Madani & Manusiawi

Great People, Bandung, West Java, Indonesia.

Archive for November 25th, 2009

Rumah : jenis, garis sempadan, syarat & kegunaannya.

with 7 comments

Rumah mewah, jenis yang dikoleksi/ diincar para selebriti Hollywood, bangsawan Eropa atau pengusaha kaya raya di dunia Barat. Pencapaian materi adalah simbol sukses penganut faham sekuler. Hirarki Abraham Maslow terpenuhi, tapi hisabnya akan berat di akhirat, kelak.

Sesuai hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow, setelah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaniahnya ( sandang, pangan dan kesehatan ), maka kebutuhan akan rumah merupakan salah satu motivasi untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik dan tinggi. Dengan memiliki rumah, walaupun kecil, secara hakiki pemilik telah menguasai ruang yang dapat diatur sesuka hatinya, sesuai seleranya. Ruang tsb akan memberikan respon terhadapnya, artinya dapat tercipta suasana timbal balik dan saling menghidupkan. Dengan demikian, suasana home telah tercipta pada house tsb. Bukan lagi sekedar menghindari hujan dan panas, tetapi memberikan ketenangan, kesenangan, bahkan kenangan akan segala peristiwa dalam kehidupannya.

Karena rumah telah menjadi satu dengan hidupnya, maka tercipta mikro kosmos ( rumah dan suasananya ) terpadu dengan makro kosmos ( lingkungan kota, daerah, negara, dunia, alam ), secara harmonis yang saling mempengaruhi. Hubungan yang tidak serasi akan mengakibatkan ketidaktenangan dan ketidakstabilan hidup. Menyadari hal tsa, disepakati untuk membangun rumah untuk memenuhi kebutuhan rakyat banyak. Untuk membangun rumah yang layak, sehat untuk dihuni, berikut ini dasar2 perencanaan rumah dari segi bentuk, jenis, serta aturan tata kota untuk membangun rumah tinggal :

Rumah berdasarkan bentuk penggunaannya

  • Rumah tunggal : punya satu pintu bebas dengan jalan masuk sendiri, misalnya rumah di kota, villa
  • Rumah majemuk : punya beberapa pintu masuk
  • Rumah berpindah tempat : misalnya trailer pada rumah mobile
  • Rumah bukan tempat tinggal : misalnya rumah yang bersifat darurat, non permanen, untuk menanggulangi keadaan darurat, akibat bencana alam.

Rumah berdasarkan jenisnya

Rumah tunggal. Berdiri sendiri dalam persil, terpisah dengan rumah di sebelahnya. Tingkat privasi & kenyamanannya yang tertinggi.

Rumah deret. Ingat rumahnya Huxtable di Cosby Show juga seperti ini. Rumah2 di Eropa & Amerika ini diikuti sebagian pemukiman elit di Indonesia.

  • Rumah tunggal ( detached houses ) : rumah berdiri sendiri pada persil, terpisah dengan rumah di sebelahnya.
  • Rumah kopel ( semi detached houses ) : rumah yang umumnya berada pada satu persil, satu bangunan terdiri dari 2 unit rumah dengan satu atap.
  • Rumah deret ( row houses ) : jenis hunian yang unitnya menempel satu sama lain, umumnya maksimal 6 unit berderet.
  • Rumah tipe Maisonettee : terdiri 2 lantai, bisa berupa satu unit tersendiri, bisa berderet, dapat berada dalam massa yang besar, umumnya lantai satu untuk kegiatan umum ( ruang tamu, keluarga, makan, dapur ) dan lantai 2 khusus ruang tidur. Luas bangunan antara 40-70 m2 ( jumlah luas lantai atas dan bawah ).
  • Luas persil antara 45 – 165 m2. Kecuali untuk persil di sudut, dapat ditambah pada sisi sejajar dengan jalan samping, sesuai ketentuan minimum lebar GSB ( Garis Sempadan Bangunan ).
  • Apartemen : bangunan besar bertingkat banyak, terdiri unit2 hunian, setiap unit terdiri 1 – 3 lantai.
  • Rumah inti : hanya terdiri ruang2 pokok ( tidak lengkap ) yaitu ; WC, kamar tidur, dapur dan satu ruang serbaguna, yang perkembangannya di kemudian hari dilakukan penghuni sendiri sesuai arahan dari pengelola. Luas minimum 12 m2, dimungkinkan pengembangannya menjadi rumah sederhana lengkap seluas minimum 36 m2. Rumah sub inti : hanya terdiri kamar mandi/ WC dan satu ruang serbaguna.
  • Rumah tumbuh : rumah yang dibangun secara bertahap sesuai kemampuan penghuni, tetapi denah keseluruhannya telah dirancang.
  • Rumah berjenjang ( terrace house ) : memiliki taman, umumnya bertingkat, dibangun pada tapak yang berlereng/ miring.
  • Rumah spit level ( Spit level house ) : memiliki mezanin untuk ruang keluarga dan ruang tamu terpisah lantainya, tapi secara split.
  • Court houses : rumah yang mengelilingi satu ruang terbuka di tengah, rumah yang beratrium.

Persyaratan garis batas pada bangunan rumah tinggal

Halaman depan diisi dengan aneka tanaman. Selain untuk penghijauan, keindahan, juga untuk buffer kebisingan. Home sweet home.

Taman dalam rumah ( inner court ). Jenis court houses sering terlihat pada rumah2 China tempoe doeloe.

Garis batas bangunan adalah persyaratan teknis yang mengatur posisi rumah di atas tanah yang sudah ditetapkan ukuran dan jenis penggunaannya ( persil, kaveling ). Jenisnya ;

  • Garis Sempadan Jalan ( GSJ ) : batas pekarangan terdepan, batas terdepan pagar yang boleh didirikan
  • Garis Sempadan Bangunan ( GSB ) atau Garis Muka Rumah ( GMR ), Rollyn : batas dinding terdepan rumah pada sebuah persil, panjang antara GSB dan GSJ ditentukan persyaratan yang berlaku untuk setiap jenis bangunan dan letak persil setempat.
  • Guna GSB : rumah memiliki halaman depan yang bisa digunakan untuk taman atau penghijauan sehingga timbul kesegaran dan keserasian dengan lingkungan. Rumah lebih aman karena tidak langsung dimasuk maling. Bisa dimanfaatkan sebagai pelindung ( buffer ) bising lalulintas, tempat bermain anak2, dll. Jarak tsb memungkinkan dibuat teritis atap yang cukup lebar untuk melindungi ( penghuni ) rumah dari cuaca buruk.
  • Garis Jarak Bebas Samping ( GJBS ): Pada bangunan rumah tunggal, sering ada induk bangunan dan anak bangunan yang biasa disebut paviliun. Jenis ini boleh dibangun rapat dengan batas persil samping, posisi dinding terdepan anak bangunan pada jarak minimal 2 kali jarak GSB dan GSJ sesuai persyaratan. Lebar GJBS antara rumah dan batas pekarangan ditentukan berdasarkan jenis bangunan dan perpetakan tanah setempat. Luas area bebas sampaing : jarak bebas samping x jarak antara GSB dan GSJ yang ditentukan. Jarak bebas samping untuk memenuhi persyaratan kesehatan, kenyamanan dan keindahan, mengingat faktor iklim tropis di Indonesia, dengan ciri2 temperatur udara tinggi, curah hujan besar sepanjang tahun, sudut datang matahari yang besar. Adanya jarak bebas samping menyebabkan : terjadinya sirkulasi udara yang baik ke dalam ruangan untuk mengurangi panas dan lembab. Penyinaran matahari langsung ke dalam ruang minimal sejam sehari, baik untuk kesehatan. Rumah dapat dilengkapi dengan teritis atap yang cukup melindungi ( penghuni ) bangunan dari panas matahari dan curah hujan.
  • Garis Bebas Jarak Belakang ( GBJB ) : batas dinding belakang rumah terhadap batas pagar belakang. Panjang garis belakang ditentukan sesuai jenis bangunan dan lingkungan persil tanah setempat. Di halaman belakang sebuah persil boleh didirikan bangunan turutan ( paviliun ), asal bangunan tsb tidak menyesaki seluruh halaman belakang. Halaman kosong di sini minimal lebarnya sama dengan panjang garis jarak bebas belakang yang ditentukan. Jadi, luas halaman kosong tsb minimal = pangkat 2 panjang garis belakang. Tujuan garis jarak bebas belakang : memungkinkan sirkulasi udara dan sinar matahari secara langsung ke dalam ruangan, memungkinkan pertamanan di halaman belakang guna kesejukan dan keindahan rumah, menghindari/ mencegah bahaya menjalarnya api, bila terjadi kebakaran, sebagai tempat servis ( jemuran ), dll, sehingga tidak merusak pemandangan rumah bagian depan, aman terhadap pencurian, dan sebagai tempat rekreasi/ bermain para penghuni rumah. ( Ir.Toni Sudjaja, M.Arch.Eng )

Garis2 batas bangunan ditentukan oleh dinas bangunan & tata kota setempat, melalui serangkaian penelitian, untuk memberi manfaat optimal bagi penghuni rumah dan warga kota di sekitarnya.

Written by Savitri

25 November 2009 at 13:10

Ditulis dalam Ragam

Tagged with

Situs Trowulan & Batujaya : kejayaan ki Sunda, surga arkeolog & bukit hantu.

with 16 comments

Seorang arkeolog tengah asyik menggali sisa candi bawah tanah di situs Gading Melati, Batu, Jawa Timur dalam rangkaian ekskavasi mencari jejak2 peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13 Masehi.

Situs Majapahit. Terbayang sosok Hayam Wuruk dan Gajah Mada yang gagah, berpakaian seperti kostum wayang orang atau sinetron laga mendatangi tempat ini. What's on their mind ?

Bubat, dimanakah gerangan ? Dicari peninggalannya sampai pelosok Trowulan, tak kunjung ketemu. Trowulan adalah situs bekas ibukota kerajaan Majapahit, tempat Raja Hayam Wuruk bertahta dengan Mahapatih Gajah Mada. Bubat sendiri adalan nama wilayah di Majapahit yang menimbulkan luka emosional masyarakat Sunda. Namun tulisan ini sama sekali tak bertujuan mengangkat luka lama. Peristiwa Bubat yang banyak disebut dalam naskah kuno Sunda, rencananya akan diangkat menjadi tema cerita film oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Pertanyaannya, bisakah peristiwa Bubat mempertautkan budaya kedua wilayah tersebut ?

Menoleh ke belakang, sejarah masa lalu kedua wilayah pertautan budaya ini diwakili Kerajaan Sunda Galuh dan Kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan ini berusaha menjalin hubungan lebih erat lewat perkawinan. Namun, setelah tiba di Bubat, kisah tragis menimpa rombongan Kerajaan Sunda. Rombongan yang dipimpin Prabu Linggabhuana mengantarkan putri kesayangannya Dyah Pitaloka Sunda atau Dewi Citraresmi untuk menjadi permaisuri Hayam Wuruk. Karena salah paham, rombongan tsb malah ditumpas habis oleh perang yang tidak seimbang.

Prabu Linggabhuana merasa direndahkan karena putrinya dianggap persembahan dari kerajaan bawahan. Ia lebih memilih mempertahankan kehormatan, meski harus gugur bersama putrinya. Seluruh rombongan memilih belapati. Peristiwa tsb lantas disebut perang Bubat. Gajah Mada lalu bersumpah Palapa, dengan perkecualian tak menjamah wilayah Sunda. Kedua kerajaan berdiri sejajar, seperti sebelum peristiwa terjadi.

Nama Hayam Wuruk & Gajah Mada tak ada di Jawa Barat sejak Perang Bubat.

Candi Majapahit, menjadi obyek turisme baru.

Peristiwa Bubat sama sekali tak disinggung dalam naskah Negarakretagama atau Desawarnana karya Mpu Prapanca. Kebalikan dengan naskah2 kuno Sunda yang ditulis 2 abad kemudian, diantaranya ; Pararaton, Kidung Sunda, Carita Parahyangan dan naskah Wangsakerta. Bahkan, menurut Zoetmulder ( 1974:1984 ) kisah itu ada di Kidung Sunda naskah Bali ( I Gusti Ngurah Bagus, 1991 ).

Bubat bisa jadi bukan di Trowulan, sebagaimana anggapan selama ini. Dari foto udara dan ekskavasi, situs Trowulan memiliki banyak parit. Secara logika, sulit dibayangkan Prabu Hayam Wuruk datang ke lapangan Bubat untuk menghadiri upacara keagamaan dan kenegaraan dengan mengendarai kereta yang ditarik 6 ekor kuda. Naskah Negarakretagama yang diselamatkan saat Perang Lombok tahun 1894, sayangnya tidak menyebutkan di mana letak Bubat.

Hayam Wuruk adalah raja terbesar Majapahit, raja ke-4 yang berkuasa selama 30 tahun ( 1350-1389 ). Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, berkuasa selama 17 tahun ( 1292 – 1309 ), dimulai dengan mendirikan pemukiman di hutan Tarik, dekat Mojokerto. Ia jadikan Tarik, sebagai pusat kekuasaannya. Raden Wijaya digantikan putranya, Jayanegara ( 1309-1328 ), lalu putrinya, Tribhuwanatunggadewi ( 1328-1530 ). Selama Jayanagara dan Tribuwanatunggadewi berkuasa, terjadi beberapa kali pemberontakan, namun ibukota Tarik, tak sampai jatuh ke tangan musuh. Widyapurbawan ( arkeolog ) Prof.Ayatrohaedi pernah lama meneliti situs Trowulan. Ia mengatakan, Tarik merupakan kota bertuah, tak ada alasan memindahkan ibukota Majapahit ke Trowulan.

Bubat merupakan kota bandar yang terletak di sisi sungai besar, tak jauh dari Tarik. Mengutip keterangan penduduk setempat, Bubat terletak di tepi Sungai Brantas yang palungnya membelok dari arah selatan ke utara, dan terus ke arah timur. Di sinilah, kapal2 yang ditumpangi Prabu Linggabhuana berlabuh, lalu membangun perkemahan. Di bagian selatan sungai ini pernah ditemukan sisa2 bangunan dari batu kuno dalam jumlah cukup banyak, berserakan di mana-mana. Di sinilah letak Dusun Maedowo dalam naskah Negarakretagama, dengan sebutan Madawapura. Jika ingin menemukan puing peristiwa Bubat, alm Mang Ayat menyarankan penelitian diarahkan ke Tarik.

Wastukancana : kaisar cilik, long live the king …

Kisah Perang Bubat yang dipahat pada candi.

Peristiwa Bubat meninggalkan kesedihan mendalam. Bisa dimengerti mengapa sampai sekarang penduduk Jawa Barat tak menggunakan nama Hayam Wuruk dan Gajah Mada sebagai nama jalan. Kerajaan Sunda Galuh sempat mengalami kekosongan pimpinan. Calon penggantinya tak bisa segera naik tahta. Ketika peristiwa Bubat, Prabu Wastu ( Wastukancana ) baru 9 tahun. Selama hampir 9 tahun pula, ia diasuh pamannya, Patih Bunisora sampai dianggap cukup umur dan cakap memimpin.

Wastukancana dikenal sebagai raja yang bijak dan berumur panjang ( 104 tahun ). Tinggalannya berupa 6 prasasti di situs Astana Gede Kawali, Ciamis. Setelah wafat ( 1475 ), ia digantikan oleh 2 putranya dari 2 permaisuri. Wilayah Kerajaan Sunda meliputi Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta dan sebagian Jawa Tengah itu kemudian dibagi dua. Sang Haliwungan dinobatkan menjadi Raja Sunda bergelar Prabu Susuktunggal. Saudara tirinya, Ningrat Kancana dinobatkan menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Dewa Niskala. Kedua wilayah kerajaan ini dibatasi Sungai Citarum.

Prabu Siliwangi dalam lukisan di Keraton Kasepuhan. Tampak garang, meyakinkan. Prestasinya menyatukan 2 kerajaan ; Galuh dan Sunda. Juga, mengantarkan Kerajaan Sunda Pajajaran ke puncak kejayaannya.

Di tengah jalan, Dewa Niskala harus turun tahta karena melakukan 2 kesalahan. Setelah peristiwa Bubat, Raja Sunda dan kerabatnya tabu menikah dengan kerabat dari Majapahit. Dewa Niskala menikahkan putrinya Ratna Ayu Kirana dengan Raden Baribin, kerabat Kerajaan Majapahit yang mengungsi karena pergolakan politik pasca jatuhnya Prabu Kertabhumi ( Brawijaya V ). Kesalahan kedua, Niskala menikahi seorang gadis dalam rombongan Baribin. Gadis itu sebenarnya sudah bertunangan, namun terpisah dengan kekasihnya. Dalam Carita Parahyangan dinamakan “estri larangan ti kaluaran” ( wanita yang tak boleh dikawin ).

Niskala digantikan putranya, Jayadewata yang berhasil mempersatukan 2 wilayah terpisah, lewat perkawinannya dengan Kentring Manik Mayang Sunda, putri Prabu Susuktunggal. Untuk kedua kalinya ia dinobatkan, dengan gelar Sri Baduga Maharaja. Ia memilih berkedudukan di Pakuan, kota Bogor sekarang. Sri Baduga berhasil mengantarkan Kerajaan Sunda Pajajaran ke puncak kejayaannya. Dalam karya sastra, namanya sering diidentikkan dengan Prabu Siliwangi. ( Her Suganda/ PR, 22/10/2009 )

Komen A.Savitri :

Kita tahu sekarang, dari mana Jalan Siliwangi ( letak Sabuga ) dan Wastukancana ( letak Balai Kota ) berasal. Ada Kodam Siliwangi. Ada juga Stadion Siliwangi, tempat bobotoh Persib biasa nonton tim kesayangan urang Bandung beraksi. Wastukancana berangkat dari anak yatim pasca perang Bubat, lalu jadi raja bijak hingga usia 104 tahun. Siliwangi menyatukan Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh ( kembali seperti masa Wastukancana ), membawa tatar Sunda ke puncak kejayaan. Tak semua orang namanya bisa dipakai untuk menamai jalan protocol, atau patungnya menghiasi kawasan utama. Pastilah Siliwangi dan Wastukancana manusia istimewa. Berjasa bagi negara dan bangsanya, sehingga pantas dikenang, menjadi inspirasi perjuangan serupa bagi generasi sesudahnya.

Saya suka curios ( penasaran ) pada peradaban tinggi yang pernah dicapai oleh manusia pendahulu. Di Rengas Dengklok, kabupaten Karawang, ditemukan 24 reruntuhan artefak Sunda. Dari 14 kotak ekskavasi ditemukan tembikar, manik2 dari emas, logam, kaca, candi glondongan, bahkan kerangka manusia prasejarah ! Lokasi berharga itu kini dinamai Situs Batujaya. Arkeolog dari Indonesia, Perancis, Belanda, Birma dan Thailand gotong royong membuka tabir gundukan bata berukuran 6 x 6 meter setinggi 4 meter di tengah persawahan subur milik orang Sunda. Jarang2 orang Jabar punya peninggalan sespektakuler ini. Biasanya, candi milik orang Jawa Tengah atau Jawa Timur saja. Namun, kali ini, Jawa Barat bisa mematahkan “mitos kepemilikan” candi tsb. Situs Batujaya menarik perhatian peneliti dunia, bahkan disebut-sebut sebagai penemuan besar abad ini. Wah, wah, wah ..

Candi Batujaya/ Jiwa, di Rengas Dengklok, Karawang, menemani kehadiran Candi Cangkuang ( Syiwa ) di Leles, Garut. Candi Batujaya yang terbuat dari bata kini menjadi candi tertua di Jawa ( abad ke-4 / ke-5 M ). Candi di Jateng & Jatim memakai batuan gunung (andesitik), umurnya lebih muda.

Situs Batujaya.Ditemukan candi, tembikar, manik2, alat logam & kerangka manusia prasejarah. Betul2 pahe. Satu lubang ketemu semua yang diingini para arkeolog. Komplit.


Bambang Budi Utomo ( arkeolog Badan Arkeologi Nasional ), Hasan Djafar ( arkeolog FIB-UI ), Pierre Yves Manguin ( arkeolog ECOLE ), Sandra ( arkeolog EFEO ), Wannasaru Noonsuk ( arkeolog Thailand ), Dimas ( mahasiswa UI ) menindaklanjuti penemuan awal Fakultas Sastra UI Jurusan Arkeologi, tahun 1985 itu. Rupanya, pada abad ke 5 – 6 Masehi, di lokasi persawahan seluas 5 km2 itu, pernah ada pusat pemujaan agama Budha pertama dan terbesar. Penduduknya sudah mahir membuat gerabah, batu bata, mengenal teknologi sep, stuko dan pembuatan alat2 dari besi pada awal sejarah. 2500 tahun silam, mereka telah melakukan kontak dagang dengan bangsa India. Di kedalaman 2,5 meter ditemukan 9 kerangka manusia bersama tembikar ( bermotif Arikamendu, India, dengan 30 jenis pola hias yang tenar pada abad ke 3 Masehi ) dan bekal kubur. Situs Batujaya yang menjadi kelanjutan masa prasejarah ke sejarah, telah menunjukkan masyarakatnya yang terkenal dengan budaya Buni.

Bulan Juli 2006 ditemukan puluhan kerangka, yang jika diteruskan menggali bisa mencapai ratusan. Tua muda, anak kecil, pria, wanita, ada di sana tulang belulangnya. Komplit. Komunitas peneliti dari Universitas Leiden ( Belanda ) dan Universitas Soborn ( Perancis ) menyelusuri silsilah manusia prasejarah dari ras mongoloid ini melalui tes DNA. Selama ini, Lawangan, Gilimanuk menjadi pekuburan terbesar di Indonesia. Situs Batujaya berpeluang memecahkan rekor.

Kalau anda pernah nonton film horor Poltergeist, anda pasti ogah mengorek lapis demi lapis tanah yang menghantui rumah. Ada ratusan kerangka manusia di sana yang arwahnya gentayangan. Pakai sikat gigi pula. Warga sekitar Batujaya ngeri mendatangi Bukit Jiwa yang terkenal angker. Namun tak demikian halnya dengan para peneliti yang setia menyisir dengan kuasnya. Hari demi hari, mereka lalui penuh semangat, demi memenuhi rasa ingin tahu.( semoga mereka tak dihantui mimpi buruk atau penampakan2 selama ekskavasi ). Bukit Jiwa mendadak surganya arkeolog. Candi balandongan, tembikar, manik2, kerangka prasejarah, ditemukan sekaligus dalam satu lubang. Benar2 pahe ( paket hemat ). Di situs lain, biasanya candi saja, tembikar saja atau kerangka saja. Tidak satu paket.

Kesimpulannya, tempat angker tidak identik dengan malapetaka. Bisa jadi ia blessing in disquise seperti Situs Batujaya. Kita beri applaus dan apresiasi tinggi kepada para pemberani, penguak keping sejarah masyarakat Sunda. Leluhur orang Bandung, juga leluhur Siliwangi dan Wastukancana. Keep up the good work, people ..

Written by Savitri

25 November 2009 at 11:48

Ditulis dalam Ragam

Tagged with ,