadati wisatawan yang ingin berbelanja di factory outlet atau tempat makan. Braga pun demikian, di pusat kota. Jadi, yang paling memungkinkan ya Pasupati, ujarnya.

Namun, bukan berarti itu sudah ditetapkan. Untuk menentukan, polisi dan pemkot akan menjaring pendapat warga. Bisa dengan telepon, SMS, atau via group di Facebook, yaitu Lodaya Trafic  Care. Rencananya, titik Car Free Day bisa berpindah-pindah tiap minggunya. Atau mungkin bisa ada di beberapa titik sekaligus, kata Prahoro. Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan acara Operasi Citra Pelayanan Polantas Lodaya 2010 yang digelar mulai 14-27 April. Ada kegiatan sosialisasi UU no 2/2009 tentang LLAJ, pelayanan SIM, penanganan kecelakaan lalu lintas, penegakan hukum lalu lintas dan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli. ( Satrya Graha/PR, 19/4/2010 ).

Written by Savitri

22 April 2010 at 19:49

Ditulis dalam Ragam

Tagged with ,

Jalan Braga jadi kawasan pedestrian, sebelum batu andesit kian rusak. Bersepeda ?

with one comment

Braga yang tersohor sampai ke Eropa. Permukaan jalan dilapisi batu andesit. Belum 2 minggu dipasang sudah dilewati beban kendaraan sehingga rusak di beberapa tempat. Sedang diupayakan menjadi kawasan pedestrian. Mei 2010 menjadi pilihan tempat Car Free Day. Jalan bisa lebih awet.

Jalan Braga harus segera difungsikan sebagai lahan bagi pejalan kaki ( pedestrian ). Jika tidak, kondisi jalan yang kini dipasangi batu andesit akan semakin rusak. Sejak diresmikan 30 Desember 2008 hingga kini Pemkot Bandung belum berniat menjadikan Braga kawasan pedestrian. Padahal, rencana itu semua digulirkan sebagai salah satu usaha meraih kembali kejayaan Braga.

Pasti nanti butuh biaya perawatan tidak sedikit kalau cepat rusak begitu. Harus berani kembali ke rencana awal, paling tidak, bisa digunakan untuk pesepeda, kata wakil ketua DPRD Kota Bandung, Tedi Setiadi. Pemkot harus berani mulai menutup Braga, sehingga bisa digunakan pejalan kaki, minimal melakukan uji coba dulu, kaji rekayasa lalu lintasnya. Di Kota Bandung, kan sudah banyak jalan yang direkayasa. Awalnya mungkin macet, tapi lama2 akan terbiasa dan dicari jalan keluarnya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan ( DBMP ) Kota Bandung, Iming Akhmad mengatakan, saat ini tak ada anggaran untuk melakukan perbaikan di Braga. Hanya upaya2 pemeliharaan. Kerusakan pada andesit itu terjadi karena pengguna sudah melewatinya ketika pengerjaannya belum selesai benar. Mestinya setelah 2 minggu baru boleh dilewati. Agar kondisi Braga tidak selalu rusak, salah satunya dengan segera merealisasikan jalan itu sebagai kawasan pejalan kaki.

Kondisi Jalan Braga saat ini, batu2 andesitnya mulai tak beraturan di beberapa titik. Banyak batu tidak rapat satu sama lain. Permukaannya menjadi bergelombang, sehingga ketika melintasinya terdengar suara benturan batu dengan batu. Pada 2008, ruas Jalan Braga dilapisi batuan andesit sepanjang 370 meter. Menghabiskan 32.722 lempeng batu senilai Rp.1,8 miliar APBD Kota Bandung. April 2009 Braga rencananya sudah menjadi kawasan pedestrian, namun sampai April tahun ini masih terus dilintasi kendaraan. Akibatnya, berkali-kali jalan tsb harus diperbaiki, diantaranya mengganti pasir yang semula digunakan untuk menempelkan batu andesit itu dengan semen agar lebih kuat menahan beban. Namun, rupanya upaya itu tak sepenuhnya berhasil. ( PR, 19/3/2010 ).

Baju ngetrend di Paris, ngetrend di Braga.

H.Herdiwan, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, menulis ; Jalan Braga seolah menyimpan magnet yang tak pernah lekang oleh jaman. Tetap besar daya pikatnya. Pengunjung merasa senang dan bangga bila sudah jalan2 ke Braga. Meski macet, tak nyaman berjalan, banyak bangunan tak terawat, susat parkir dan terkadang melihat hal yang ‘menakutkan’.

Konon, dulu, bila ingin tahu atau beli model baju ngetrend di pusat mode Paris, tersedia di pertokoan Jalan Braga. Ingin hiburan berkelas, datanglah ke gedung AACC dan Merdeka. Mengeluarkan uang di Braga saat sight seeing seolah  menaikkan status, meski untuk kacang geledeg, suuk, bajigur, bako, daun kawung di kaki lima. Saat ini, pengunjung weekend di Braga, terutama para gadis, mengenakan pakaian terbaru, paling disukai dengan mode yang sedang digandrungi. Daya magisnya Jalan Braga.

Bayangkan, suasana Jalan Braga yang nyaman, tak terserempet kendaraan ketika menikmati berbagai atraksi. Di beberapa titik, didirikan sarana aktivitas kesenian bagi pengunjung. Ada tempat dengan pengeras suara bagi pengunjung yang bisa memainkan alat musik. Yang ingin bermain musik tradisional, disiapkan alat musiknya. Mau ngahale uang, melantukan pantun buhun/ modern atau demo padungdung penca. Mangga. Disediakan panggung untuk mereka yang mau atraksi sulap, melawak, demo melukis, membaca puisi. Pengunjung bisa membayar dengan nilai yang layak atas apa yang ditontonnya. Disediakan sarana bagi pengunjung yang mau ceramah mengajak pengunjung lain menyisihkan dana bagi korban bencana alam, kaum duafa atau pembangunan masjid.

Pengunjung unjuk kebolehan ? Waktu & tempat kami persilakan ..

Jalan Braga, saat Braga Festival 2009. Anda yang musisi bisa unjuk kebolehan di sini. Yang aktivis ingin berorasi, silakan. Imagine that ..

Penanggung jawab Jalan Braga menyiapkan meja2 sajian makanan asli kreasi warga Bandung. Juga, kerajinan tangan yang kreatif, menarik. Pengunjung yang akan angkaribung habis memborong berbagai barang, bisa naik travelator ( tangga berjalan seperti di bandara internasional ) mulai dari Jalan Asia Afrika depan Hotel Preanger. Pengunjung memarkir mobil di sekitar Jalan Asia Afrika bawah melingkar ke Jalan Lengkong Besar. Yang naik angkot, saat turun bisa langsung menggunakan travelator atau sebaliknya sepulang dari Braga. Travelator diadakan di ruas Braga-Asia Afrika, Braga Naripan, dan Braga-Kantor Walikota, dinaungi dari hujan dan panas.

Pendanaan tak harus semua dari APBD Kota Bandung, karena gubernur saat menutup Braga Festival 2009 berjanji siap membantu mewujudkan kawasan Braga menjadi tempat pangjugjugan bagi semua orang. Jika impian itu terwujud, Braga akan kembali menebar pesona. Barangkali masuk Guiness Book dengan travelator terpanjang di dunia. Makin bangga mengatakan, “belum ke Bandung kalau belum ke Braga”.

Written by Savitri

22 April 2010 at 19:18

Ditulis dalam Ragam

Tagged with